Akifah POV
Hari ini adalah hari terakhir lomba dan tepatnya pengumuman juara dan alhamdulillah kami mendapatkan medali emas untuk kategori ini. Kami sangat bersyukur bisa meraih medali itu dengan perjuangan keras kami.
"Alhamdulillah yah Fa? Akhirnya bisa dapat medali juga!"
"Alhamdulillah!" Ucapku sambil tersenyum tipis ke arah Ifa.
Setelah kami mengambil video, akhirnya kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat.
"Ifa.. gue beliin mereka cokelat dulu yah?"
"Emang dekat dari sini?"
"Iya. Gue liat pas kemarin ada toko cokelat deket sini."
"Ya udah. Mau gue temenin?"
"Hayuk!"
Kami pun berjalan-jalan menuju toko cokelat setalah shalat Ashar. Selang 15 menit, kami pun tiba di toko cokelat. Di dalam sana sangat banyak cokelat berhamburan. Seketika aku mengambil semuanya hehe.
"Nih cokelat terserah kan? Mereka mau apa?"
"Hmm.. setau gue semuanya serah sih! Kecuali Fatih! Cariin cokelat yang gak ada coffee atau mocca nya! Gak suka berbau kopi dia! Beliin cokelat yang isinya vanilla aja! Dia suka vanilla tapi lebih suka cokelat!" Jelasku membuat Ifa menganga tidak percaya.
"Lo tuh pacarnya atau hanya temennya Fatih sih? Taunya sedetail itu!"
"Gue temen deket pas kecil kan? Gue pernah ngasih apasih minuman yang di blend gitu tapi ada rasa coffee nya? Terus pas dia minum, dia muntahin semua!"
"Serius? Hahaha!" Ifa tertawa lebar.
"Hmm.. tapi yang gue gak tau sih tuh kenapa dia suka greentea? Kalo gue wajar sih.. emang gue dari smp suka itu!"
"Mana lo tau dia sukanya pas smp juga? Lo aja pisahnya udah 7 tahun!"
"Serah lo dah!"
🌸🌸🌸
Langit yang awalnya berwarna biru sudah berubah menjadi biru gelap yang menunjukkan hari sudah malam. Besok adalah hari kepulanganku ke Jakarta. Sekolah dan melakukan rutinitas seperti biasa. Setelah aku membereskan semua pakaianku, aku pun menjatuhkan tubuhku diatas kasur. Hari ini, entah kenapa tubuhku seakan remuk semua. Aku pun menutup mataku dan akhirnya terlelap.
Drrt..drt..
Belum lama aku terlelap, tiba-tiba handphone ku bergetar tanda ada panggilan masuk. Aku pun hanya meraba-raba handphone ku yang berada diatas meja karena kantukku tidak tertahan lagi. Aku pun mengangkat sambungan telepon itu tanpa melihat nama si pemanggil itu.
"Halo assalamualaikum? Ahh napa? Hoamm!" Ucapku yang masih seperti orang yang baru bangun tidur.
"Waalaikumsalam! Lo udah tidur?" Tanya Devan.
"Udah Fat! Gara-gara elo sih gue bangun lagi! Apa sih gue ngantuk!" Ucapku kesal sambil mengucek mataku dengan jariku.
"Lo gila? Baca dulu tuh nama baru ngomong!"
Aku pun menjauhkan benda tipis itu dari indera pendengaranku. Aku melihat nama yang tertera disana.
"Devan?" Batinku.
Aku pun merapatkan benda tipis itu lagi di samping indera pendengaranku.
"Kok elo?" Tanyaku bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [END]
Teen FictionNurul Akifah. Cewek pintar di angkatan, manis, tetapi dingin sedingin es. Dia seperti itu karena dia harus fokus dengan masa depannya tanpa mau melirik cowok yang mau dekat atau ngajak pacaran sekali pun. ----- Muhammad Fatih Aditya. Anak multitale...