Chapter 1

34 4 2
                                    

Setelah sekian lama hiatus, author memutuskan melanjutkan kembali cerita ini. 

Part ini ditulis sebagai rasa terima kasihku kepada salah satu sahabatku "Ciceu Niar" yang sudah mengembalikan mood ku belakangan ini.

Berterimakasihlah kalian padanya readers! 

Sudah siap membaca?


Jangan lupa siapkan cemilan, Up 2 part sekaligus mungkin akan sedikit membuat kalian laper atau baper?




***

Hai, namaku Diannada Anugrah. Nama yang bagus bukan? Kalian boleh panggil namaku Nada.

Aku ini benar-benar pencinta game sejati. Tak terhitung berapa banyak game yang sudah aku mainkan.

Dari mulai nitendo, ding-dong, game warnet, playstation, hingga yang portabel pun pernah aku mainkan.

Sekarang kecanduanku bermain gameku semakin menjadi-jadi saat game di android yang mulai bermunculan. 

Memang aneh rasanya gadis sepertiku mempunyai hobby yang jarang disukai oleh perempuan kebanyakan.

Meski begitu aku tetap mempunyai dua hobby cadangan yang menurutku terlihat normal bagi seorang perempuan yaitu bernyanyi dan memasak.

Tapi inilah aku dengan segala keunikan didalamnya.

Saat ini aku adalah salah satu mahasiswi semester tiga jurusan Teknik Elektro di salah satu kampus di Bandung.

Tak banyak yang menjadi temanku saat ini, mungkin bisa dihitung jari. 

Aku ini memang sedikit selektif dalam memilih teman.

Aku bahkan hanya banyak berbicara pada orang yang bisa membuatku nyaman saja.

Bukan karena aku gadis introvert, bahkan sahabatku bilang aku ini anak yang banyak tingkah.

Hanya saja aku memang mempunyai duniaku sendiri. Sebut saja aku lebih memiliki banyak teman virtual ketimbang di dunia real.

Di kampus aku merasa sangat asing. Apalagi saat aku menyadari bahwa sepertinya aku benar-benar salah memilih jurusan.

Tapi sepertinya semesta masih berbaik hati kepadaku.

Aku pun dipertemukan dengan beberapa teman diantaranya ada Nando, Genta, dan Killa. 

Kami dipertemukan secara tidak sengaja. Ketika acara Diesnatalis kampusku membutuhkan satu penampilan hiburan dadakan.

Karena pada saat itu, video mapping yang akan disuguhkan pada acara tersebut mengalami sedikit kendala.

Gery sahabatku sedari kecil, yang merupakan panitia di acara tersebut memaksaku untuk bernyanyi. 

"Nad, plis suaramu kan bagus kaya Raisa. Yaa meskipun jauh banget perbandingannya dibanding dia yang cakepnya gak ada obat"

aku memicingkan mataku sambil protes.

"Yeh, semua orang juga tau kalo DIANNADA ini sebelas duabelas cakepnya sama Raisa!". Ucapku penuh dengan penekanan.

"Iyasih sebelas-duabelas kalo Raisa kan cakepnya Masyaallah, kalo yang ini sih Astagfirullah..eh Naudjubillah"

Aku memutar bola mataku malas, kemudian memukul bahunya. Ia pun terlihat sedikit meringis kesakitan.

"Tapi masa aku nyanyi sendiri? Kamu ikut ya jadi pengiringku?"

"Gak! Enak aja. Aku gamau ya nanti cewek-cewek di kampus ini terpesona sama kegantenganku yang luar biasa ini".

"Dih najong!" lagi-lagi aku memutar bola mataku malas melihat tingkahnya.

SELENOPHILE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang