Chapter 21

10 1 5
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Happy Birthday!"

Aku mengerjapkan mataku sebentar. Ada Gery dihadapanku membawa sebuah kue dengan lilin yang menyala. Kemudian aku berjongkok lalu menangis.

"Hei, kenapa nangis?" Ia ikut berjongkok didepanku dan berusaha menyamaiku.

"Huaaaa.. Nada pikir Gery benci sama Nada hiks.."

"Gery gak akan pernah benci sama Nada." Ucapnya sambil menghapus air mataku dengan sebelah tangannya.

"Terus kenapa Gery menghindar?"

"Karena mau buat surprise untuk Nada." Katanya.

Astaga bahkan kejadian menyebalkan dari kemarin membuatku lupa dengan hari ulang tahunku sendiri.

"Berarti Gery gak marah ke Nada?"

"Soal apa?"

"Soal Kevin, sama Nando?"

"Kalau itu beneran marah!" ucapnya ketus.

"Gery cemburu?" tanyaku menggoda.

"Iya, Gery cemburu." Aku tersenyum dan sedikit salah tingkah, ku pukul bahunya kuat-kuat lalu ia meringis.

"Itu balesan buat Gery juga yang udah bikin Nada cemburu sama Killa!" ia pun hanya terkekeh.

"Tiup dulu woy lilinnya, keburu mati nih. Ah ya, jangan lupa make a wish!"

Aku mulai memejamkan mataku. Lalu berdoa didalam hati.

(Tuhan, aku memulai.. Terima kasih atas segala kehidupan yang engkau beri. Terima kasih telah menjadikan aku gadis yang kuat. Terima kasih telah memberikanku cinta. Tuhan, sungguh aku mencintai sahabatku Gery. Jika engkau mengizinkan, kumohon izinkanlah aku menua bersamanya. Tak apa. Meski bukan sebagai sepasang kekasih. Aku hanya tak mau kehilangannya. Semoga ia tetap menjadi Gery yang ku kenal. Aamiin.)

Hingga akhirnya satu tiupan berhasil meredupkan lilin di kue ulang tahunku.

"Happy Birthday Diannada." Ucapnya sekali lagi sambil mengecup keningku.

"Makasih, nih suapan pertama buat Gery.."

"Gak, gamau! Gery gak suka kue bolu."

"Gak ngerusak suasana sekali aja bisa?" ia tertawa sambil mengacak-acak rambutku.

"Gery laper, buatin makan dong Nad."

"Gak ada nasi, Nada juga laper. Gimana kalau Gery yang beli?" kataku dengan suara manja.

"Mau makan apa?" tanyanya, sambil mengambil jaket dan kunci mobilnya.

"Terserah."

"Yaudah, Gery beliin nasi soto ya?" aku menggeleng.

SELENOPHILE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang