Akifah's POV
Aku pun berlari menuju kelasku bersama dengan Ifa, Gita, dan Devan. Kami pun masuk ke dalam dan duduk dibangku masing-masing.
Aku hanya memainkan handphone ku asal. Melihat notif pesan yang sama sekali tidak ada didalam sana. Saat aku mengotak-atik handphone ku, aku tiba-tiba kepikiran Fatih. Hanya Fatih yang sekarang ada didalam pikiranku. Aku tidak tahu bagaimana cara mengeluarkan isinya yang berkaitan dengan Fatih.
"Lo sebenarnya kenapa sih Fat? Kenapa isi pikiran gue hanya elo sih? Bisa-bisa gue gangguan jiwa ingat lo!" Ucapku dalam hati.
Ketika aku lagi kepikiran Fatih, tiba-tiba Ifa membuyarkan lamunanku.
"KIFAHHH!"
Aku langsung tersontak kaget dan hampir membuat jantungku seperti mau lompat rasanya.
"Lo kenapaa sihh hah?"
"Makanya jangan ngelamun! Akhir-akhir ini lo melamun terus! Lo mikir apa sih?"
"Lagi mikir masa depan!" Ketusku.
"Lagi mikir masa depan lo ama Fatih? Ya elah.. masa depan lo berdua mah, udah cerah banget kali Fa!" Jelas Ifa panjang lebar.
Aku hanya memblalakkan mataku mendengar ucapan yang keluar dari mulut Ifa. Dasar ember.
"Husstt.. nanti kedengaran Devan Ifa!" Bisikku dengan mendekatkan mulutku ke samping telinganya.
"Emang lo masih sayang ama Devan?"
"Bukan itu. Gue diledekin habis-habisan nanti ama dia! Mulutnya juga tuh dalam kategori "ember" juga! Bisa-bisa satu angkatan tau loh!"
Ifa hanya menghelah nafas pasrah. Ia malas meladeni diriku yang punya berbagai alasan agar tidak membahas Fatih untuk kali ini.
"Lo gak ke kelasnya musuh lo?"
Aku langsung mengernyitkan keningku mendengar kata-kata yang barusan keluar dari mulut Ifa.
"What for?"
"Minta maaf lah!"
"Gue gak ada salah kok minta maaf? Emang kita lebaran apa?"
"Lo bisa gak sih peka jadi cewek Fa? Dia tadi ngambek!" Ujar Ifa dengan nada yang sedikit meninggi.
"Kalo dia ngambek mau diapain? Mau dibeliin es krim di kantin?"
Ifa hanya berdecak kesal mendengar semua yang kuutarakan padanya.
Aku dengan cepat langsung menghela nafas kasar.
"Hemm iya." Jawabku datar.
Aku hanya menghela nafas pasrah. Aku pun berdiri dari bangkuku bersama dengan Ifa.
Aku dengan segera langsung menuju ke kelas Fatih yang berada di sebelah kelasku. Sebenarnya aku masih bingung, tidak ada angin, tidak ada hujan main pergi gitu aja.
Aku pun mengintip di depan pintu kelasnya. Aku pun melihat sekeliling kelasnya, tetapi aku tidak menemukan sosok itu. Dan untungnya, aku bertemu dengan Reza.
"Lo nyari Fatih? Ada dibelakang lagi nyandar dia! Keasikan main game dari tadi! Lagi pacaran ama game nya dia! Lo masuk aja! Gak papa kok!" Ucap Reza panjang lebar.
"Hanya Kifah aja nih? Gue nggak diajak?" Ucap Ifa sambil memanyunkan bibirnya.
"Kalian kan sepaket? Masuk aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [END]
Teen FictionNurul Akifah. Cewek pintar di angkatan, manis, tetapi dingin sedingin es. Dia seperti itu karena dia harus fokus dengan masa depannya tanpa mau melirik cowok yang mau dekat atau ngajak pacaran sekali pun. ----- Muhammad Fatih Aditya. Anak multitale...