24

741 43 37
                                    

🍁🍁🍁

"Haii guys.. kembali lagi bersama Ita di cerita Fateh Ceritak.Ita. maaf ya up nya malem lagi soalnya baru sempet ngetik. Ita dari sore ga megang hp soalnya lagi bikin kue sampe malem dan ini baru ngetik... maaf ya

Oke lah

Di part ini kalian akan mengetahui satu fakta

Wowww

Fakta ini akan menjawab salah satu pertanyaan kalian.

So selamat baca

Happy reading guys

...











"Teh... Fateh..." Saaih mengguncang pelan tubuh Fateh yang masih terlelap.

"Ateh bangun hey. Kita mau berangkat ini. Pesawat take off satu setengah jam lagi," ucap Thoriq yang berada disebelah Saaih.

"Aisshh... kebo nya kumat," gerutu Saaih.

"Bangun Teh. Teh gelas teh sosro teteh teteh," ucap Atta ikut membangunkan Fateh.

"Apaan sihk," kesal Fateh tanpa membuka matanya karna jika ia membuka matanya semua hanya akan terlihat berputar.

"Bangun. Kita mau berangkat nikh," ucap Saaih sambil mendudukan Fateh paksa.

Dengan kesal Fateh punduduk dengan mata yang sudah terbuka. Semua langsung berputar bahkan ia tak bisa melihat dengan jelas, beberapa kali Fateh mengerjapkan matanya mencoba memfokuskan pandangannya.

"Malah kedap-kedip lagi. Kagak ada cewe di sini Teh. Yang lain udah pada di mobil," ucap Thoriq.

"Hayu malah bengong," Saaih menarik tangan Fateh. Dengan terpaksa Fateh berdiri namun baru sebentar

Bruk

"Fateh."

"Kenapa? Sakit lagi? Pusing?" Tanya Saaih brutal

"Kenapa ga bilang kalo sakit?" Kata Atta.

"Mau abang gendong?" Tawar Thoriq.

"Ikhh.. apaan sih. Nanya satu-satu Ateh jadi bingung. Lagian nyawa Ateh belum kumpul semua main tarik aja, jatoh kan jadinya," gerutu Fateh sambil mengacak rambutnya kasar saking kesalnya.

"Yehhh... di bangunin dari tadi sikh ga bangun-bangun," kata Saaih.

"Kebonya amit amit,"

"Eh. Bang Oliq juga kebo. Ateh ingatkan kalo lupa," celetuk Fateh tak terima. Eoh di gh boys ini bukan cuma dia yang kebo.

"Udah. Yang lain dah nunggu," ucap Atta sambil menggendong Fateh ala koala.

"Bang Attaaaa... apaan sikh... Ateh bisa jalan. Turunin,"

"Katanya tadi nyawanya belum kumpul. Dari pada jatoh terus abang gendong," kata Atta.

"Ya ga gini juga bang... aisshh... bang Aih.. bang Oliq tolonginnn...," rengek Fateh.

"Diem Teh. Kalo ga abang ceburin dikolam ikan," ancam Atta.

"Aish.."

"Hahaha..."

Sungguh melihat Fateh seperti ini sungguh lucu sekali. Mereka ingin Fateh tetap seperti ini, menjadi adik yang lucu walau usianya bertambah. Tapi tak bisa dipungkiri ada rasa tak nyaman dalam benak mereka. Rasa takut akan kehilangan.

Fateh menyembunyikan wajah pucatnya dileher sang abang mencari kenyamanan untuk melanjutkan tidur yang tadi terganggu.

Tak tahan dengan rasa gemas Atta mengeratkan pelukannya seolah tak akan membiarkan sosok didekapannya ini pergi.







Cerita Fateh (Gen Halilintar)✔tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang