Akifah's POV
Kringgg...
Alarmku pun berbunyi. Sudah menunjukkan pukul 5 subuh. Aku langsung mematikan alarm dan dengan cepat aku langsung mengambil air wudhu dan shalat subuh.
Beberapa menit kemudian aku pun selesai melaksanakan shalat dan langsung masuk ke kamar mandi untuk segera mandi. Tubuhku masih terasa lelah karena kemarin kami baru saja pulang dari Sukabumi dan melakukan pertemuan untuk membahas perjodohan itu.
Tiba-tiba, hal itu terlintas di pikiranku.
"Kifahh! Gak boleh mikir-mikir yang kemarin! Udah lewat! Jalani aja dulu!" Gumamku dalam hati.
Selang 30 menit, akhirnya aku selesai juga mandinya. Aku mengambil seragam dan kerudung yang biasanya aku gunakan saat hari Jumat. Dan memakainya dengan cepat dan akhirnya selesai.
Aku melihat jam yang tergantung di dinding. Sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Aku dengan langkah cepat langsung turun ke lantai bawah untuk menyantap makanan yang dibuat oleh Mama.
"Pagii Ma...!" Ucapku dengan model seperti childish. Udah SMA juga kelakuan masih seperti itu. Hahahaha..
"Pagi juga sayang! Tuh nasi goreng kesukaan kamu mama udah buatin!"
"Makasihh Maa!" Aku langsung mengecup pipi mama dengan waktu yang lama.
Aku pun duduk di meja makan dan menyantap makanan yang berada di depanku ini. Aku tidak sabar lagi ingin menyantapnya.
Selang 5 menit aku duduk, tiba-tiba Papa juga udah datang membawa tasnya untuk berangkat ke kantor.
"Pagii Maa!" Ucap laki-laki didepanku ini.
"Pagii jugaa Pa!"
Aku langsung memasang muka murung. Karena sedari tadi, aku tidak disapa oleh laki-laki yang sangat aku cintai ini.
"Papa! Papa kok gak sapa aku sihh?" Ucapku dengan memasang muka murung.
"Ohh iyaa lupaa! Pagi Kifah sayang!"
"Pagi Paa!"
"Kok ceria banget? Ohhh.. iya yah? Kamu kan mau ketemu Fatih bentar!
What the hell
"Nggak lah Pa! Bukan ituuu!" Aku langsung mencibirkan bibirku seperti ikan koi. Ya elah, aku lagi makan malah bicara kayak gini.
"Kamu sekelas Fatih?" Sekarang Mama yang berbicara.
"Beda Maa. Kelas Fatih di IPA 2."
"Ohhh..! Katanya Fatih anak olimpiade Fisika yah? Jago banget! Terus anaknya sopan banget! Jarang loh cowok kayak gitu! Terus rajin ke masjid juga!" Ucap Mama terharu melihat calon mantunya seperti itu. Eh.. bukan calon mantu. Gak bakal terjadi. Gak mau gue.
"Yahh Mama! Aku kan juga pernah Olimpiade Fisika juga Maa! Anak orang dilebih-lebihkan! Hmm!"
"Gak kok sayang! Maaf dehh!"
"Iyaa Maa!"
Aku pun langsung melihat jam yang sudah melingkar di pergelangan tanganku. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.15.
"Maaa! Aku pergi dulu yahh? Assalamualaikum!" Ucapku sambil mencium punggung tangan Mama.
"Waalaikumsalam sayang!"
"Papa juga yah Ma! Assalamualaikum!"
"Iya waalaikumsalam Pa! Hati-hati bawa mobilnya!"
Disusul dengan anggukan sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [END]
Teen FictionNurul Akifah. Cewek pintar di angkatan, manis, tetapi dingin sedingin es. Dia seperti itu karena dia harus fokus dengan masa depannya tanpa mau melirik cowok yang mau dekat atau ngajak pacaran sekali pun. ----- Muhammad Fatih Aditya. Anak multitale...