Part 3 | Perasaan Dendam

333 125 70
                                    

Kifah memandang langit-langit kamarnya. Yup. Ia memikirkan perkataannya saat pembekalan untuk camping kemarin. Dirinya merasa bersalah. Tidak sepatutnya ia berkata begitu kemarin.

Flashback on

Kami seangkatan menuju ke aula sekolah. Apalagi kalau bukan pembekalan untuk besok berangkat camping. Kifah melihat dari beberapa orang dikelas X MIPA 2. Siapa lagi kalau bukan Fatih? Yup. Dia mencari sosok itu. Sosok yang membuat mood nya hancur karena permasalahan berteman.. atau mungkin melebihi itu?
Tapi, keberangkatan untuk study tour dijadwalkan besok. Tapi, dirinya tidak melihat sosok cowok itu. Yang selalu mensorotinya apabila mereka bertemu.

"Kemana dia? Apa mungkin dia gak dateng? Sakit? Lomba? Bolos? Yaelah cowok kayak dia mah mana mungkin bolos.." Gumamku dalam hati.

Flashback off

Tiba-tiba Ifa membuyarkan lamunanku. Lamunan akan sosok yang membuatku benci bertubi-tubi karena ucapan itu.

"Lu napa hmm? Ngelamun terus sih luu!"

"Yah gak papa!" Jawab Kifah.

Saat dirinya di panggil untuk mengambil kartu nama untuk pemberangkatan besok, hasilnya nihil. Gak ada orangnya. Hatiku bergumam.

"Lah.. tuh orang napa?" Gumamku dalam hati.

Saat namanya disebut, teman-teman kelasnya pun bersorak mengatakan bahwa ia sakit.

"Ohh sakit yah? Are you kidding me?"

"Kasian banget Fatih.. pasti besok dia gak dateng!"

"Ya elahh.. orang gitu aja dikasihanin! Biarin lah dia sakit.. kalo boleh nanti pulang camping baru sembuh!"

"Doa lu gila yah?"

"Yah biarin.. daripada ganggu hidup gue coba! Lu mikir deh kalo aja gue gak maju tuhh waktu jawab soal matematika.. gue gak bakal berurusan tuh sama yang namanya Fatih!"

"Hemm... ngaku gue salah gue yang nyuruh elu maju!" Ucap Ifa dengan muka rasa bersalahnya itu.

"Gue gak salahin elu, Fa! Tuh hanya takdir yang mempertemukan gue sama tuh cowok norak!"

"Asli nih cewek keluar deh bahasanya!"

"Faa! Nurul Akifah yang manis ini.. lu belum tau Fatih tuh gimana udah nge-judge aja. Kalo gue mah langsung terima tuh Fatih! Mungkin dia gak berani dekat ama elu karena emang dia pake perantara lewat si Ifan kan? Sekali-kali muka lu tuhh.. gak dingin bisa? Biar cowok yang lu suka bakal lari!"

"Do you believe that the boy will leave me?"

"Trust me! Try to open your heart for Fatih! I know he's kind and serious, he likes you " ucapan Ifa membuat kepala gue terputar untuk memahaminya.

"I will.."

"Lagi pula Devan gak pernah chat lu lagi kan? Yahh tinggalin aja lah! Dia kan hanya sahabat elu! Just best friend. No more!"

"Yah udah iya iya!" Ucap Kifah pasrah.

🌸🌸🌸

Akifah's POV

Ucapan Ifa membuat pikiranku seperti hilang arah. Tidak seharusnya aku berprasangka seperti itu. Tidak seharusnya aku mendoakannya seperti itu. Aku tau itu salah. Salah banget malah.

Aku memikirkan dirinya yang gak tau dia dimana dan keadaannya seperti apa sekarang. My mind is full of him now.
Saat gue memikirkannya, tiba-tiba handphoneku berbunyi.

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang