Part 21 | Pertandingan (B)

96 19 59
                                    

Akifah's POV

Sebulan berlalu pun telah berlalu. Penelitian yang aku lakukan serta karya tulis ilmiah yang aku buat untuk olimpiade penelitian juga sudah selesai. Akhirnya aku bisa menghela nafas lega karena aku sekarang hanya fokus sekolah dan pembinaan olimpiade.

Hari ini aku diantar oleh Fatih. Kalian sudah tahu alasannya pasti karena Papa dan Kak Ahmad tidak bisa mengantarku ke sekolah. 

Kami pun bersiap untuk ke sekolah. Fatih hari ini menggunakan motor ninjanya seperti biasa. Entah kenapa manusia ini sudah jarang menggunakan mobil. Alasannya sudah pasti menghindari macet di kota Jakarta.

"Nihh helm nya dipake." Ucap Fatih sambil memberikanku helm nya.

"Mau kecepatan berapa?" Tanya Fatih lagi.

"Serah lo."

"Kecepatan 80 km/jam lo mau? Ya udah gue balap nih." Ucapnya yang terukir tawa kecil disana.

"Nyebelin banget sih lo."

"Yah udah maunya kecepatan berapa?"

"Kecepatan 40 km/ jam aja Fat! Lo banya nanya! Jalan aja napa sih?"

Fatih pun membalikkan wajahnya ke arahku. Aku bisa melihat manik hitamnya yang sangat menyentuh ke arahku yang membuat jantungku sekarang berdetak tidak karuan.

"Apaa lagi?" Tanyaku kesal.

"Ubah ke Satuan Internasionalnya."

Mataku langsung terbuka lebar mendengar ucapan Fatih. Nih orang nyuruh gue belajar Fisika atau gimana sih? Masa hanya kecepatan juga harus ditentuin?

"Sekarang gak belajar fisika Fatih! Nanti kita telat!"

"Gak. Harus dijawab dulu. Nih juga masih setengah 7 kok. Masih lama juga. Gak papa kali debat? Sekali-sekali lah."

"Sekali-sekali ndasmu. Tiap hari gue debat terus ama lo gak ketulungan."

"Gak jawab atau kita telat?"

"Yah udah gue jawab."

"Gak boleh pake kalkulator." Lanjutnya.

"Bawel banget sih nih orang. Gue jelasin panjang lebar nih?"

"Iya. Gue mau denger."

Aku hanya menghela nafas pasrah. Sekerasnya Fatih, kalo udah nyuruh jawab yah gini. Mau gak mau harus nurut.

"Kan 40 km/jam tuh-" Aku menggantukan jawabanku.

"Kenapa diem?"

"Cara panjang atau pendek?"

"Dua-duanya."

"Ribet amat sih hidup lo. Nanti kita telat."

"Makanya cepet ngomongnya."

"Kan 40 km/ jam. 40 diubah dari kilometer ke meter jadi kali 1000. Nah jadi hasilnya 40.000. Terus, dibagi dengan 3600. Karena 1 jam sama dengan 3600 detik. Jadi, karena jam diubah ke satuan detik berati 3600, maka 40.000 dibagi dengan 3600. Hasilnya 11,11 atau bisa dibulatkan jadi 11 m/s." Jelas Kifah.

"Cara cepatnya yaitu 40 km/jam langsung dibagi aja sama 3,6 jadi 40 dikali dengan 10 per 36. Jadi 400 dibagi dengan 36. Hasilnya adalah 11,11 atau 11 m/s. Sudah jelas Muhammad Fatih Aditya?" Sekarang emosiku sudah ada diujung ubun-ubunku. Syukurlah aku masih bisa menahannya.

"Nahh gitu dong. Gue puas banget dengan jawaban lo. Kita berangkat."

Kami pun berangkat menuju ke sekolah dan membelah kota Jakarta. Seperti biasa macetnya kota Jakarta tidak pernah pudar. Itulah sebabnya lebih baik naik motor dibandingan dengan mobil.

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang