Part 7: Upik Abu

202 44 8
                                    

"Bila sepi, degup ini seakan menyebutkan namamu. Mencoba abai, tapi malah terluka hatiku."

🍁 🍁 🍁

Zara menilai sebentar penampilannya. Seragam kateringberwarna salem  ia padukan dengan pashmina hitam dengan bross kecil tersemat di puncak kepalan. Wajahnya nampak bersinar dengan tambahan bedak tipis dan lip gloss soft pink.

Salah satu ladang usaha Zara ialah menjadi karyawan Amanda Katering milik Bu Sati, tante Shelin. Zara memanfaatkan kemampuan tata boganya untuk bergabung dalam agen katering tersebut. Seharian ini tim menerima pesanan besar-besaran dalam sebuah acara di hotel Diamond. Zara rasa pemilik acara tersebut teramat kaya sehingga jenis makanan yang mereka pesan amat berkelas.

"Zara, pakaikan eyeliner ini, dong," pinta Shelin. Omong-omong, Shelin ditugasi Bu Sati menjadi wakil manajer di Amanda Katering milik beliau. Bukan karena Shelin merupakan puterinya, melainkan memang Shelin berbakat dalam hal mengkoordinis suatu komunitas.

Dengan telaten Zara melukiskan eyeliner pada kelopak mata Shelin dengan hati-hati. Zara tersenyum geli melihat riasan sahabatnya itu, sudah seperti mau kondangan saja. "Udah," ujar Zara.

Shelin menilai kelopak matanya lewat kaca. "Perfect! pasti bakalan banyak cogan yang tersihir sama aku deh, Ra."

Zara menowel pipi sahabatnya gemas, selalu saja begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zara menowel pipi sahabatnya gemas, selalu saja begini. Shelin termasuk gadis yang mudah jatuh cinta, bisa dibilang dia play girl. Entah sudah berapa laki-laki yang berstatus sebagai kekasihnya. "Lah... Udah nggak sama Zafran kamu?"

"Bosen. Dia over posesif," jawab Shelin sambil mengedikkan bahu. Rambut hitam kemerahannya berkilau tertimpa cahaya.

Shelin membalikkan badan menghadap Zara lalu menatapnya sejenak. Tangan kanannya terulur ingin memoleskan bedak pada wajah mulus Zara. "Eh eh mau ngapain?" sergah Zara.

"Dandanin kamu lah, pakai make up kok tipis banget," kilah Shelin.

"Nggak!" tolak Zara.

"Dikit aja. Ra. Aku tau wajah kamu itu wajah Tameca"

"Paan tuh?" ucap Zara dengan ekspresi heran.

"Tameca, Tanpa make up udah cantik"

"Maka dari itu aku nggak mau pakai make up yang over, orang udah Tameca" jawab Zara sambil menjulurkan lidahnya diakhir kalimat kemudian berlari masuk ke dalam mobil.

"Zara! Ya ampun keras kepala banget. Dasar! Pantes aja nggak cepet punya pacar!" seru Shelin dengan memberengut kesal.

"Biarin, pacarannya besok aja kalo udah nikah! Udah ah ayo Lin buruan naik keburu telat," teriak Zara yang kini sudah memposisikan diri di dalam mobil katering.

🍁 🍁 🍁

Perjalanan menuju hotel hanya membutuhkan waktu lima belas menit saja. Kini, semua tim sudah sibuk dengan tugasnya masing-masing. Kali ini tim dipimpin oleh Bang Tomi, laki-laki bertubuh tambun, berkumis tebal dan tak lupa dengan level kegalakan di atas rata-rata. Perfeksionisnya memang bagus, sehingga ia tak segan-segan mengeluarkan umpatan kasar pada pegawai yang bertugas dengan buruk saat bekerja.

Bride from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang