34

583 35 40
                                    

🍁🍁🍁

"Haii guyyysss.... balik lagi dengan Ita di Cerita Fateh Ceritak.Ita.

Thanks buat yang udah mau join sama Ita di grup dan yang belum join masuk grup dan mau masuk  grup link ada di bio Ita atau kalian bisa langsung pc Ita no nya ada di part FPC yaaaa...

Oya Ita ga ada ide lagi...

Jadi maaf belum bisa lanjut so untuk minggu ini ga bisa up😢

🙏



Tapi boong😂... Alhamdulillah ide buat cerita ini ngalir ters kek air😄

Okeyyy

So happy reading guyss...

...

Terhitung sudah satu minggu setelah kepulangan Fateh dari rumah sakit dan satu minggu ini Saaih abi dan Atta semakin dingin dan acuh entahlah tapi itu yang Fateh rasakan.

Ia tak tau harus berbuat apa lagi untuk membuat ketiganya kembali hangat dan sayang padanya lagi. Fateh juga tidak tau apa yang membuat mereka menjadi berubah seperti ini.

Apa ia berbuat salah?

Kadang Fateh berpikir mereka berubah seperti ini karna dia anak yang penyakitan. Dan itu menimbulkan kegelisahan Fateh semakin meningkat, apa yang lain juga akan berubah? Membencinya? Tak peduli lagi dengannya?

Fateh tau dia sudah membuat semuanya terbebani karna kondisinya yang kian melemah bahkan makin hari Fateh merasa tenaganya semakin habis. Apa ajal nya sudah dekat? Tapi Fateh tak ingin pergi jika semua orang membencinya.

Berulang kali Fateh mencoba mendekati dan bertanya pada abi dan Saaih mengapa mereka seperti ini hanya acuhan dan penolakan yang ia terima.

"Abi...abi... kalo nanti Ateh udah sehat Ateh mau bikin bikin konten lagi boleh? Kesian Fatners pasti mereka menunggu Ateh,"

"Hm."

"Abi kenapa? Kok semenjak Ateh masuk rumah sakit abi jadi berubah bahkan bang Saaih dan Bang Atta juga,"

"Fateh bisa keluar?! Abi sedang sibuk. Nanti kita bicara lagi!"

"Iya bi. Maaf,"

"Bang Aih!"

"Nanti kita collab yuk kalo Ateh udah sembuh,"

"Terserah!"

"Abang mau kan?"

"Teh, abang lagi sibuk ngedit. Bisa jangan ganggu dulu?!"

"Iya bang, maaf,"

"Hallo bang Atta,"

"Apa? Cepet abang lagi ada acara,"

"Mmm... kalo ada waktu luang kita jalan jalan yuk bang,"

"Abang sibuk,"

"Oo.. iya bang maaf. Semangat bang,"

Sesak? Tentu saja hatinya terasa sakit saat penolakan yang ia dapatkan. Ia tak sanggup jika yang lain juga ikut membencinya.

"Bang Fateh,"

"Eh? Iya kenapa Mun?" Tanya Fateh.

Muntaz mendudukan diri disebelah Fateh.

"Kenapa abang melamum?" Tanya Muntaz.

"Eh? Enggak papa," jawab Fateh.

"Mmm... bang."

Cerita Fateh (Gen Halilintar)✔tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang