4

16.9K 774 4
                                    

Rapat udah selesai, rapat tadi itu kaya perusahaan kita sama perusahaan yg lain lagi rebutan salah satu perusahaan. Jadi kita harus bisa menangin perusahaan itu supaya perusahaan kita berkembang.
Gitu lah kira-kira, gue ga paham masalah gitu.
Intinya disini gue disuruh buat bikin model-model fashion terbaru dan bikin semua baru.
Ribet.
Pas gue ke toilet, gue ngeliat Kino lagi dibentak-bentak sama salah satu pegawai.
"Kamu kalo jalan liat-liat dong. Baju gue kotor nih" kata mbak-mbak itu ngebentak Kino.
"Mbak bisa turunkan nadanya?" tanya gue dan langsung gendong Kino.
"Ga usah ikut campur lo. Lo baru kan disini?" tanyanya ke gue dengan nada ngegas, gue liat emang bajunya cuma kena air putih doang yaelah kaya kena apaan aja ngomel-ngomel.
"Saya memang baru disini. Tapi anda tidak berhak marah sama anak yg ga salah" jawab gue ga kalah ngegas.
"Lo ga tau aja anak bos sini kaya apa" katanya sewot
"Kalau pun saya tau, seharusnya anda lebih dewasa. Wajar anak kecil lari-lari. Kalu mau negur bisa perkataanya diperbaiki dan nadanya di halusin" kata gue sambil nenangin Kino yg mulai nangis.
"Mbak siapa sih disini?" tanya gue heran, kayanya baru dia yg berani ngocehin anak bos. Semua pegawai udah liatin gue sama dia.
Ada yg vidioin juga
"Saya harap kalian tetap lanjutkan pekerjaan kalian. Ini hanya masalah kecil, jadi tetap bekerja dan tenang. Biar saya yg selesaikan masalah ini" kata gue lembut ke pegawai lain, mereka semua kembali bekerja walaupun masih ada beberapa yg bisik-bisik.
Vino datang terburu-buru dengan wajah dinginnya.
"Kenapa?" tanya vino ke pegawai itu.
"Saya tadi ditampar sama dia pak. Padahal saya nolongin anak bapak" katanya.
Gue yg bego atau gimana sih? Yang salah siapa woy!
"Bener kamu nampar dia?" tanya vino ke gue.
Gue terkekeh kecil dan ngelihat ke arah Kino.
"Bisa tanya ke anak bapak. Gimana cerita sesungguhnya" kata gue dengan tegas.
"Bener pak tadi dia nampar saya" kata perempuan itu.
"Mau saya antar ke ruangan cctv? Atau butuh rekaman dari pegawai sini?" tantang gue. Ada pegawai yg datang ke arah Vino bawa hp dan nunjukin vidionya.
"Saya yg salah?" tanya gue ke Vino.
"Maafin anak saya" kata pak vino ke pegawai perempuan itu.
"Bukan bapak yg harusnya minta maaf. Tapi mbak ini yg harusnya minta maaf, ga bisa sama sekali mengerti anak kecil dan menghargai anak kecil. Menegur boleh tapi tolong bahasanya, anak kecil seumuran dia itu kaya spon bisa menyerap dan ngelakuin yg sama dari orang lain. Jadi harap berhati-hati" kata gue tegas sambil natap perempuan itu.
"Kino ga usah nangis ya? Sama Papa ya sekarang? Tante mau pulang. Kino gapapa kan?" tanya gue ke Kino yg masih dalam gendongan gue.
"Dak papa tante. Maaci tante tantik" kata Kino dengan senyum manisnya.
Gue nyerahin Kino ke pak Vino.
"Masalah sudah selesai. Saya pamit pulang dan maaf jika mengganggu pegawai yg bekerja. Silahkan lanjutkan dan selamat bekerja" kata gue ke seluruh pegawai. Pegawai semua mengangguk dan senyum ke arah gue, mereka mulai bekerja lagi.
"Saya harap anda tidak mengulangi hal yg sama. Untuk pak vino, jika memang ada urusan dikantor sebaiknya dititipkan ke Ibunya bapak dirumah supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi" kata gue ngomong ke pak vino sama pegawai itu.
"Saya permisi. Daaaa Kino tante pulang" kata gue melambaikan tangan.
"Tatata tante tantik" celotehnya.
Gue pergi ke parkiran dengan sedikit kesel.
Belum punya anak aja udah ngomel-ngomel begini, kalo tu orang punya anak terus anaknya diomelin orang lain gimana coba? Suka kaga?
Emosi gue tuh.
Umurnya Kino masih 2 tahun belum sepantasnya dapat bentakan dan kata-kata kasar.
Mau negur boleh, tapi perkataannya sama nadanya tolong dilembutin.
Paa mobil gue mau jalan pak vino ngetuk kaca mobil gue. Gue keluar dan berdiri di depan pak vino.
"Maaf pak ada apa?" tanya gue sopan.
"Diluar kantor panggil vino. Saya mau minta nomor telpon kamu boleh?" tanya pak vini nunjukin hp nya ke gue.
"Maaf, bukannya saya ga mau ngasi. Cuma buat apa ya?" tanya gue. Gue takutnya nanti ada hal mengganggu gitu.
"Buat Kino. Kalau Kino ngambek nanti tolong bujukin Kino, saya bingung mau bujuk gimana lagi kalau Kino ngambek" kata pak vino.
Gue ambil hpnya dan ngetik nomor gue, vino misscall gue dan gue save nomornya.
"Terimakasih sudah membantu Kino" kata vino lembut ke arah gue.
"Terimakasih kembali. Lain kali kalau butub bantuan buat jagain Kino hubungin saya aja. Kalau saya ga sibuk mungkin bisa ngajak main Kino" kata gue.
"Serius? Nanti kalau butuh bantuan saya telpon kamu. Maaf mengganggu, silahkan kalau mau pulang. Hati-hati" kata pak vino dan dia ngelus kepala gue dong. Gue kaget, kenapa bisa begini.
"Terimakasih. Permisi" kata gue dan langsung masuk mobil.
Gue deg-deg ser, omaigattt dia tadi ngelus kepala gue.
Woyyy butuh oksigen gue!!

Bos Gue Duda Anak 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang