"Berhenti sok tahu, Kevin bukan orang asing. Dia pacar Nada. Puas?!"
Perlahan cengkraman tangannya mengendur, bisa kulihat Gery tersenyum hambar.
Tanpa kata-kata ia langsung memutar badan lalu pergi menuju mobilnya.
Saat melewati Kevin yang masih betah berada di posisinya itu, Gery membisikkan sesuatu pada Kevin lalu ia pun masuk ke dalam mobil. Cukup lama. Sampai akhirnya mobil itu hilang membelah jalan.
Aku begitu marah. Bagaimana bisa Gery melakukan hal bodoh seperti tadi.
Padahal aku sudah berniat dia akan menjadi orang pertama yang kukenalkan pada kekasihku Kevin.
Saat Kevin berusaha bangkit dari posisinya, buru-buru aku menopang badannya. Ia terlihat meringis kesakitan. Hatiku terenyuh.
Aku membawanya ke ruang tamu, mempersilahkan duduk dan memintanya menunggu sebentar.
Lalu aku pun bergegas mengganti baju yang sedari tadi basah kuyup kemudian membawa kain kompresan, dan kotak P3K.
Saat aku berusaha mengobati lukanya, perlahan sambil ku jelaskan siapa Gery agar tidak terjadi salah paham.
"Pelan-pelan, perih."
"Maaf.. maaf udah bikin kamu jadi kaya gini."
Kevin tersentak
"Nggak, jangan ngerasa bersalah. Aku tau, sahabat kamu pasti khawatir. Aku ngerti itu."
"Terus tadi Gery bisikin kamu apa?" tanyaku penasaran.
"Cuman ngucapin selamat kita udah pacaran."
"yakin?"
"Iya." Jawabnya datar.
Lalu ia mengalihkan pembicaraan. Kevin terlihat memikirkan cara agar tidak membahas kembali kejadian tadi. Baiklah aku mengerti.
"Oh iya, ini" kataku sambil menyodorkan kaos polos milik papa.
"Gak usah, aku bawa baju di mobil." Sedetik kemudian ia bangkit dari duduknya.
"Aku pamit, oh iya.. mama papamu mana?"
"Masih kerja, jam segini belum pulang. Gak mau makan dulu sebelum balik?"
Ia tersenyum lalu mengacak-ngacak rambutku lembut.
"Lain kali ya, aku masih kenyang."
Saat kekasihku sudah berada di kursi kemudi, ia membuka jendela mobil dan tersenyum ke arahku.
kulihat samar ia mengangkat tangannya membentuk gagang telepon, mulutnya seperti mengucap sesuatu yang ku yakini "malam ini".
Lalu mobil itu perlahan menjauh dari pandanganku.
Hah? Malam ini telepon? Batinku. Aku menutup pintu, merebahkan diri pada Kasur yang empuk.
Memejamkan mata dan mencoba mengingat lagi kejadian di labirin kebun teh tadi sore, senyumku mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELENOPHILE (Completed)
RomanceSeorang gadis berkulit putih dengan rambut kuncir kuda sedang memainkan ponselnya. Pakaiannya tampak sederhana, semburat senyumnya pun sangat hangat meski jarang ia tampakkan di depan banyak orang. Wajah seriusnya begitu cantik, kalau marah ia terl...