Part 15 | Memilih Siapa?

131 40 25
                                    

Akifah's POV

Aku pun dengan cepat berlari menuju ke lapangan. Hampir semua siswa seangkatan ikut menonton. Syukurlah mereka belum mulai untuk bertanding. Aku pun dengan segera mencari tempat duduk yang kosong dipinggiran lapangan. Keadaanku sekarang yang masih shock ditambah lagi mereka berdua mau tanding. Dan aku tidak tahu mengapa mereka bertanding dengan raut wajah yang penuh dengan emosi.

Akhirnya setelah sekian lama, aku mendapatkan tempat duduk yang kosong. Saat pertandingan akan dimulai, Fatih mengeluarkan senyum manisnya kepadaku.

"Goblok banget sih lo jadi orang! Lo kira gue barang apa? Dipertaruhkan? Masih senyum-senyum segala lagi? Emang senyum lo buat gue tenang apa?" Ucapku didalam hati.

Pertandingan basket pun akhirnya dimulai. Supritan pun akhirnya dibunyikan. Kalian tahu gimana perasaanku sekarang? Aku serasa mempertaruhkan hidup dan mati.

Tak terasa keringatku mengalir deras melalui pelipisku. Aku sangat merasakannya. Yup. Aku keringat dingin sekarang. Entah mengapa aku ketakutan karena pertandingan ini. Mungkin pengaruh shock saat kejadian tadi yang masih terbayang dipikiranku hingga sekarang.

Burr

Suara lemparan bola basket itu masuk ke ring wilayah Fatih. Kini Devan menang melawan Fatih. Sekarang aku hanya menghela nafas kasar. Ia masih memikirkan mengapa mereka berdua tanding-tanding segala? Perasaanku sekarang sudah tidak karuan mengingat apa yang dikatakan oleh sahabatnya Fatih.

Tiba-tiba Reza datang menghampiriku sehingga lamunanku buyar seketika.

"Kifah? Lo gak papa kan?" Tanya Reza.

"A-ah apaa? Gak papa kok!" Jawabku sambil tersenyum.

Reza pun membalasku dengan senyumannya.

Selang 15 menit, persaingan sengit pun akhirnya sudah didepan mata. Skor mereka sekarang imbang, yaitu 2-2. Sekali lagi bola itu masuk ke ring basket, entah Fatih atau Devan aku hanya pasrah.

Burrr

Suara lemparan bola itu masuk ke dalam ring basket wilayah Devan. Finally, Fatih is the winner in this game.

Teriakan kaum hawa yang menggelengar membuat keadaan lapangan menjadi ribut seketika.

"Emang Fatih yah? Otw ketua basket sihh!"

"Keren banget anjirr lah!"

"Woii.. anak baru! Kenalan boleh gak? Gue naksir ama lo!"

Seperti itulah teriakan anak-anak yang nonton dipinggir lapangan. Ada yang berpihak pada Fatih, ada juga berpihak kepada Devan. Aku hanya menggelengkan kepalaku mendengar teriakan mereka karena aku tidak peduli.

Pertandingan pun akhirnya selesai. Fatih pun memakai baju seragamnya yang sedari tadi ia lepas karena bermain basket. Ia pun dengan segera menuju ke arahku. Ia hanya menatapku dengan senyumannya. Manis.

"Apa senyum-senyum?"

"Gue menang Fa! Akhirnya gue bisa-" Ucapannya terhenti karena aku membuka sepatuku dan melemparnya ke kaki cowok itu.

Bukk

Suara sepatu yang dilempar olehku melayang begitu saja dan tepat di betis cowok itu. Ia hanya meringis kesakitan akibat lemparan sepatuku. Rasain..

"Argg! Sakit bego!" Teriaknya.

"Seneng buat gue keringat dingin hmm? Lo udah gila yah nerima tantangannya Devan? Devan tuh jago banget basketnya goblok! Lo tuh hanya beruntung lawan dia!" 

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang