33

8.1K 316 20
                                    

Vino POV

"Caaa!" teriak gue, gue langsung gendong ica bawa masuk ke dalam mobil ambulance.
"Vino mau kemana kamu?" tanya Mama menatap gue tajam.
"Vino mau kerumah sakit sama ica" jawab gue menatap Mama juga.
"Ngapain kamu sama dia? Sandra lebih penting!" bentak Mama
"Ica lebih penting asal Mama tau! Vino mau kerumah sakit sama ica! Ica masih istri Vino!" bentak gue lebih keras.
Mobil ambulance kemudian tertutup dan mobil jalan ke arah rumah sakit dimana ica dirawat.
"Caa bangunn" lirih gue, ini udah lebih dari 1 kali ica selalu masuk rumah sakit cuma buat nolongin orang lain. Sedangkan dirinya? Tak penting seberapa luka dan darah yg dia korbankan.
"Ca bertahan pleasee, ada aku disini" lirih gue sambil megang tangannya ica.
Sampai rumah sakit, ica langsung dilarikan ke ICU.
Gue nungguin ica lama banget, gue duduk dikursi sambil jambak rambut gue frustasi.
Sementara urusan Bino udah ditanganin sama polisi.
2 jam gue nunggu dokter keluar.
"Maaf anda keluarga pasien?" tanya dokter, gue langsung berdiri dan mengangguk tegas.
"Silahkan masuk untuk bisa mengetahui kondisi pasien secara langsung" ajak dokter sembari tersenyum ke arah gue, gue sama dokter masuk ke ruang ICU.
Gue liat ica tertidur pulas, dengan alat-alat yg menempel ditubuhnya. Alat-alat monitoring termasuk monitorng detak jantung juga terhubung sama ica.
Gue ga tau harus berbuat apa lahi disaat kondisi ica kayak gini.
"Pasien mengalami sedikit tekanan batin, kemudian luka bekas operasi dibagian perutnya belum sembuh total. Kondisi tubuh pasien saat ini masih begitu lemas dan belum bisa sadar sepenuhnya. Pasien butuh 4 sampai 5 hari untuk bisa kembali ke kondisi tubuhnya yg sehat. Namun jika tidak ada perubahan maka terpaksa membutuhkan perawatan yg lebih intensif. Diharapkan keluarga pasien bisa selalu mendampingi pasien, karena hal itu bisa membuat keadaan pasien cepat pulih" kata dokter.
"Apakah tidak ada luka lain dok?" tanya gue sambil mandang ica.
"Hanya sedikit trauma yg mungkin pasien alami. Peran keluarga dan orang terdekat pasien sangat penting untuk saat ini" jawab dokter lagi.
"Baiklah saya akan kembali ke ruangan saya untuk membuat laporan tentang kondisi pasien. Jika ada hal penting atau perkembangan bisa pencet tombol merah di atas brankar pasien atau datang ke ruangan saya di sebelah ruangan rawat kamar Anggrek. Saya permisi terlebih dahulu" kata dokter senyum ramah ke arah gue dan keluar ruangan, gue juga tersenyum menanggapinya.
"Untuk jadwal kunjungan pasien 1 hari hanya diperbolehkan 2 orang saja yg bisa mengunjungi pasien. 1 kali kunjungan hanya diperbolehkan selama 25 menit. Mohon pengertiannya pasien butuh istirahat total untuk kondisinya saat ini. Saya permisi pak" kata suster
"Terimakasih sus" jawab gue, suster juga keluar dari ruangan ica.
Gue berdiri disamping brankar ica dan menatap ica.
"Ca? Kamu harus bisa sembuh. Aku gak mau kehilangan kamu, buktiin kalau ini bukan salah kamu. Jangan nyerah ya? Kita harus hadapi bareng-bareng. Aku tau ini sebenernya salah aku, tapi kenapa harus kamu yg nanggung semuanya ca? Aku sayang kamu. Kamu harus bangun dan sembuh, aku gak mau liat kamu kayak gini lagi" ujar gue sambil megang tangan ica dan memberi kecupan di kepalanya.
Gue keluar ruangan ica buat nenangin diri sekaligus berfikir keras gimana caranya supaya gue sama ica gak jadi cerai cuma gara-gara Sandra.

Bos Gue Duda Anak 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang