18

818 34 27
                                    

🍁🍁🍁

"Haiii... balik lagi ama Ita di cerita Fateh Ceritak.Ita . Kok belakangan ini Ita up sehari 2 kali ya? Biarin lah...

Eh... btw jan jadi  black readers dong.. kasih vote kek atau komen kek...

Pi serah sih.. gak mau vote mau gak komen juga gapapa. Da Ita mah baik sabar biar Imut.

Bacot Ta -Hetaf

Bodo amat...

Udah lah... sok mangga baca atuh..

Happy reading guyyss...

...





"UMIII... BANG THOR MIMISAN..." teriak Fateh.

Umi langsung menghampiri Thoriq dengan panik begitupun abi dan yang lainnya.

"Astagfirullah Oliq... kenapa bisa mimisan gini sih?!" Ucap umi sambil mengelap darahnya.

"Ga tau mi. Padahal Oliq ga ngerasa sakit," ucap Thoriq jujur. Sungguh ia tak merasa sakit sedikit pun, yang sedang sakit adalah Fateh. Apa mungkin ini karena ikatan persaudaraan yang kuat?

Entahlah

Setelah mimisan Thoriq berhenti mereka melanjutkan perjalanan karna Thoriq bilang ia tidak apa-apa.

"Kemana lagi nih guys?" Tanya Jidah.

"Ke mall yuk...," kata Iyya.

"Hayyuuu..."

Mereka pun memutuskan untuk pergi ke Mall terbesar di Seoul.

Au namanya apa. Ita males nyari


Mall

"Attention pleas," ucap Umi.

"Kita absen dulu,"

"Ashiap..."

"Gen Halilintar..."

"MY FAMILY MY TEAM."

"Absen start"

"One"
"Two"
"There"
"Four"
"Five"
"Six"
"Seven"
"Eight"
"Nine"
"Ten"
"Eleven"

"Yeeyyy..."

Complite.

"Oke. Abi minta perhatiannya. Nanti saat kalian berbelanja kalian harus wajib mengecek apa itu halal atau tidak. Mengerti?"

"MENGERTIIII...."

"Good,"

"Baiklah. Kalian boleh berbelanja," ucap abi.

Gh langsung memasuki mall dengan cepat karna tak sabar.

Karna tak fokus Fateh hampir tertinggal yang lain.

"Tunggu,"

Langkah Fateh terhenti. Perlahan ia berbalik untuk melihat siapa yang menghentikannya nmun detik berikutnya Fateh kembali melihat kearah keluarganya yang semakin menjauh.

"Fateh kan?" Tanya orang itu.

Fateh mengamati dari bawah hingga atas penampilan orang didepannya ini. Dari mukanya Fateh rasa dia orang Indonesia dan seumuran dengannya.

"I..iya," Fateh terus melihat kepergian keluarganya yang semakin menjauh.

"Wahhh... hai kenalin nama..."

"Emm.. maaf... aku harus susul keluarga aku. Jadi maaf ya," ucap Fateh memotong perkataan orang itu.

"Tap...,"

Belum juga orang itu menyelesaikan perkataannya Fateh sudah berlari pergi.

"Sudah lah Marsya. Abang udah bilangkan kalo dia itu sombong," ucap seorang pria yang dari tadi mengamati interaksi mereka.

"Hiks... biasanya dia selalu ramah hiks," tangis Marsya.

"Udah dong jangan nangis. Adek abang jelek kalo nangis," kata pria itu

"Abang. Abang harus janji. Pokonya abang harus balas rasa sakit Marsya,"

"Iya. Abang Janji, abang bakal balas dendam ke dia."





Fateh terus mengejar yang lainnya sesekali ia menabrak orang. Entahlah ia merasa sangat takut sekarang, setelah bertemu gadis tadi perasaan Fateh tak tenang. Sebenarnya siapa gadis itu?

Dan Fateh juga merasa sedikit bersalah karena meninggalkannya begitu saja.


"Gila... kenapa Ateh ditinggalin lagi sih," kesal Fateh.
"Lah? Ketinggalan lagi?!" Beo Thoriq.

"Iya. Kalian jalan apa maraton sih?"

"Haduhhh... hobi mu Teh ketinggalan mulu. Besok besok abang borgol kamu dengan bang Atta," kata Atta.

"Gila.. ga mau lahk sakit," ucap fateh.

"Udah yuk kita belanja," kata Jidah.

Saat hendak melangkah Fateh hampir limbung dan jatuh jika saja Saaih tidak menahannya.

"Eh? Teh... Kiat gak?" Tanya Saaih.

Fateh hanya diam tak menjawab. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dalam mulutnya. Fateh menutup mulutnya menggunakan tangan lalu meludah sedikit.

Perlahan Fateh melihat telapak tangannya.

Darah






















Kriiikkk...kriikkk...krriikkkk...

Di Ita ada suara Jangkrik:v

Malem malem numpang lewat.


Double up lagi

Moga ga bosen ya

Udah
Ah

Mau bobo

Pai
Pai


"Saya Fateh Halilintar. Stay cool. Muuaacchh..."

Cerita Fateh (Gen Halilintar)✔tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang