"Nad, udah dong.. Nando puyeng nih dari tadi nyari minuman yang gak jelas."
Terdengar suara dari ujung telepon sana yang akhirnya membuatku menghembuskan nafasku kasar.
"Yayaya.. apa aja yang dingin-dingin deh. Gerah soalnya, cuaca lagi panas poll." Panggilan pun terputus.
*flashback*
"Hallo Nad.."
"Apa?"
"Si Killa tanyain mau nitip apa?"
"Gak mau nitip katanya" jawabku singkat.
"Kita udah makan disini soalnya si Genta gak bisa nahan laper. Terus ini mi ayamnya 2 bungkus udah di pesenin, minumnya es kepal kita cari-cari tapi pada gak jualan katanya. Mau ganti pake apa?"
"Yaudah Nada mau jus kaktus aja kalo gitu, sama oseng-oseng kuping macan satu dibungkus."
"Hah? Yakali Nad, yang lain deh. Yang normal-normal gak pake mikir dulu ada gak?"
"Milshake aja."
"Aah.. akhirnya. Mau yang rasa apa milkshakenya?"
"Gue mau rasa ayam bakar, kalau nggak ya rasa iga penyet."
"ARRGGGHH.. mana ada milkshake rasa ayam bakar sama iga penyet sih Nad!."
***
Drrtt..drrttt...
"Apalagi sih Nando? Kan udah di bilang Nada pesen minuman yang seger-seger!"
"Ini aku.."
DEG!
Suara lelaki di ujung telepon membuatku bungkam seketika.
"K..kamu ngapain?"
"Kamu sendiri yang bilang, kita masih bisa temenan kan Dian?" Aku tidak mungkin lupa dengan ucapanku malam itu.
Tak mau dianggap ingkar pada janji akhirnya aku berbesar hati untuk bersikap biasa meski sedikit canggung.
"Eh.. hmm.. iya sih, jadi ada perlu apa Kevin telepon?"
Mendengar kata Kevin, pandangan Gery beralih padaku. Bahkan ia memberhentikan aksi suapan dari tangan Killa.
Kemudian bibirnya seperti mengucap sebuah kalimat tanpa suara padaku. (Jangan berhubungan lagi dengan Kevin). Itu yang bisa ku tangkap dari omongan Gery.
Tapi tentu saja aku hiraukan, karena bagaimanapun aku yang sudah memberi tawaran pada Kevin. Tidak mungkin jika aku menjilat ludahku sendiri kan?
"Kebetulan Kevin lagi di Bandung, mau ga anter Kevin jalan-jalan sekalian cari kado buat Ibu?"
"Jalan-jalan kemana? Boleh. Yaudah Nada siap-siap dulu kalau gitu Kevin hati-hati di jalan ya."
Gery yang mendengar percakapanku barusan langsung menarik lenganku.
"Mau kemana?" tanya Gery sambil menggertakkan rahangnya.
"Bukan urusan Gery."
"Loh-loh, mau kemana? Ini pesenan Nada udah Nando bawain malah mau pergi." Ucapan Nando membuatku tak enak hati.
Benar juga. Ia sudah susah payah membelikan makanan dan minuman yang ku pesan. Mana mungkin aku tega untuk tidak memakannya.
"Yaudah Nada makan kok, Oh iya Ger, Nada pinjem Tupperware nya ya.. untung aja Nada pesen mi ayamnya dua. Kevin pasti belum makan soalnya. Mau Nada kasih nanti kalau Kevin sampe."
KAMU SEDANG MEMBACA
SELENOPHILE (Completed)
Roman d'amourSeorang gadis berkulit putih dengan rambut kuncir kuda sedang memainkan ponselnya. Pakaiannya tampak sederhana, semburat senyumnya pun sangat hangat meski jarang ia tampakkan di depan banyak orang. Wajah seriusnya begitu cantik, kalau marah ia terl...