25

722 38 30
                                    

🍁🍁🍁

"Hai guysss.... balik lagi dengan Ita di cerita Fateh Ceritak.Ita.  manteman up mya siang ga papa ya. Soalnya kalo malem nanti Ita ga bisa. Ita mau pergi.

Pergi kerumah Mbah di sono kaga ada sinyal so up nya sekarang. Trus besok Ita ga tau. Moga aja dah pulang yeee..."

Oke dah

Oya ada yg sercing google ga tentang Thalasemia? Kalo ga ada dan pin tau apa itu Thalasemia yang akan diderita oleh si Fateh di cerita ini.  part ini akan menjelaskan tentang penyakit tersebut.

So happy reading guys

...

Clek

Atta dan Sohwa memasuki kamar inap Fateh setelah merasa tenang.

"Fateh belum bangun?" Tanya Sohwa.

"Belum kak," jawab Jidah sambil bangkit membiar kan Sohwa duduk di samping ranjang pesakitan.

Sohwa menggengam tangan kiri Fateh yang dihiasi selang transfusi darah. Hati Sohwa terasa disayat berulangkali saat melihatnya. Tangan yang sering jail itu kini diam dengan jarum yang menancab rapih.

Tangan ini dulu sangat kecil  selalu ia mainkan kini sudah besar namun agak kurus. Tangan Sohwa terulur mengusap lembut pipi Fateh dengan ibu jarinya, ia tersenyum kecut saat kenangan manis memenuhi pikiranya.

Wajah itu yang selalu terlihat bahagia, ceria, selalu so cool dan jangan lupa wajah konyonya membuat siapa saja langsung tertawa. Kini diam tak ada ekspresi dengan rona pucat yang sangat jelas. Dan bibir merah itu tak adalagi berganti dengan rona yang pucat pias.

Puk

Atta memegang bahu Sohwa memberi kekuatatan agar terus tegar menghadapi semua ini.

Sohwa menunduk, menggigit bibir dalamnya kuat mencoba menahan isakan yang kapan pun bisa keluar.

"Apa kata dokter tadi?" Tanya Jidah memecah keheningan.

"Huufftt... abang mohon kalian berdoa lah semoga semua baik-baik saja," jawab Atta.

"Bukan. Bukan jawaban seperti itu yang kami mau. Bang tolong jelasin semuanya tanpa ada yang dirahasiakan," tegas Saaih.

Atta menggelengkan kepalanya pelan," abang tidak tau. Hasilnya baru akan keluar besok. Jadi untuk sementara ini kita hanya perlu berdoa semoga Fateh baik-baik saja," ucap Atta.






"Eugh..."

Mata yang telah tertutup selama kurang lebih lima jam kini perlahan terbuka.

"Fateh."

"Bang... kakak.. Fateh sadar,"

Fateh belum bisa melihat orang disebelahnya ini dengan jelas. Tapi dari suaranya ia yakin bahwa orang disampingnya ini adalah Saaih.

"B..bang Aih..." lirih Fateh.
"Iya. Ini abang Teh,"

"Fateh... syukurlah,"

Sohwa langsung memeluk Fateh yang langsung dibalas oleh Fateh.

"Kkak.. Mim..mah,"

"Iya Teh. Kenapa hum? Ada yang sakit?" Tanya sohwa.

"Jidah panggilkan dokter," suruh Atta yang langsung diangguki oleh Jidah.

"Ta...tangan Ateh... sakit.." keluh Fateh sambil mencoba menggerakan tangan kirinya.

"Sini kakak elus biar ga sakit lagi,"

Clek

Dokter bersama Jidah dan seorang suster berjalan masuk.

Dokter itu tersenyum lalu memeriksa kondisi Fateh.

Cerita Fateh (Gen Halilintar)✔tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang