🍁🍁🍁
"Hai guyss... kembali lagi dengan Ita di Cerita Fateh Ceritak.Ita..
Guyss..
Hiks..
Mungkin ini menjadi part terakhir kita😢 entahlah kenapa sangat berat buat nge end in cerita ini...
Karna..ahk sudahlah..
Ita ga mau nangis disini.
😔
Tapi mungkin jadi 2 part soalnya panjang...
Dadah all
Hiks...
Happy reading
Huwahhh...
...
"Alfat cepat siapkan mobil," ucap abi. Abi langsung menggendong Fateh tak peduli darah yang akan mengotori baju putihnya.
Umi dan yang lain mengikuti dibelakang abi.
Didalam mobil, Alfath yang menyetir mobil disebelahnya ada Atta dikursi tengah abi yang memangku Fateh disampinya umi yang mengelus kepala Fateh.
Dibelakang ada Muntaz Saaih dan Jidah. Yang lain berada dimobil satunya lagi.
"Alfat cepatlah," panik umi saat Fateh mengejang dengan darah yang terus mengalir dari mulutnya.
"Hiks... bertahanlah sayang hiks... sebentar lagi... Ateh pasti kuat...hiks," lirih umi.
"Astagfirullah umi abi... jalannya macet," ujar Alfath.
"Ga bisa nyelinap bang?" Tanya Saaih khawatir.
"Jalan macet sekali. Hari ini hari senin," ujar Atta panik.
"Fateh... hey sayang bertahanlah demi umi...," lirih umi.
Tubuh Fateh terus mengejang, Fateh bisa mendengar suara umi dan yang lainnya. Ya Fateh masih setengah sadar bisa dibilang Fateh berada diambang kesadaran.
"Uhuk..uhuk..." Fateh terus terbatuk memuntahkan darah.
"U... mm... ii..." lirih Fateh, air mata Fateh keluar deras. Tangan umi menghapusnya dengan lembut.
"Iya sayang umi disini. Fateh kuat ya," ucap umi.
Mobil mereka benar-benar terjebak macet tak bisa maju barang sedikit pun.
Perlahan namun pasti tubuh Fateh melemas tak mengejang lagi, dengan panik abi mengecek denyut nadi dipergelangan tangan Fateh.
Deg
Jantung abi bedetak cepat, ia sama sekali tak merasa ada detak didalamnya, tangannya langsung memeriksa nadi yang ada dileher Fateh. Pelan namun masih terasa detaknya, abi mengehelai nafas.
"Fateh ga bisa menunggu lebih lama lagi. Kalian naik mobil abi akan keluar mencari bantuan membawa Fateh menaiki motor. Jidah jaga umi," ucap abi seraya membuka pintu lalu keluar dengan menggendong Fateh.
"Umi ikut," ucap umi.
"Umi... disini saja kita sabar ya mi. Akan sulit jika umi ikut, kita serahkan Fateh pada abi ya," ucap Jidah.
Umi pun hanya bisa menurut.
Abi terus berjalan tergesa-gesa melirik kanan kiri mencari bantuan.
"Mas mas bisa tolong saya antarkan saya dan anak saya kerumah sakit. Tolong," mohon abi.
Bapak-bapak itu melihat Fateh iba, bagaimana tidak iba dan kasihan melihat Fateh yang tak sadar diri dengan mulut yang dipenuhi darah bahkan sampai mengotori baju abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Fateh (Gen Halilintar)✔tamat
Teen FictionINI CUMA CERITA KHAYALAN AUTHOR. TAPI ADA BEBERAPA YANG AUTHOR AMBIL DARI DUNIA ASLI KAYA KONTEN-KONTEN MEREKA DI YOUTUBE DAN TRAVELINGNYA YEH WALAU ADA PERUBAHANYA KARNA INI CERITA KHYALAN AUTHOR OKEEEE.. ASHIAAAPP Awalnya semua berjalan lancar sep...