27

7.8K 325 3
                                    

Sumpah woii, demi apa gue hamil? Haaa! Serius!
Antara seneng sama sedih bercampur aduk dihati sama pikiran gue.
Sedihnya gue bukan lagi anak muda yg bisa seenaknya keluar-keluar gitu, yg bisa ngelakuin sesuka hati.
Sekarang gue mau punya anak yg harus gue jaga, otomatis gue harus kais contoh yg baik buat anak gue.
Senengnya gue bisa punya keluarga baru, punya cerita hidup baru, bisa ngerasain susahnya jadi ibu dan senangnya jadi orang tua.
Ini masalah waktu dan diri gue yg belum siap.
Memang salah, kalau ga siap ga seharusnya ngelakuin.

🌙️🌙️🌙️🌙️







Waktu berjalan begitu cepat, sekarang kandungan gue sekitar umur 8 bulan 2 minggu. Gue ga dikasi kerja sama Vino, entah apa yg buat dia takut sama gue.
Vino udah berangkat kerja sekitar jam 7 pagi tadi, sekarang waktunya jam makan siang dan gue bawain makanan buat dia.
Ting nong...

Ada suara bel, dan gue keluar buat ngecek siapa yg dateng.
"Hai" sapa Sandra. Gue ga tau dapet dari mana alamat rumah.
"H-hai" sapa gue balik. Gue liat Sandra agak gendutan gitu, terus bajunya juga agak overzise beda sama biasanya dia berpakaian.
"Gue boleh masuk?" tanya Sandra, gue mengerutkan alis dan menatap tajam Sandra.
"Kenapa liatnya gitu?" tanya Sandra tersenyum sinis ke arah gue.
"Gue mau ke kantor" jawab gue mau ngunci pintu.
"Gue masuk ya? Lo ga kasian sama gue?" tanya Sandra
"Maksudnya? Lo ngapain ke sini? Langsung pointnya aja" jawab gue sedikit kesel.
"Bicara didalam lebih enak. Gue masuk ya?" ujar Sandra lagi, gue banting pintunya dan gue masuk lagi mendahului Sandra.
"Santai dong, kenapa emosi banget sih" jawab Sandra mulai duduk disofa sambil ngangkat kaki dimeja. Dikira ni rumah punga dia apa ya, gue getok juga pala nya pakai cobekan.
"Maaf punya etika?" tanya gue selembut dan sehalus mungkin.
"Eh maaf" jawab Sandra sambil ketawa.
"Punya susu buat ibu hamil ga? Bikinin gue dong. Minta 1 gelas doang" kata Sandra berdiri dan berjalan ke arah dapur.
"Lo mau apa sih!" bentak gue, gue udah emosi banget.
"Oh mau gue? Yakin lo mau denger? Gue takut nanti bayi lo kenapa-kenapa" kata Sandra sibuk bikin susu hamil.
"Pointnya!" teriak gue lagi.
"Vino" jawab Sandra santai sambil minum susu hamil yg dia bikin.
Gue natap tajam Sandra, sandra datang ke arah gue bawa gelas kosong.
"Gue mau Vino. Lo ceraiin Vino dan jauhin Vino" kata Sandra tersenyum sinis ke arah gue.
"Maksud lo apaan?!" tanya gue emosi.
"Masih belum paham? Gue mau lo ceraiin Vino. Lo pasti bingung kan kenapa gue minta susu hamil dan gue gendut banget? Gue hamil. Hamil anaknya Vino" jawab Sandra sambil mendekat ke arah gue.
"Lo pasti bohong kan?" tanya gue masih membeku. Mata gue mulai pedih dan sakit dibagian perut gue.
"Buat apa gue bohong? Gue ga mau anak gue nantinya ga ada ayahnya. Jadi gue mau lo ceraiin Vino" jawab Sandra.


Prangggg....




Sandra jatuhin gelasnya didepan gue, kaki gue berdarah.
"Awwww" pekik Sandra
Seketika air mata gue tumpah ngelihat Vino nolongin Sandra yg jatuh didepan gue. Gue kaget Sandra mecahin gelas didepan gue, dan dia jatuh terus Vino? Nolongin Sandra? Drama yg dibuat Sandra bagus banget.
"Sandra? Kenapa?" tanya Vino liat Sandra meringis kesakitan, gue tau dia pura-pura sakit. Padahal gue lagi nahan sakit diperut keram karena kaget dan hati gue sakit liat Vino milih buat nolongin Sandra.
Sandra nunjuk ke arah gue sambil nangis, Vino ngeliatin gue ya gue tatap balik.
"Kamu apain Sandra?" tanya Vino sedikit teriak.
Gue tertawa sumbang walau air mata gue tetep netes dan malah deras mengalir.
"Bagus drama lo Sandra" jawab gue natap Sandra.
"Drama apa?" tanya Vino natap gue sama Sandra bergantian.
"Lo dorong gue dan jatuhin gelas didepan gue, tapi lo masih bilang gue drama? Buat apa gue drama! Lo memang ga pernah suka sam gue kan jadi lo lakuin ini ke gue!" teriak Sandra sambil nangis.
"Ca" ujar Vino tegas.
"Cuma ada dua pilihan kamu percya dia atau aku?" tanya gue natap Vino.
"Pilih Vin!" teriak gue, dan megang perut gue.
"Asshhhh" ringis gue keramnya makin menjadi.
"Kalau aku percaya dia kamu mau apa?" tanya Vino berdiri dihadapan gue.
"Hahahaha. Bagus kalau kamu percaya dia" jawab gue sambil tertawa.
Gue pergi ninggalin mereka, gue keluar rumah dan ternyata ada Bino didepan rumah.
"Bawa gue pergi" kata gue ke Bino, Bino masih diam merhatiin gue.
"Bawa gue pergi Binnn" lirih gue ga sanggup lagi.
"Lo yakin mau pergi?" tanya Bino ke gue, gue mengangguk lemah.
Bino bantuin gue masuk ke dalam mobil dan Bino juga masuk ke dalam mobil.
"Kemana ca?" tanya Bino ngelirik ke arah gue.
"Rumah Sakit" jawab gue singkat.
Bino melajukan mobilnya, gue sempet liat di kaca spion kiri mobil kalau Vino ngejar gue.














Maaf aku telat lagi up nya.
Aku lagi sakit jadi mikir pun ga lancar buat bikin cerita.
Maaf banget, ini pun aku selesaiinnya berusaha nahan sakit dikepala aku pusing banget.
Tolong votenya sama comment biar aku bisa tetep semangat lanjutin ceritanya.
Follow juga akun wattpad aku supaya aku bisa bikin cerita-cerita baru.
💜😕

Bos Gue Duda Anak 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang