Chapter 9

16 2 2
                                    

"Makanya lain kali biasain, kalo bangun subuh itu jangan tidur lagi Dian."

Katanya mengomel sambil fokus menyetir.

Kali ini aku memang salah, Kevin kemarin bilang akan pulang pukul sepuluh pagi, sedangkan sekarang saja sudah pukul setengah sepuluh.

Aku menyesal sudah mengabaikan alarmku dari pukul tujuh.

Mataku berkaca-kaca, niatku berlama-lama bersama Kevin pun pupus seketika.

"Udah gak usah sedih, kalau kangen liat kalungnya aja disitu ada aku. Sekarang kita sarapan sebentar abis itu aku anter kamu pulang ya."

Aku hanya mengangguk pasrah. Ia benar-benar tak mengindahkan permintaanku yang ingin sarapan ketoprak di taman.

Semenjak kejadian semalam, ia jadi lebih hati-hati. Saat menuju sebuah rumah makan fast food pun, Kevin terlihat begitu waspada. 

Ia mengeratkan genggamannya. Sesekali ia terlihat sengaja menabrak orang yang hampir menyentuhku.

Tapi setelah ku pikir-pikir, ini bukan pertama kalinya dia berlaku seperti ini. 

Apa kalian masih ingat saat kami berdua berada di stand makanan sepanjang jalan Asia Afrika dulu? Ya persis seperti itu, hanya bedanya kali ini ia terlihat memasang muka galak walaupun masih tetap terlihat tampan hehe.

"Kamu mau pesan apa? Ada nasi uduk mau"

Ketika aku melihat menunya.. Astaga nasi uduk gini doang satu paket harganya empat puluh lima ribu? Yang benar saja.

"Gak usah banyak mikir, liat udah jam berapa ini. Aku pesenin aja ya? Minumnya apa?"

Aku mengangguk lalu meminta teh manis untuk minumnya. Ia pun memesan nasi goreng dengan secangkir kopi.

Saat sedang menunggu pesanan seseorang datang menghampiri kami.

"Kevin? Kok ada disini? Boleh gabung?" tanyanya.

"Loh Linka? Kebetulan ketemu, boleh-boleh." Aku memutar bola mataku malas, gadis sialan ini. Selalu saja merusak suasana. Apa dia buta? Kami itu sedang PACARAN!.

Mereka berdua terus berbicara seakan-akan aku tidak ada.

Baiklah kali ini aku merasa sedang dicampakkan.

Saat pesanan kami sampai, buru-buru kuhabiskan makananku lalu..

"Udah abis, ayo anter aku pulang!"

"Sebentar sayang, punyaku dikit lagi abis." Aku menunggunya dengan sabar hingga ketika semua selesai perempuan gila itu membuka suara.

"Kev, kalo gitu hari ini aku boleh numpang lagi pulang ke Jakarta nya?"

"Kenapa Linka gak punya ongkos? Sini biar aku yang ongkosin." Ucapku sinis.

"Kalau naik umum tuh suka macet,gimana boleh?"

"GAK, gak boleh!" Kevin yang melihatku cemburu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dian, gak pa-pa.. kasian Linka"

"Kalo gitu aku ikut ke Jakarta!"

"Hah?"

"Ya ikut ke Jakarta, Kevin kan janji mau ngajak naik gondola di Jakarta." Ucapku tak mau kalah.

"I..iya janji tapi kan gak sekarang juga. Kevin ada urusan di rumah sakit."

"Aku bisa tunggu sampe urusannya selesai."

"Terus kuliah kamu nanti sore?."

"Dosennya gak masuk, barusan bilang di grup" jawabku bohong. 

SELENOPHILE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang