Vino pov
Gue liat ica kaya sempoyongan gitu dan
Brukhhhhhhh
Ica pingsan, pas dipelukan gue.
Gue liat ada darah mengalir di kakinya ica, gue langsung gendong ica dan bawa ke mobil.
Gue langsung ke rumah sakit, jujur ga ada niatan buat bikin ica kaya gini.
Gue panik sama khawatir keadaan ica dan anak gue.
15 menit akhirnya sampai rumah sakit, ica langsung ditanganin sama beberapa bidan dan dokter untuk operasi sesar.
Karena usia kandungan ica masih 8 bulan 2 minggu.
Gue nelpon Mama dan Bundanya ica buat dateng ke rumah sakit.
"Kamu gimana sih vin! Kamu apain ica!" bentak Mama baru dateng
"Maaf ma" ujar gue sambil menunduk
"Mama ga mau maafin kamu kalau sampai terjadi sesuatu sama ica juga cucu mama. Inget kamu vin!" bentak Mama lagi. Gue liat Bundanya ica juga baru dateng sama Rian juga Dio.
"Ica mana?" tanya Bundanya ica.
"Lagi ditangani sama dokter bun. Ica operasi sesar" jawab gue sambil menunduk
"Maafin vino maa, bunn" ujar gue meluk bunda sama Mama dan menangis.
"Kamu udah lakuin yg terbaik. Jangan kaya gitu sama ica lagi ya? Dia hanya terlihat kuat tapi hatinya sangat rapuh. Bunda mohon jaga ica dan cucu bunda" ujar bunda ngusap kepala gue.
"Mama juga ga mau sampai ica nangis lagi. Kamu udah dewasa, pemikiran kamu juga harus dewasa. Bukan hanya sekedar dewasa umur dan wajah aja. Sikap dan sifat kamu juga harus dewasa" kata Mama ngelus punggung gue.
"Lo udah punya anak. Hidup lo baru dimulai, lo punya kehidupan baru. Jangan ngecewain ica, gue apa lagi bunda sama Mama juga dio" ujar Rian beralih meluk gue.
"Ica orang yg kuat. Tapi dia mudah rapuh, lo harus jadi penguat ica disaat ica rapuh. Bukannya malah ngehancurin. Gue percaya sama lo, rubah sikap dan sifat lo" kata Dio mulai meluk gue.Tingg
Bunyi pintu ruang operasi terbuka, gue lihat Ica masih ga sadarkan diri ada infus dan alat-alat pernafasan dan lainnya.
"Suami dari pasien silahkan masuk" kata suster ngelihat ke arah gue.
"Ma tolong temenin ica ya. Bunda sama vino disini" kata gue ke Mama sama bunda. Mama, rian sama dio langsung ngikutin ica, sedangkan bunda sama gue masuk ke ruangan.
"Saya mulai pemeriksaannya ya pak" kata suster yg gendong anak gue.
Serius woy cantik banget, ini serius anak gue?
Selesai diperiksa anak gue langsung dipakein baju yg dikasi sama suster dan udah dibersihin juga.
Puji tuhan normal semua dan lengkap.
"Silahkan pak. Boleh langsung diberi nama dan dibawa ke ruangan ibunya" kata suster tersenyum ke arah gue.
Gue masih takut buat gendong
"Bunda aja. Vino takut" ujar gue ke Bunda, akhirnya bunda gendong anak gue sambil terkekeh.
"Belajar vin biar bisa" kata Bunda mulai berjalan keluar yg gue ikutin.
Untungnya kamar ica ga terlalu jauh dari ruang operasi.
"Mana cucu mama!" sambut Mama kegirangan langsung menghampiri anak gue.
"Lucunyaaa mirip ica semua ya. Copyan dari ica ini tu" ujar Mama
Itu juga anak gue kali, yg buat juga gue.
"Ga mirip lo. Mampus lo kualat" ledek rian ke gue.
"Semoga keponakan gue kaga gila dan goblok kaya bapaknya" sambung dio.
Seketika semua ketawain gue.
Gue meninggalkan mereka yg sibuk liatin anak gue.
Gue beralih ke brankar ica yg disampingnya ditutupin korden.
Gue buka dan gue liat ica udah sadar sambil mandang langit-langit kamar.
Kenapa sadarnya cepet? Tadi ica udah pingsan dan biusnya ga bius total juga.
"Kenapa hem?" tanya gue sehalus mungkin. Ica ngelirik ke arah gue air matanya mulai menetes.
"Hei kenapa nangis?" tanya gue mengusap air mata ica dipipinya.
"Kamu jahat....hiksss....kamu jahat vinnn...." lirih ica menangis.
Gue peluk ica dan ica menangis sambil mukulin punggung gue.
"Pukulin aku aja gapapa. Kamu jangan nangis lagi ya. Aku minta maaf, aku salah" ujar gue mengelus punggung gue.
"Kamu jahat vinnn....hiksss" lirih ica lagiii menangis.
"Kamu mau ap-"
"Arggg" ringis gue. Ica gigit bahu gue dong, mana tajem lagi giginya.
"Udah jangan nangis lagi. Nanti dedenya bangun" kata gue melepas pelukan ica.
"Namanya siapa?" tanya ica lucu dengan mata dan hidung yg merah habis nangis.
"Vica Loura Leokara" jawab gue cepat sambil tersenyum
"Vica Loura Leokara?" tanya ica kebingungan.
"Iya ada gabungan nama kamu sama aku. Bagus ga sih?" tanya gue
"Bagus. Mana vica?" tanya ica mau turun dari brankar.
"Diem disitu. Aku yg bawa kesini, jangan turun dari kasur" kata gue tegas dan mengacak rambut ica. Gue liat ica cemberut lucu sambil menggembungkan pipinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Gue Duda Anak 1
RomanceBos gue yg dingin, cuek, judesnya minta ampun ternyata punya anak. Masih muda coy, sekitar umur 27 tahun punya anak. Gila! Gue yg umurnya 24 tahun aja kaga nikah-nikah. Malah ditinggal nikah gue sama cowo yg deketin gue. Lah gimana ceritanya? Baca a...