🍁🍁🍁
"Haiii... kembali lagi dengan Ita di cerita Fateh Ceritak.Ita. jangan lupa vote and comen nya ya.."
Met. Baca.
...
"Eh? Bang Ateh..."
"Apaan?"
"Nggak. Abang gapapa kan? You oke?" Tanya Muntaz.
"Im fine Muntaz. Dont worry," ucap Fateh.
"Bang. Kita sampai di Korea sore kan?" Tanya Muntaz.
"Hmm... insyaAllah," jawab Fateh.
Semua gh dan kru sudah tiba di Korea. Mereka langsung menuju hotel karna cuaca yang dingin. Tiga mobil yang mereka gunakan untuk ke hotel.
Skip
Hotel.
"Padahal mobil umi dan abi yang duluan. Tapi kok belum sampe," ucap Sohwa.
"Sohwa Thoriq, abang mau cek kamar dulu. Kalian disini ya jaga Solehah dan barang," perintah Atta.
"Ashiap...,"
Tak lama mobil yang dinaiki Saaih Iyyah beserta kru datang.
"Loh? Abi umi belum sampe?" Tanya Saaih.
"Belom," jawab Thoriq.
"Bang Atta mana?" Tanya Saaih.
"Cek kamar. Oya Ihh.. liat jam tangan abang ga?" Tanya Thoriq.
"Nggak liat, ceroboh sih," ejek Saaih."Biarin... wweellkk..."
"Masih lama ya bang?" Tanya Muntaz.
"Sejam lagi Taz. Kenapa?" Tanya Fateh.
"Capek," keluh Muntaz pelan.
Fateh tersenyum kecil ia berjalan kedepan Muntaz lalu jongkok. Muntaz diam tak mengerti.
"Cepet naik," perintah Fateh.
"Maksudnya?""Hufftt.. katanya capek. Cepet naik abang gendong," kata Fateh.
"Nggak bang. Abang juga pasti capek, lagian Muntaz udah gede malu lah di gendong-gendong," ucap Muntaz.
"Gede darimana. Gede badan doang. Udah lah cepetan naik, sejam setengah pesawat take off. Mau ketinggalan lagi?" Ancam Fateh.
"Nggak mau," jawab Muntaz cepat.
"Ya makannya cepet naik,"
Dengan ragu Muntaz naik ke punggung Fateh dan Fateh langsung menggendong Muntaz lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju pesawat.
Muntaz merasa nyaman, ia menyembunyikan wajahnya di leher Fateh lalu terlelap. Fateh yang melihatnya tersenyum gemas.
Mobil umi abi Jidah dan Qahtan baru saja tiba.
"Kok kalian belum masuk?" Tanya umi.
"Kita nunggu umi," jawab Sohwa.
"Semua udah disini kan?" Tanya abi.
"Bang Atta lagi cek kamar bi," jawab Thoriq.
"Umi. Kita belum absen, tadi ga sempet," ingat Jidah.
"Astagfirullah. Umi lupa, ya udah kita absen dulu," ucap umi.
"Absen start, one,"
"Two," Sohwa
"There," Jidah
"Four," Thoriq
"Five," Iyyah
"Six," Saaih
"Seven," Fatim
"Eight," Solehah
"Nine," Qahtan."Ehh.. bentar bentar. Kalian anak keberapa Sol Tan," ucap Saaih.
"Hehehe...,"
"Fateh Muntaz mana?" Tanya Fatim.
"Lah iya. Kok ga ada?" Tanya Iyyah.
"Tadi siapa yang semobil sama mereka?" Tanya Jidah.
"Kirain Saaih di mobil kak Sohwa,"
"Nggak. Di mobil cuma ada kakak, bang Atta, Thoriq, sama Solehah," jawab Sohwa.
"Mobil Saaih kan lowong," kata Thoriq
"Lowong dari mana bang. Penuh barang tadi ama kru juga," kata Iyyah.
"Trus Fateh sama Muntaz dimana?" Tanya Umi khawatir.
"Pas di pesawat siapa yang duduk sebelahan sama mereka?" Tanya abi.
"Nggak. Kita kan misah bi duduk nya sama Fateh muntaz," jawab Sohwa.
"Where are you bang Fateh and bang Muntaz," ucap Qahtan.
"Bentar. Pas tadi kita transit di Kuala Lumpur mereka kan izin ketoilet bareng abi sama bang Saaih," kata Fatim.
"Loh? Abang ga tau mereka ikut ketoilet," ucap Saaih.
"Masa ketinggalan lagi sih?!" Kata Iyyah.
"Kenapa? Kok pada panik?" Tanya Atta.
"Ta, Fateh Muntaz ketinggalan lagi," jawab umi.
"Ketinggalan lagi?"
"Ya Allah... pusing dah..."
Banyak ade sih...
"Fateh ketinggalan lagi? Hobi banget sih ditinggalin," ucap Atta.
"Pertama di Rumah trus di Dubai sekarang di Malaisya ntar dimana lagi," ucap Saaih.
"Eh.. jangan dong." Kata Jidah.
"Gimana dong bi...," cemas umi.
"Tapi masih untung kan deket ga kaya di Dubai ke LA," ucap Thoriq.
Puk
"Untung sih untung. Cuma masalahnya mereka sendiri, masih kecil lagi. Dulu kan sama bang Arif jadi ada yang jagain Fateh. Tapi sekarang kan nggak malah Fateh yang harus jaga Muntaz," ucap Jidah.
"Ini nih. Gara gara tralu mandiri jadi sering ketinggalan," kata atta.
"Atta...," tegur umi.
"Maaf mi,"
"Tapi meski masih 14 tahun Fateh pemikiranya udah dewasa. Dia pasti bisa jagain Muntaz dan tau apa yang harus dilakukan," kata abi.
Fateh mendudukan Muntaz yang sudah terlelap di kursi penumpang. Beberapa menit lagi mereka akan take off.
"Aww...,"
Fateh mengaduh saat lengannya tak sengaja terbentur. Memar padahal tidak kencang tapi kenapa bisa sampai memar.
"Aneh. Biasanya kebentur ga akan pernah memar sampe biru keunguan gini," gumam Fateh.
Ting tong
Malem malem Ita mampir nih...
Wkwkwk...
Udah ya
"Segini dulu cerita fateh malam ini. Terimakasih yang sudah baca cerita fateh. Saya Fateh Halilintar. Stay cool. Muuaacchh..."
Jangan keluar...
ADA HADIAH LAGI
TRUS DIBAWAH
Hadiah nya ilang😢
Di part berikut nya ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Fateh (Gen Halilintar)✔tamat
Teen FictionINI CUMA CERITA KHAYALAN AUTHOR. TAPI ADA BEBERAPA YANG AUTHOR AMBIL DARI DUNIA ASLI KAYA KONTEN-KONTEN MEREKA DI YOUTUBE DAN TRAVELINGNYA YEH WALAU ADA PERUBAHANYA KARNA INI CERITA KHYALAN AUTHOR OKEEEE.. ASHIAAAPP Awalnya semua berjalan lancar sep...