Akifah's POV
Hari ini akhirnya aku kembali ke sekolah. Akhirnya aku bisa terbebas dari lomba hingga akhir tahun. Hufft.. akhirnya aku bisa menghirup udara segar.
Hari ini aku diantar oleh Papa. Aku bersyukur bisa diantar oleh Papa lagi. Mengingat hari-hari kemarin, aku sudah keseringan berangkat bareng Fatih. Aku sudah terlalu lelah untuk berdebat dengan Fatih setiap berangkat ke sekolah.
Aku melewati kemacetan di kota Jakarta. Tidak henti-hentinya kota ini dipenuhi oleh kendaraan. Selang 35 menit kemudian, akhirnya aku tiba di sekolah. Aku pun pamit pada Papaku.
"Pah! Kifah pamit yah? Assalamualaikum?" Ucapku sambil mencium punggung tangan papa.
"Waalaikumsalam nak! Papa duluan yah?"
"Iyaa Pah! Hati-hati yah?"
Aku pun turun dari mobil dan masuk ke dalam sekolah. Aku pun melewati halaman sekolah dan menelusuri koridor sekolah. Saat aku melihat kelasku, aku pun masuk ke dalam ruangan itu. Disana sudah ada Ifa yang bermain dengan handphonenya. Aku mendaratkan bokongku di kursiku dan menghampiri Ifa.
"Ifaa? Serius banget ngeliatinnya!" Ucapku.
Saat Ifa menyadariku, ia langsung memelukku tanpa adanya jarak sama sekali antara dia dan juga diriku.
"Kifaahhh!" Teriaknya sambil memelukku erat.
"Ugh.. gue gak bisa nafas! Lepas dulu!"
Ifa tertawa kecil melihat kelakuannya.
"Btw.. lo kok bisa gak dapet medali?"
"Yahh.. lo tau sendiri kan gue gak bakat di sosial."
"Iyasih. Ehh disana banyak cogan gak?"
"Nggak juga sih."
"Ada yang nembak lo gak?"
"Eh iya banyak tuh pas pameran! Kira-kira 5 orang lebih kalo gak salah!"
Ifa yang mendengarnya, menganga tidak percaya.
"Anjirr! Jadi gimana reaksi mereka? Kaget?"
Flashback on
Hari ini tepatnya hari Rabu kami melakukan pameran ilmiah. Banyak siswa dari kota Semarang yang turut ikut serta dalam pameran ini. Banyak siswa yang mengunjungi standku untuk bertanya dan juga berbagi ilmu untuk menambah wawasan mereka.
Saat aku tengah menjelaskan penelitianku, tiba-tiba banyak cowok yang melirik ke arahku. Sedangkan aku? Aku hanya menundukkan pandangan dan menatap mereka sinis. Beberapa menit kemudian, mereka mulai mendekatiku.
"Cantik bener nih cewek! Boleh kenalan gak?" Ucapmya sambil mengulurkan tangannya kepadaku.
"Akifah." Ucapku tanpa membalas uluran tangan tersebut.
"Kamu cantik sekali Akifah! Kalo boleh tau udah punya pacar?"
Saat ia menanyakan hal itu, aku hanya memutar bola mataku kesal. Cowok ini sangatlah ingin tahu. Emang ada apa?
"Gak. Emang kenapa yah?"
"Serius cantik gini gak ada pacar? Boleh dong jadi pacar abang?" Ucapnya dengan tersenyum genit.
Aku langsung mengernyitkan alisku. Aku menatapnya dan meresapi kata-katanya di pikiranku.
"Nggak!" Ketusku.
"Cantik-cantik kok galak?"
Aku pun tidak menghiraukannya. Tetapi, ia semakin mendekatkan dirinya kepadaku yang sekarang jaraknya sudah setengah meter dariku dan hampir saja menggenggam lenganku. Tapi, dengan cepat aku segera menepisnya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [END]
Подростковая литератураNurul Akifah. Cewek pintar di angkatan, manis, tetapi dingin sedingin es. Dia seperti itu karena dia harus fokus dengan masa depannya tanpa mau melirik cowok yang mau dekat atau ngajak pacaran sekali pun. ----- Muhammad Fatih Aditya. Anak multitale...