Note:
Tulisan Italic (Aaaa): ucapan dalam hati.
Tulisan Italic Bold (Aaaa): Isi pikiran seseorang.Semoga yang baca engga pada bingung ya.
Happy reading🌸***
Aku menatap kosong jalanan yang ada didepanku. Aku masih sedikit ketakutan, namun sudah tidak gemetar seperti saat Bima pertama menemukanku.
"Iya. Udah sama aku. Kalian pulang aja, udah jam segini. Biar aku yang anterin Ririn pulang. Iya. Oke."
Bima kemudian menutup telponnya dan memasukkan hpnya ke kantong celana.
"Kamu gapapa?" Tanyanya sambil menatap khawatir padaku.
"Engga apa-apa."
"Udah tenang? Mau cerita kejadian tadi?" Tanyanya hati-hati.
Aku kemudian mengangguk dan mulai menceritakan.
"Aku sendirian di kelas. Sudah jam pulang sekolah, Meta dan Alin juga sudah pulang. Aku hanya ingin menyalin beberapa catatan di papan yang tidak sempat kucatat. Ketika sudah selesai dan keluar kelas, tiba-tiba saja kepalaku ditutup dengan karung. Banyak tangan yang menarikku. Aku mencoba berteriak. Tapi mulutku di tutup oleh mereka."
Aku berhenti sejenak untuk mengambil napas, kemudian melanjutkan dengan suara sedikit bergetar.
"Aku disekap di gudang. Berkali-kali aku berteriak minta tolong, tapi tidak ada bantuan. Hpku juga diambil mereka."
Kulihat Bima menghela napas keras. Tangannya yang menggenggam setir terkepal keras.
Aku kemudin melanjutkan, "Fany bukan?"
Bima menoleh, "Apanya?"
"Fany yang membuat aku disekap seperti ini kan?"
Bima kemudian melihat ke arahku. "Maafin aku Rin, ini semua salahku. Harusnya aku tau Fany akan berbuat hal yang mengerikan padamu."
"Itu bukan salahmu. Tapi ada yang ingin kutanyakan. Boleh?"
Bima menganggukkan kepalanya. "Tanyakan saja."
"Ketika di dalam gudang, sayup-sayup aku mendengar tertawaan mereka dan mereka mengatakan nasibku akan sama seperti Nadin. Siapa itu Nadin?"
Bima seketika membeku ditempatnya. Aku bisa melihat keterkejutan di wajahnya.
"Kamu engga akan seperti Nadin." Jawabnya cepat.
"Siapa itu Nadin?"
"Dia sekolah di SMA Pelita dulu. Namun baru setahun, dia langsung pindah ke sekolah lain. Penyebabnya karena Fany dan kawan kawannya membullynya."
"Kenapa Fany membullynya?" Tanyaku. Aku sepertinya tau arah pembicaraan ini. Namun aku masih tetap ingin memastikannya langsung pada Bima.
"Itu masalah dulu, Rin. Fany memang seperti itu." Kilahnya.
"Tentu Fany punya alasan untuk membullynya. Kenapa?" Tanyaku lagi.
Bima menghela napas keras. "Karena Nadin mantan pacarku."
***
Aku menatap kosong ke depan kelas ke arah Bu Mus yang sedang menjelaskan.
Sudah 2 minggu sejak kejadian di gudang. Namun 2 minggu itu jugalah pikiranku melayang entah kemana.
Aku baru mengetahui fakta kalau mantan Bima juga mengalami hal yang kualami.
Tiba-tiba ada rasa takut dalam diriku.
Mendengar Bima mengucapkan nama wanita lain juga membuatku merasa aneh. Cemburu kah?

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis
Fantasy[Selesai] 07.09.2020 Konon menurut cerita dari leluhurku, hanya ada satu pasangan untuk pemilik kekuatan sepertiku. Aku tidak bisa membaca pikirannya, begitupun sebaliknya. Itulah tanda bahwa dia merupakan pasanganku. Orang yang telah digariskan me...