Hai guys aku kembali :D
Niatnya libur dua hari malah keterusan he-he.
Maafkan author yang kemaren-kemaren lagi gak mood nulis.
Sebelum baca yuk vote untuk menghargai author supaya makin semangat nulis chapter berikutnya.
Jangan lupa comment sama klik tanda bintangnya oke! ❤
.
.
.
.
***
"Ger.. bangun! Sumpah ini gak lucu tau."
Berkali-kali ku tepuk bahunya hingga ke pipi, tapi lelaki itu tak kunjung bangun. Wajahnya benar-benar pucat pasi.
Aku mulai panik.
Siapa yang harus terlebih dahulu kuhubungi? Orang tuanya? Arghhh.. Panggil ambulans dulu bodoh! Pekikku.
Aku benar-benar tidak bisa berfikir jernih ketika sedang panik. Tanpa berlama-lama kuraih ponselku dan.. sial! Ponselku mati.
Tuhan, bahkan aku tak punya waktu untuk mencharger ponselku terlebih dahulu. Aku butuh sekarang! Ini darurat!
Ku cari ponsel Gery, di sakunya aku tak menemukan. Lalu dimana sebenarnya ia menyimpan benda sialan itu?
Ku rogoh tas nya dan.. yap! Ketemu!!.
Tapi tunggu.. apa passwordnya?
Jika aku bisa menyematkan sebuah momentum di kalender hidupku, kan kujadikan hari ini adalah hari yang paling menyebalkan.
Berkali-kali ku coba membuka ponsel Gery. Menggunakan namanya ternyata salah, tanggal lahirnya pun salah.
Baiklah, ini adalah percobaan terakhir.
Sebenarnya aku sudah kehilangan harapan, mungkin aku akan minta tolong ke orang diluar sana saja. Makanya aku asal menekan sebuah nomor dan ternyata..
what? berhasil.
Aku terpaku sebentar. Kau tahu apa password ponsel Gery?
Tanggal lahirku.
Dasar bodoh! Bisa-bisanya membuatku jadi salah tingkah disaat-saat seperti ini!. Aku mencoba mengembalikan fokusku dan mulai mencari informasi di internet.
Kucari sebuah rumah sakit terdekat dan menghubunginya agar membawakan sebuah ambulans untuk Gery. Karena sudah jelas aku tak bisa menyetir.
Tak butuh waktu lama ternyata mobil ambulans pun datang. Aku membantu membopong tubuh Gery yang berat menuju ambulans.
Tak lupa ku ambil dan ku kunci mobil mahal Gery. Meski aku tahu, Gery takkan masalah apabila mobilnya hilang. Toh bisa beli lagi yang baru.
Aku mencari sebuah kontak yang harus kuhubungi selanjutnya. Tante Manda. Apa nama kontaknya?
Ku cari mulai dari huruf M. Mami? Ibu? Bunda? Tak ada. YATUHAAANNN... ku cari satu persatu dengan sabar, dan ketemu!
Nama kontaknya adalah "Kanjeng Mami bawel" Hueek. Rasanya ingin muntah begitu membacanya. Aku bergidik geli. Dasar anak mami!. Gerutuku dalam hati.
Setelah itu aku menarik nafasku dalam-dalam lalu kuhembuskan perlahan.
Hingga akhirnya ku tekan tombol panggilan untuk menghubungi tante Manda.
"Hallo sayang, kenapa? Uang jajan abis? Kan udah mami transfer senin lalu lima puluh juta. Kamu lupa?". Buset ginjalku menangis mendengar celotehan tante Manda.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELENOPHILE (Completed)
RomanceSeorang gadis berkulit putih dengan rambut kuncir kuda sedang memainkan ponselnya. Pakaiannya tampak sederhana, semburat senyumnya pun sangat hangat meski jarang ia tampakkan di depan banyak orang. Wajah seriusnya begitu cantik, kalau marah ia terl...