Bab 39: Ingkar

114 28 1
                                    

Rey mengerjapkan mata menerima sorotan mentari yang kini secara tidak sopan menyapanya. Aroma sup jagung menyapa indra penciuman Rey, membuat perutnya mendemo keras pemiliknya. Rey baru ingat bahwa seharian ini ia belum memasukkan makanan sedikitpun ke dalam mulutnya. Rey meraba suhu tubuhnya sudah tidak terlalu tinggi. Otaknya berpikir keras tentang siapakah sosok yang merawatnya semalam. Tidak mungkin bukan jika alat kompresnya bisa berjalan sendiri.

Ingatannya jatuh pada Zara, istri yang tidak ia anggap selama dua hari. Sebenarnya bukan maksud Rey untuk tak menganggapnya, hanya saja waktu itu hati dan otaknya sedang fokus memikirkan keadaan Keyra yang sedang dirawat di rumah sakit. Belum lagi masalah Romeo yang tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar.

KREEKKK

Pintu terbuka, menyisakan Zara yang sedang tertatih membawa nampan berisikan aneka macam hidangan. Rey kemudian menutup matanya kembali agar terlihat masih terlelap. Rey masih bingung harus dengan cara apa ia memberikan pengertian kepada Zara mengenai kepergiannya selama dua hari ini.

Zara meletakkan nampan beratnya ke atas mejadi samping nakas. Perlahan Rey merasakan kedua lengannya ditepuk secara halus oleh Zara. "Rey, makan dulu, yuk,"

Rey mendiamkan panggilan Rrey selama beberapa saat agar akting bangun tidurnya terasa sempurna. Rey memmbuka mata perlahan dan sesekali terbatuk ringan. Zara segra membantu Rey untuk duduk, Zara menyodorkan segelas air putih untukya, baru ia menyuapkan sup jaung bakso ke dalam mulut Rey. Kemudian,ia menyodorkan paracetamol untuk Rey.

Usai itu, Zara lantas pergi meninggalkan Rey tanpa sepatah kata pun. Sedangkan Rey berada di antara rasa kecewa. "Kenapa Zara terlihat tenang-tenang saja mendapatiku telah mengecewakannya?"

🍁

Hari beranjak siang, Zara masih saja berkutat dengan dengan beberapa menu khas padang di dapur. Sejak semalam, Zara tiba-tiba sangat merindukan masakan padang langganannya bersama Shelin. Akhirnya Zara memutuskan untuk memasaknya sendiri. Kini, di hadapannya terdapat sekitar delapan piring berisikan lauk pauk khas Padang.

Saat sedang sibuk-sibuknya mengolah masakan, tiba-tiba saja Rey mengambil kursi dan duduk tepat di samping Zara berdiri. Ia mengamati gerakan Zara yang terlihat lues memainkan peralatan masak super mahal milik Rey. Zara terlihat tidak memedulikan keberadaan Rey sama sekali. Kesal karena tak digubris, Rey melanjutkan aksinya dengan memainkan ujung rambut Zara dengan telunjuknya. Biasanya dengan begini Zara akan langsung memarahi Rey karena kegelian. Tapi, kali ini Zara hanya diam tak berkutik. Rey rasa ia sudah sangat keterlaluan pada Zara sehingga membuat istrinya itu puasa berbicara padanya.

Dengan sebal, ia mencomot daging rendang yang sedang diolah Zara. Karena terburu-buru akhirnya telunjuk Rey terbentur panasnya wajan, membuat telunjuknya melepuh sempurna. Zara yang panik segera menyeret Rey menuju wastafel dan membersihkan bekas luka tersebut. Ia berlari ke taman belakang mengambil getah lidah buaya untuk dioleskan ke luka Rey.

Usai itu, Zara mendorong tubuh Rey untuk duduk di kursi meja makan. "Di sini aja. Kalau udah siap, aku panggil," ucap Zara ketus.

Zara membalikkan tubuh hendak kembali ke dapur merawat rendangnya. Sayangnya, pergerakannya tertahan oleh Rey yang mencekal kuat lengannya. Terpaksa Zara menoleh pada Rey, padahal sejujurnya ia sedang sangat bermalas hati berhadapan dengan laki-laki satu ini.

"Maaf," ucap Rey tulus. Zara yang sedang malas berdebat dan memang sudah memaafkan Rey hanya menjawab ucapan Rey dengan anggukan saja. Zara memutuskan untuk kembali melangkah ke dapur. Lagi-lagi langkahnya terhenti kala Rey berjongkok di hadapan Zara sembari memegang kedua telinganya, persis seperti seorang anak yang tertangkap basah mencuri oleh ibunya.

Zara bukanlah pemarah yang ulung, ia segera tertawa terbahak melihat tingkah konyol Rey. Zara akhirnya ikut berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan Rey. "Aku udah maafin kamu, Rey. Aku yakin kamu sudah cukup dewasa untuk mengambil sebuah tindakan."

Bride from NowhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang