Akifah's POV
Aku pun mengambil tas dari bagasi bus seraya menghirup udara segar. Udah lama banget aku gak menghirup udara seperti ini. Dingin dan asri. Kicauan burung-burung masih sangat kedengaran persis di desa-desa gitu. Pohon-pohon juga masih banyak banget. Ngarep di Jakarta kek ginian. Malah yang menjamur tuh gedung ama apartement yang aku gak tau sampai tingkat berapa.
"Gita, Ifa makan yuk! Laper guee!"
"Ya udah hayuk." Jawabnya bersamaan
Aku pun membalikkan badan untuk mengambil makanan di tasku. Dan ketika aku membalikkan badan, aku mematung dalam sekejap.
"Gue gak salah liat kan? Atau pengaruh gue rabun kali yah? Tapi masa sihh? Atau bayangannya aja kali yah kebanyakan mikir dia seminggu ini?"
Cowok itu makin mendekat ke arahku. Semakin mendekat dan mendekat.
"Kaget yah gue datang? Pasti lu mikir gue sakit kan?"
Aku masing mematung ditempat. Ditambah lagi udara dingin di daerah ini yang membuatku semaking mematung didepan sosok lelaki ini. Aku bahkan tidak menjawab pertanyaannya.
Dan aku pun langsung pergi. Pergi meninggalkan dia sendirian.
"Gue berdoa gak dateng malah dateng! Argg..!" Gue berdecak frustasi. Ifa dan Gita aja sampai bingung. Gimana gak frustasi coba? Tiba-tiba datang dan dia lagsung ada di hadapan gue berdiri tegap dengan badan tinggi sekitar 170 cm dengan menggunakan hoodie celana jeans berwarna hitam. Ya kali gue mau liat dia gimana. Gue ama dia kayak tiang listrik ama tembok pagar.
Dan gue pun berpikir kenapa cowok itu harus ada dihadapn gue secepat itu?
"Ini masalah waktu atau takdir yang harus mempertemukan gue dengan dia?"
"Woi.. lu pake acara ngelamun segala! Makanan please!"
"Ya elah nih orang!"
Aku pun mengangkat tasku yang berat ini. Kebayang gak cewek kayak aku gak kecil-kecil amat tapi ngangkut tas besar kayak gini? Kalo Ifa bilang mah gak lama lu jatuh terus tasnya yang tindis elu.
Saat aku masih berjalan melewati jalanan yang dibilang tidak kecil dan tidak besar tapi bagus, Ifan pun memanggilku dari jauh.
"Kifaah!"
"Hmm?"
Tuh orang nyiksa banget dah. Gue baru nyampe eh.. ngajak siapa lagi kalo buka Fatih.
"Tuhh bicara sana!"
Aku pun tertawa kecil. Masih ada ternyata cowok kayak gini. Malu-malu didepan cowok yang disukainya. Eh, tapi tadi kan nggak? Aku nya aja yang diemin. Terus ngehindar.
"Gue mau bicara!"
"Semua orang juga tau kalii kalo lu mau bicara! Astaga nih orang!"
"Lu mau mulai dari mana?"
"Serah lu lah! Lu yang ajak gue ngomong coba kenapa nanya ke gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [END]
Teen FictionNurul Akifah. Cewek pintar di angkatan, manis, tetapi dingin sedingin es. Dia seperti itu karena dia harus fokus dengan masa depannya tanpa mau melirik cowok yang mau dekat atau ngajak pacaran sekali pun. ----- Muhammad Fatih Aditya. Anak multitale...