14

10.7K 490 4
                                    

Vino POV
Gue ditelpon rian disuruh ke sini buat bujukin ica makan, dari pagi ga mau makan dan sekarang udah sore.
Ica katanya ga keluar kamar dari pagi semenjak kejadian tadi pagi.
Gue ketok kamarnya ica dan bawain sepiring nasi berserta lauknya dan segelas air putih.

Tok...tok...tok...

"Masuk" kata ica dari dalam. Gue buka pintunya dan ngeliat ica di balkon kamar sambil memetik gitarnya. Gue jalan ke arah balkon buat nyamperin ica
"Makan dulu ya?" tanya gue ke arah ica. Ica sempet noleh ke gue tapi dia balik lagi dan mainin gitarnya lagi.
"Ga laper" jawab ica sambil menatap lurus ke arah taman. Kosong pandangan ica, matanya sayu, sedikit memerah dan bengkak.
"Nanti kamu sakit kalau ga makan" kata gue sambil duduk di depan ica.
"Biarin" jawab ica lemes masih dengan gitarnya.
"Satu suap aja ya?" tanya gue bujuk ica.
Ica menggeleng tetep nolak.
"Minum aja kalau gitu ya?" tanya gue
"Gue ga mau" jawab ica air matanya mulai menetes dan ica nangis sambil sesenggukan.
Gue taruh air sama piring ica yg masih penuh, gue ngelepas gitarnya ica dari tangannya ica dan gue peluk ica.
"Hiksss...capekkk" lirih ica dipelukan gue.
"Sttt...capek kenapa?" tanya gue nenangin ica
"Jangan nangis ca. Makan yuk" ajak gue, ica masih tetep menggeleng dipelukan gue.
"Jangan gitu caa. Katanya kangen sama Kino? Makan yuk biar kamu ga sakit, nanti kamu ga bisa ketemu Kino" kata gue lembut dan ngusap kepalanya ica.
"Kenapa harus kaya gini?" lirih ica lagi.
"Aku memang ga seharusnya di dunia ini" lirih ica lagi
"Jangan ngomong gitu. Aku ga suka kamu bilang gitu" jawab gue
"Aku ga pernah ngerasain bahagia" lirih ica masih sesenggukan
"Kamu bahagia sama aku. Aku bakal bahagiain kamu" jawab gue.
"Apa aku harus mati? Baru semua orang bisa peduli dan ngerti perasaan aku?" tanya ica ngelepas pelukan gue dan natap gue dengan air mata yg makin deras keluarnya.
"Jawab" kata ica
"Caa, jangan ngomong gitu" kata gue menghapus air mata ica.
"Kenapa aku ga boleh ngomong gitu? Memang bener kan?" tanya ica lagi.
"Ga ca. Kamu itu berhak bahagia. Aku disini hadir buat bahagiain kamu. Jangan pernah bilang kaya gitu lagi. Kamu bahagia sama aku" jawab gue meluk ica, ica nangis di pelukan gue.
"Makan ya?" kata gue
Ica mengangguk, gue lepas pelukan gue dan nyuapin ica dan sesekali menghapus air mata ica yg keluar.
Setengah piring makanan udah habis dimakan ica.
"Habisin dong" kata gue ke ica. Ica menggeleng keras
"Lagi dikit aja ca. Dua suapan lagi deh" kata gue. Ica tetep menggeleng keras.
"Tantee!!" pekik Kino lari ke arah gue sama ica.
Gue memang bawa Kino ke sini dan Mama, setelah gue ceritain kejadiannya sama Mama.
"Tante kenapa nangis?" tanya Kino.
Ica menggeleng dan menghapus air matanya.
"Tante ga nangis kok" jawab ica tersenyum manis
"Tapi air matanya tante kelual" celoteh Kino
"Tante kelilipan aja" jawab ica dan meluk Kino.
"Tante maemnya dihabisin dong" kata Kino melepas pelukan ica dan menunjuk piring yg gue pegang.
"Macak tante kalah ama tino maemnya dak habis. Tino kalau maem aja nambah 2 piling. Macak tante ga habis" celoteh Kini lucu sambil menggembungkan pipinya.
"Pa cuapin tante ica" kata Kino ke gue. Gue nyuapin ica
"Dihabisin ya tante" kata Kino tersenyum lebar, ica menggangguk dan tersenyum gue ikut senyum.
Akhirnya makanannya ica habis berkat bujukan Kino segelas air putih juga habis.
"Makasih vin" kata ica ke arah gue
"Sama-sama jangan nangis lagi. Kamu bahagia sama aku" jawab gue sambil mengelus kepala ica dan berdiri buat ke dapur cuci piringnya ica. Ica sama Kino main di kamarnya ica tadi.
Gue sedikit lega liat ica bisa senyum, ketawa dan ngomong banyak lagi.

Bos Gue Duda Anak 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang