37

656 42 35
                                    

🍁🍁🍁

"Haii guyss.. kembali lagi dengan Ita di Cerita Fateh Ceritak.Ita.

So..

Karna malem nanti malem kita horror2 nya so sekarang kita happy happy dulu

Biari ya...

Karna jujur Ita ga bisa ninggalin cerita ini walau cuma srbentar tau kenapa..

Dan biar cepet tamat juga...

Perkiraan Ita dua sampe tiga part lagi itu pun dengan epilog

Soo

Udah

Sok lanjut baca...

Oya bentar...hiks...

Ita mau ngucapin terimakasih sebesar besarnya buat kalian cerita ini udah 5 k lebih makasih ya... ini cerita pertama Ita yg bisa sebanyak itu😭😭 lop lop deh buat kalian.😙

Happy reading guyss...

...

Sesampainya dirumah sakit Fateh umi dan abi langsung menuju ruang dokter yang menangani Fateh.

"Fateh silahkan berbaring, kita mulai transfusinya ya?!"

"Iya dok," jawab Fateh.

Fateh berbaring diatas ranjang pesakitan dibantu abi. Sebelum memulai transfusi dokter memeriksa kondisi Fateh setelah selesai dokter memulai transfusi. Denga telaten dokter memasangkan jarum dan selang untuk transfusi.

"Salah satu diantara kalian bisa ikut saya keruangan ada yang perlu saya sampaikan mengenai kondisi Fateh," ucap dokter.

"Saya saja dok. Umi temani Fateh," jawab abi.

"Abi. Disini saja, Ateh ingin tau kondisi Ateh sendiri," ucap Fateh sambil menahan tangan abi.

"Tap..."

"Ateh mohon. Ateh berhak tau kondisi Ateh," lirih Fateh.

"Ya sudah tak apa tuan," ucap dokter.

"Huufftt... baiklah," ucap abi.

"Jadi begini, kondisi Fateh semakin memburuk dengan adanya gagal ginjal dengan berat hati saya mengatakan bahwa Fateh butuh transfusi tiga hari sekali. Dan jika mau kita akan menjalankan oprasi ginjal untuk mengangkat ginjal yang rusak, namun saat saya memeriksanya kedua ginjal Fateh sama-sama rusak," jelas dokter.

Oke Ita ngelantur maaf. Ita vukan dokter☺

"Astagfirullah... Fateh...," umi memeluk Fateh, air mata umi mengalir deras bagaimana tidak ini adalah cobaan terbesar bagi seorang ibu melihat anaknya sakit sangat menyesakan.

"Dok tolong lakukan apa saja untuk menyembuhkan anak saya. Saya tak sanggup melihatnya terus tersiksa," ujar umi.

"Tapi jika kita tetap melakukan oprasi dengan adanya donor ginjal saya tidak bisa menjamin kesembuhan pasien, meski sudah melakukan oprasi tingkat keberhasilannya hanya 5% saja. Karna kondisi Fateh sendiri juga sangat lemah," kata dokter.

"Dan kemungkinan buruknya pasien akan meninggal diruang oprasi," lanjut dokter lirih bagaimanapun seorang dokter akan sedih jika pasiennya tidak selamat.

"Dokter. Anda bisa bicara apa saja terserah asal jangan mengatakan anak saya akn mati. Mati itu rahasia Allah," bentak umi.

"Umi...," lirih Fateh.

"Maaf. Saya kelepasan sudah membentak dokter," sesal umi.

"Tak apa bu. Saya mengerti," ucap dokter.

Fateh hanya tersenyum miris. Bisa kalian bayangkan berada di posisi Fateh, tak memiliki harapan hidup lebih lama. Bagai mana nanti dengan saudara yang lain? Fateh tak tega untuk meninggalkannya tapi mau bagaimana pun Fateh akan ikhlas jika ia dipanggil Yang Maha Kuasa karna hidupnya adalah hak-Nya.


4 jam berlalu kini Fateh telah selesai melakukan transfusinya. Mereka langsung pulang kerumah.


At rumah

Abi memarkirkan mobil didepan rumah.

"Fateh ayok," ucap umi sambil menuntun Fateh namun saat Fateh turun dari mobil kakinya santa lemas membuat Fateh terjatuh.

"Astagfirullah Fateh."

"Kaki Ateh lemes mi," lirih Fateh.

"Abi gendong ya," ucap abi sambil memangku Fateh seperti koala.


"Assalamualaikum," ucap umi dan abi. Fateh? Ia tertidur dipangkuan abi.

"Fateh tidur?" Tanya Sohwa.

"Iya. Kecapean mungkin," jawab umi.

Abi langsung membawa Fateh kekamarnya menidurkannya disana.

Hari berlalu kini tepat tengah malam semua sudah tertidur dikamar masing-masing kecuali satu orang. Ia memakai topeng badut seram berjalan mengendap kekamar FatMun. Dibukannya perlahan pintu setelah memastikan kondisi aman ia mulai melancarkan aksinya.

Ditangan kananya sudah ada sebuah suntikan yang berisi cairan bening entah itu cairan apa.

Dia tersenyum miring berjalan mendekati Fateh, ia menarik tangan kiri Fateh menusukan jarum suntik itu tepat pada urat nadi Fateh perlahan cairan itu masuk kedalam tubuh Fateh.

Muntaz terbangun karena merasa haus betapa terkejutnya ia melihat orang yang memakai topeng sedang menyuntik Fateh.

"WHO ARE YOU?!" Teriak Muntaz membuat Fateh terbangun. Fateh merasa sakit pada tangan kirinya langsung menarik paksa tangannya membuat sobek karena jarum suntik.

"Aawwcc..." keluh Fateh.

"Siapa kamu?" Tanya Fateh.

"Selamat tinggal," ucap nya lalu pergi lewat jendela.

Clek

"Ada apa? Kenapa teriak?" Tanya Saaih diikuti yang lain.

"Ta...tadi ada orang... bang Fateh," Muntaz menatap Fateh sendu.

"Tak apa. Tadi ada orang yang masuk kesini, dia pake topeng jadi kita ga tau siapa dia," ucap Fateh.

"Kamu ga papa kan sayang? Ini tangan kamu berdarah Teh," ucap umi panik.

"Sohwa ambil obat dulu," ujar Sohwa lalu pergi mengambil obat.

"Umi orang itu ingin mencelaki bang fateh... Muntaz takut," lirih Muntaz.

"Malam ini kita gh boys tidur disini," ucap Atta diangguki gh boys lain.

"Kita harus cepat menangkap orang itu. Dia sudah nekat," ucap Thoriq.

"Besok kita cari tau siapa orang itu," timpal Saaih.

"Umi Ateh ngantuk," lirih Fateh.

"Iya tidur lagi sayang. Umi disini," ucap umi sambil mengelus Kepala Fateh.

Mata Fateh terpejam sempurna meninggalkan riuh disekitarnya. Tapi akan kah mata itu terbuka kembali?




Hanya Allah dan Ita yang tau😌




Dorr

Kejutan

Up malam ini eakkk

Moga suka cerit dadakannya.

Seeu next part

Stay cool

Cerita Fateh (Gen Halilintar)✔tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang