Chapter 20

9 2 15
                                    

Datang saja padaku selagi kamu mau. Meski awalnya hanya tempat singgah, aku cukup bahagia ketika kamu bersedia sejenak bertamu. Tapi aku akan sangat senang jika kamu mau menetap. Aku percaya sesuatu yang tulus akan berbuah manis. Yang beku suatu saat akan mencair. Perjuanganku pada akhirnya akan menemukan titik. 

-Killa

.

.

.

.

Matahari sudah terbit dan mulai memancarkan sinarnya. Hangatnya menyalurkan energi positif bagi siapapun yang merasakan. 

Namun bagi Nada, ini adalah pagi yang begitu melelahkan. Bagaimana tidak, ia terbangun dengan keadaan yang cukup dibilang mengenaskan. 

Keadaan kamar yang begitu berantakan, penuh dengan tisu yang berserakan. Entah mengapa memorinya langsung berputar mengingat kejadian semalam. 

Kini ia melihat pantulan dirinya di cermin. Matanya sembab, rambutnya berantakan. Ini kedua kalinya ia menangisi lelaki. 

Mengapa hidup ini begitu kejam? Mengapa ia selalu terjatuh pada seseorang yang salah? Menurut kalian, apakah gadis ini harus berhenti mencintai lalu menutup hatinya untuk yang lain? 

Adakah diantara kalian yang membenci fase cinta dimana awalnya berkenalan - mulai suka – sayang – memiliki – putus - lalu berkenalan lagi – cinta - putus lagi - berkenalan lagi - putus lagi dan begitu seterusnya? 

Ini terlalu melelahkan untuk harus mengulang cerita cinta dari awal kembali. Tapi biar bagaimana pun ia harus tetap bangkit. 

Mari berikan gadis ini semangat untuk menghadapi petualangan yang masih menunggunya di depan.

***

Ketika selesai dengan ritual mandiku, aku memoleskan sedikit riasan agar menutupi mataku yang sembab. Setelah dirasa cukup aku bergegas menuju kampus.

Kini aku berada di sebuah koridor dan ternyata dosen yang ku tunggu tidak bisa hadir.

Ia hanya memberi tugas kemudian kelas dibubarkan. Aku yang bingung mau kemana pun hanya bisa terduduk disebuah taman sambil memainkan ponselku.

Sebuah sengatan yang dingin membuatku sedikit meringis, kulihat seorang lelaki dibelakangku menempelkan dua buah minuman dingin berbentuk kaleng di kedua pipiku yang semu kemerahan. Ia tersenyum ke arahku. 

Tanpa persetujuanku, ia duduk disebelah lalu membukakan minuman tersebut untukku.

"Sendirian? Nih minum." Ucapnya. Aku hanya mengangguk pelan lalu menerima minuman darinya.

"Kamu sendiri ngapain disini? Gak ada dosen?"

"Kamu lupa semester ini aku lagi kuliah lapangan? Jurusan kamu sih enak kebagian semester depan."

Aku terkekeh, bagaimana bisa aku melupakannya.

"Sama aja kali Ndo.."

"Mau ke studio biar gak bosen?" Aku pun setuju.

***

Tak butuh waktu lama untuk kami sampai. Kini di studio pun hanya ada kami berdua. Killa dan Genta akan menyusul ketika kuliah lapangannya selesai. 

Agar tak bosan kami berdua memainkan beberapa alat musik sambil sedikit bersenandung.

Why you gotta hug me like that every time you see me?
Why you always making me laugh
Swear you're catching feelings
I loved you from the start

SELENOPHILE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang