Akifah's POV
Lusa nanti aku sudah lomba. Semua keperluanku sudah tersedia. Tinggal aku mempermantap materi yang akan aku presentasikan nanti. Saat aku sedang memahami dan menghafal kata-kata yang berada dalam lembaran kertas itu, tiba-tiba sosok laki-laki berdiri disampingku membawa makanan dan minuman berupa nasi goreng dengan telur yang berada diatasnya beserta sosis, bakso, dan juga ayam yang dipotong kecil tercampur dalam nasi itu. Tidak lupa pula, es teh yang menggugah selera itu.
"Makan nih! Diminum juga tehnya! Lo belum makan siang! Kalo lo mau lomba, harusnya dijaga pola makannya. Bukan nyiksa diri kayak gini." Ucap laki-laki itu sambil menaruh piring nasi goreng dan juga gelas yang berisi es teh itu di atas mejaku.
"Tumben perhatian. Biasa gue nyiksa diri gak peduli dia." Batinku.
"Ohh.. makasih. Ehh tunggu. Duit lo gue ganti yah?" Ucapku sambil mencari dompetku yang berada di dalam tas dan mengambil kertas yang bertuliskan 20 ribu.
"Gak usah. Gue ikhlas."
Selang beberapa menit keadaannya menjadi hening. Aku pun akhirnya membuka suara.
"Lo gak makan?"
"Kalo gue beliin lo makanan, berarti gue udah makanlah!"
Aku pun kembali berfokus pada lembaran kertas yang berisi tulisan itu sambil menghafalnya.
"Tumben lo gak banyak ngoceh sana sini?" Tanya Fatih.
"Gue lagi fokus ngafal. Lo gak usah bawel. Oke? Kalo lo bosen liat gue, pergi aja sono!" Usir Kifah.
"Siapa bilang gue bosen liat lo?"
Deg
"Nih orang candanya kelewatan." Batinku.
"Gue aja gak liat wajah lo! Gue natap handphone gue dari tadi! Yahhh geer kan lo!" Ejeknya.
"Tuh kan kena jebakannya lagi!"
"Tau ah! Udah sana gue mau fokus dulu!" Kesalku.
"Iya iya." Jawabnya pasrah.
Akhirnya Fatih memilih pasrah dan keluar dari ruangan meninggalkan Kifah sendirian dikelas.
🌸🌸🌸
Hari kemarin pun berlalu. Malam ini aku merapikan semua pakaian yang akan aku bawa beserta peralatan lomba, aku simpan ke dalam koper. Saat aku memasukkan satu per satu barang-barangku ke dalam koper tiba-tiba handphone ku berbunyi.
Drtt..
Aku pun mengambil handphone ku yang berada di atas kasurku. Aku pun melihat isi chat itu. Aku pun membacanya kata demi kata. Aku mengernyitkan keningku saat membaca kata-kata tersebut. Seperti halnya teka-teki minggu lalu, hanya berbeda kata saja.
Dekat. Teman kecil. Elementary school. Celaka.
Saat aku membaca kata-kata itu, seketika tubuhku menegang dan tanganku bergetar. Aku mulai bingung bahkan sangat bingung. Apa maksud orang ini mengirimkan teka-teki mengerikan seperti ini?
Aku pun berfokus pada kata elementary school dan teman kecil. Aku bisa menyimpulkan bahwa orang ini menjebak teman-teman dekatku. Aku dengan cepat menelpon Fatih dengan tangan yang masih sedikit gemetar karena dia adalah sasaran dari peneror itu.
Tit..titt.. tit..
Selang 3 menit, akhirnya Fatih mengangkat sambungan teleponku juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [END]
Teen FictionNurul Akifah. Cewek pintar di angkatan, manis, tetapi dingin sedingin es. Dia seperti itu karena dia harus fokus dengan masa depannya tanpa mau melirik cowok yang mau dekat atau ngajak pacaran sekali pun. ----- Muhammad Fatih Aditya. Anak multitale...