28

7.2K 322 1
                                    

Gue sekarang lagi di rumah Bino.
Habis dari Rumah Sakit, Bino ngajak gue ke rumahnya.
Kata dokter, gue terlalu banyak pikiran dan kaget juga tadi Sandra sempet mecahin gelas.
"Lo ada masalah apa?" tanya Bino duduk disamping gue ngasi gue minum.
"Gapapa. Bukan masalah besar" jawab gue tersenyum tipis.
"Bukan masalah besar? Kaki lo aja sampai diperban gitu, terus perut lo keram dan lo nangis. Cerita aja sama gue" ujar Vino
"Bukannya gue ga mau cerita, tapi ini masalah keluarga gue. Ga seharusnya gue ceritain ke orang lain, cukup jadi masalah gue sama keluarga gue aja" jawab gue sambil megangin perut gue.
"Terus Kino gimana? Kalau lo kaya gini sama Vino" tanya Bino
"Kino lagi dirumah Mama, gue usahain buat bertahan demi Kino dan anak yg gue kandung" jawab gue natap Bino.
"Kalau lo butuh bantuan, gue bisa bantuin lo. Tapi lo harus bisa bertahan demi anak lo sama Kino, gue yakin lo kuat dan bisa bertahan lo ga selemah itu buat nyerah" jawab Bino
"Gue mau cari makan lo ga ikut?" tanya Bino berdiri mencari kunci.
"Boleh. Tapi gue dimobil aja, kaki gue masih sakit" jawab gue ikut berdiri.
"Yaudah kalau gitu lo tunggu dirumah aja. Gue beliin makan" kata Bino megang bahu gue.
"Gapapa, sekalian buat nenangin diri juga" jawab gue tersenyum tipis.
"Yaudah lo duluan ke mobil. Gue mau ganti baju dulu" ujar Bino ngelempar kunci mobil ke gue.

✨✨✨

Gue sama Bino sampai ditaman deket rumahnya Bino, tadi cuma makan bakso doang. Lumayan buat isi tenaga kan habis marah-marah.
"Kenapa Vino ga nyariin lo?" tanya Bino ngelirik ke arah gue.
"Emang gue penting?" tanya gue balik
"Lo kan istrinya, lo juga lagi ngandung anaknya bentar lagi juga lo mau lahiran" jawab Bino
"Kalau gue istirnya seharusnya dia lebih milih gue" ujar gue sambil tersenyum pahit.
"Lo nanti balik ke rumah? Atau ke rumah abang lo?" tanya Bino natap gue.
"Balik ke rumah aja. Gapapa gue bisa jaga diri kok" jawab gue tersenyum.
"Kalau butuh bantuan bisa telpon gue. Gue bantu" ujar Bino
"Udah sore ayo gue anter pulang" ajak Bino, gue ngikutin Bino sampai dalam mobil.

25 menit diperjalanan, akhirnya sampai dirumah. Gue liat Vino nungguin sambil duduk didepan pintu.
"Vino udah nungguin lo. Cepet baikan ya, kasian Kino sama anak lo" kata Bino tersenyum ke arah gue.
"Makasih banget udah mau nolongin gue. Lo hati-hati ya" ujar gue balik tersenyum
Gue keluar dari mobil dan Bino pergi, gue jalan ngelewatin Vino.
"Pantes kamu jalan sama cowok lain?" tanya Vino menghela nafasnya kasar.
"Kenapa engga?" tanya gue balik
"Kamu istri aku. Ga pantes kamu sama cowok lain" jawab Vino sedikit emosi.
"Syukur kalau kamu masih anggep aku istri kamu" ujar gue terkekeh
"Ngapain aja? Kamu dari mana aja?" tanya Vino
"Kenapa? Apa urusannya sama kamu?" tanya gue menatap Vino.
"Harus berapa kali aku bilang! Kamu istri aku! Salah aku nanyak keadaan kamu!" bentak Vino emosi.
"Istri. Iya aku memang istri kamu, tapi apa hati kamu buat orang lain? Percuma Vin!" balas gue sarkas dan masuk ke dalam rumah.
"Ga usah bahas masalah itu lagi!" bentak Vini dibelakang gue.
"Kamu yg ngungkit duluan" jawab gue
"Bisa kamu hargai aku sebagai suami kamu! Aku ngomong gini juga demi kamu!" teriak Vino
"Anda minta saya untuk menghargai anda. Tapi anda pernahkah menghargai saya sebagai istri dan ibu dari calon anak anda? Demi saya? Jika memang demi saya lantas untuk apa anda tetap memilih dia?" tanya gue udah pake anda-saya berarti gue bener-bener kecewa.
"Aku bilang ga usah bahas itu lagi!" bentak Vino lagi.
"Oke! Saya yg salah! Saya memang salah! Saya selalu salah dimata orang! Buruk! Iya saya memang buruk! Saya sumber masalah!" bentak gue balik dengan emosi air mata gue udah turun membasahi pipi gue.
Seketika penglihatan gue kabur dan gelap.







Brukkkkhhhhhh

Bos Gue Duda Anak 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang