6

918 48 12
                                    


🍁🍁🍁

"Haiiiii guuyyyss... kembali lagi bersama Ita di cerita terusuh di Ceritak.Ita...."

Oke abaikan.

Sebelum kalian baca, ketuk layar hp kalian nah dibawah muncul bintang comen and lainnya. Kalian kelik tuh si bintang oke.

Sok lakukan.

Udah?

Lanjut klik titik tiga setrip tiga diatas sebelah kanan. Nah kan muncul kek daftar isi, paling atas ada cover dibawahnya ada judul nah dibawahnya ada tulisan kalian klik tulisan itu. Nah setelahnya kalian akan sampai di profil Ita. Kalian klik Follow/ikuti. Geser bawah kalian bisa baca cerita Ita yang lainnya😄

Udah?

Klo udah sok lanjut baca Cerita Fateh.

Fateh nya dah siap acting tuh. Yang lain juga dah siap.

So banyak bacot ya. Bodo amat😈

...




























Sohwa kembali masuk kedalam kamar, dilihatnya Fateh dan gh kids sudah terlelap tidur saling berpelukan. Manis sekali, tanpa sadari Sohwa tersenyum kecil tersentuh dengan kehangatan yang mereka punya.

"Kak, jadi gimana kondisi Fateh?" Tanya Thoriq. Semua langsung menatap Sohwa menuntut jawaban.

Sohwa menggeleng pelan, " Dokter Firman ga ngasih tau kakak, semoga tidak ada hal yang serius pada diri Fateh," ucap Sohwa.

"Amiin," koor semua.

"Udah, sekarang kalian kembali ke kegiatan masing-masing," perintah Sohwa.



Fateh terbangun dari tidurnya karna merasa tak nyaman dengan perutnya. Mual, sangat mual. Fateh langsung menuju kamar mandi, namun entah kenapa kaki kanan nya sulit digerakan keseimbangannya pun hilang.

Bugh

Fateh jatuh lemas, perut nya semakin bergejolak tak nyaman akhirnya Fateh memuntahkan isi perutnya. Tangan kiri ia gunakan untuk menopang tubuhnya dan tangan kanannya meremas perut nya yang sangat perih.

"Hoek.. hoek.. hiks..hoek..."

"Um....mii..hoek...hoek..hiks..hiks..sa..kh..iit.."

Fateh terus meringis kecil, mual itu masih ada padahal perutnya sudah kosong hanya cairan putih sedikit kehijauan yang keluar.

Muntaz terbangun, ia membelalakan matanya saat melihat kondisi Fateh. Muntaz panik sangat, ia segera menghampiri Fateh namun dicegah Fateh.

"Bang Ateh," panggil panik Muntaz.

"Ja..ngan ke..sini.. na..nti..ji..jik..," ucap Fateh terbata-bata.

"Nggak bang, abang kenapa? Hiks.. kenapa kaya gini..hiks..," Muntaz memeluk Fateh dari samping tak peduli sisa muntahan Fateh mengenai bajunya.

"Ab..ab..bang..ga..pap..pa..," jawab Fateh gagap.

Fateh mulai merasa pusing, ia menjambak rambutnya sedikit keras berharap dapat menghilangkan pusing dikepalannya.

"Arrgg...," erangan lolos dari bibir pucatnya.

"Ba..bang kenapa? Hiks..hiks.." Muntaz makin panik saat Fateh terus menjambak rambutnya sendiri sambil mengerang kesakitan.

"Arrggg..., hiks..hiks..Arrrggg...,"

Salehah dan Qahtan terbangun langsung terkejut dengan keadaan Fateh.

Cerita Fateh (Gen Halilintar)✔tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang