Bos Gue Duda Anak 1

16

Gue sama vino dibeliin dress sama sepatu hak gitu.
Terus sempat dibawa ke salon juga, sampe diparkiran Vino nutup mata gue.
"Apaan sih vin. Kenapa harus ditutup?" tanya gue didalam mobil
"Diem aja udah" jawab vino dingin, kenapa berubah ya. Gue milih diem dan berkutat dengan pikiran gue sendiri.
"Ayo turun" kata Vino terdengar marah
"Aku ga liat vin" jawab gue. Ya kali disuruh turun sendiri gue, mata gue masih ditutup gini. Gue tampol juga ni Vino
"Ayo turun" kata Vino buka pintu mobil gue dan gandeng gue.
Vino ngarahin gue jalan, gue denger suara orang teriak jejeritan gitu kan gue takut.
"Vin" lirih gue
"Apaan sih! Ikut aja kenapa!" teriak vino
"Duduk lo!" bentak seseorang nyuruh gue duduk dengan paksa
"Senang bertemu dengan lo" suara orang asing, jujur gue takut
"Vinoo" lirih gue
"Vino udah ga disini. Lo akhirnya bisa disini juga. Udah lama gue tungguin lo" katanya lagi
Gue udah nangis sesenggukan
"Lo harus terima apapun. Lo yg bikin gue kaya gini"katanya lagi
"Mau lo apa sih!" teriak gue
"Mau gue?" tanyanya sambil tertawa, gue denger banyak orang tertawa disitu.
Penutup mata gue dibuka dan....

Duarrrrr!!!

"Will you marry me?" tanya Vino didepan gue
Gue liat ternyata ada keluarga Vino dan juga keluarga gue, ada beberapa temennya vino dan juga gue
"Vi-vinoo" lirih gue. Gue nangis disitu sesenggukan
"Jawab dulu dong" kata vino menggoda gue
Gue mengangguk malu
"Apa jawabannya?" tanya vino
"Yes" jawab gue masih nangis
"Yes apa?" goda vino lagi
"Yes i will" jawab gue, vino langsung meluk gue dan orang-orang teriak heboh.
Gue nangis sampai ga berhenti, antara seneng, takut jadi satu.
"I Love You" kata vino ditelinga gue
"Love you too vinoo" jawab gue, vino cium pipi gue dan menghapus air mata gue.
Vino pakein gue cincin warna biru silver gitu.
"Kamu tau arti warna biru?" tanya vino
"Apa?" tanya gue masih sesenggukan
"Arti warna biru itu warna keseriusan, ketenangan, dan ketulusan. Jadi aku cinta dan sayang sama kamu itu tulus, aku pingin kita lebih serius lagi dan menjalani hubungan bersama dengan ketenangan" jawab vino. Gue langsung meluk vino dan nangis di dada bidangnya vino.
"Ekhemmm" dehem bang dio
"Nikahin adek gue dulu baru boleh peluk-peluk" kata bang dio
"Besok gue nikahin!" jawab Vino mantap.
Acara dilanjutkan dengan makan bersama dihalaman belakang rumah Vino. Gue diajak kerumah Vino ternyata, gue baru sadar.
"Tantee" teriak Kino gue balik kebelakang dan ngeliat Kino lari. Gue langsung meluk dan gendong Kino.
"Kino ayok tidur" kata Mamanya vino.
"Tino maunya cama tante ica" rengek Kino mendusel-dusel leher gue
"Ica aja yg tidurin tante" kata gue tersenyum
"Yaudah, kalau udah tidur tolong ditidurin dikamarnya Vino aja" kata Mamanya vino.
"Iya maa" jawab gue dan bawa Kino masuk ke dalam.
"Tante mau ganti baju dulu ya" kata gue ke Kino
Kino mengangguk dan menunggu dikamarnya Vino.
Gue sempat dibawain baju ternyata sama Bunda, gue pinjem kamar mandi Vino.
Gue ganti baju pakai celana kulot coklat dan atasan hitam isi pita dipinggangnya.
"Tino mau digendong" rengek Kino, gue gendong Kino dan ternyata lumayan berat ya gais kecil-kecil gini.
"Bobok yaa, ke luar yuk" ajak gue smabil nidurin Kino
Gue ajak Kino duduk diayunan dihalaman depan rumahnya Vino.
Ga lama nidurin Kino ternyata cepet banget tidurnya, mungkin kecapean dan udah malam banget jam 11 lebih.
"Ca" kata Vino
"Stt..Kino udah tidur" ujar gue, vino nyamperin gue.
"Kamu kalau ngantuk tidur dikamar aku aja, Kino juga sekalian" kata Vino ngelus kepala gue.
"Kamu tidur dimana nanti?" tanya gue sambil terus nidurin Kino
"Aku bisa tidur dikamar Kino. Atau mau tidur bareng? Hem?" goda Vino
"Jangan aneh-aneh deh" kata gue dan masuk ke dalem.
"Cocok ni jadi Mamanya Kino" kata bang rian
"Jangan ribut bang" kata gue kesel
Gue jalan ke arah belakang, buat ngasi tau Bunda sama Mama.
"Uhuyyy jadi Mama muda ni kayaknya" goda temen-temen gue
"Ga salah pilih Vino" goda temennya Vino ke gue.
Gue minta izin buat nidurin Kino dikamarnya Vino dan sekalian nginep disini, katanya Bunda juga nginep disini tapi bang rian pulang sama istrinya dan juga keponakan gue.
"Yaudah Vino nanti biar tidur dikamarnya Kino aja" kata Mama
"Ga vino ga mau" jawab Vino dibelakang gue
"Aaaaaa" lirih Kino, gue nepuk pantatnya Kino dan nidurin Kino lagi.
"Terus gimana?" tanya Mama
"Tidur bareng lah" kata Vino dengan gaya coolnya dan liatin gue dengan senyum smirknya
"Awas aja kamu berani tidur sama ica, sama Kino. Ga jadi nikah kamu" kata Mama galak ke arah Vino
"Mampus" gumam gue
"Bilang apa tadi?" tanya Vino
"Apaan sih?" tanya gue balik, gue ninggalin Vino yg lagi kesel.
Gue tidurin pelan-pelan Kino dikasurnya Vino dan gue tidur disampingnya.
Gue meluk Kino dan sesekali nenangin Kino yg kayanya terganggu