Akifah's POV
Apaan tuh Fat?" Tanyaku bingung.
"Gue masih simpen nih foto lo ama gue pas umur 7 tahun. Terus ini foto kita pas di timezone." Ucapnya sambil memberikan foto-foto itu. Disana ada kami berdua yang sedang meniup gelembung.
"Kenapa lo simpen?"
"Karena kalo gue lagi ada masalah ama lo atau pun gue rindu ama lo, setidaknya gue bisa liat wajah ceria lo di foto itu Fa."
Aku pun meresapi kata-kata yang di lontarkan oleh Fatih barusan. Dan akhirnya...
"Hah? Maksudnya?" Teriakku tidak menyangka.
"Gakk.. canda doang. Mau pulang kan? Gue anter."
"Serah lo dah!"
Kami pun turun ke lantai bawah secara beriringan. Aku pun pamit dengan Om Adit, Tante Zarina, dan juga Bi Fitri. Setelah berpamitan, akhirnya aku keluar menuju halaman rumah Fatih.
Fatih pun menyalakan motornya. Aku pun naik di motor besar itu.
"Fat?"
"Hmm?"
"Jangan balap yah?" Ucapku dengan lembut.
"Tumben baik. Biasanya lo macam singa betina."
"Mood gue lagi bagus. Udah cepat jalannya."
"Iyaa atuh neng iya."
Kami pun pergi dari halaman rumah Fatih dan akhirnya rumahnya tak terlihat lagi. Selang 20 menit, akhirnya kami pun tiba di halaman rumahku.
"Makasih."
"Sama-sama neng."
"Lo dari tadi hanya bilang neng neng mulu. Heran gue."
Mendengar hal itu, cowok itu hanya terkekeh kecil.
"Gue duluan. Assalamualaikum." Ucap Fatih.
"Waalaikumsalam. Gak usah balap-balap kalii Fat! Rumah lo gak bakal lari juga."
Ia pun menjalankan motornya dan akhirnya pergi menjauh dari rumahku hingga tidak terlihat lagi.
🌸🌸🌸
1 bulan kemudian..
Satu bulan pun akhirnya berlalu. Hari ini tepatnya hari dimana Fatih dan Devan sahabat gue tanding. Hmm.. meskipun Devan masih dalam kategori siswa baru di sekolah, tidak menutup kemungkinan juga ia masuk dalam perlombaan ini. Hal itu dikarenakan Devan sudah sangat mahir dalam bermain basket.
Aku pun sekarang bersiap-siap untuk tempat perlombaan mereka. Aku tidak dijemput oleh Fatih atau pun Devan karena mereka lagi persiapan lomba. Dan pada akhirnya, aku pun pergi bersama Gita dan Ifa. Kami bertiga memutuskan untuk naik grab car.
Beberapa menit kemudian, kami pun akhirnya tiba di lokasi. Kami pun mencari tempat yang kosong dibagian tribun.
Akhirnya pertandingan pun dimulai. SMAN 8 Jakarta melawan SMAN 21 Jakarta. Banyak siswa siswa di sekolahku yang turun menonton dalam perlombaan ini. Dan hari dimana hari ini adalah hari Minggu yang membuat banyak penonton yang datang untuk menonton.
Banyak siswa dari sekolahku yang menyoraki Fatih. Apalagi jika dilihat yang jujur, Fatih kalau dibilang udah main basket, terus keringatnya mengalir udah teriak gak ketulungan tuh kaum hawa.
"Fatihh semangat yahh?"
"Aku padamu Fatih!"
"Boleh aku yang ngelapin keringatnya yah? Boleh yah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You [END]
Dla nastolatkówNurul Akifah. Cewek pintar di angkatan, manis, tetapi dingin sedingin es. Dia seperti itu karena dia harus fokus dengan masa depannya tanpa mau melirik cowok yang mau dekat atau ngajak pacaran sekali pun. ----- Muhammad Fatih Aditya. Anak multitale...