Note:
Tulisan Italic Bold (Aaaa): Isi pikiran seseorang.Semoga yang baca engga pada bingung ya.
Happy reading🌸***
Aku membuka pintu UKS. Disanalah gadis itu sedang berbaring.
Aku hendak menanyakan kondisinya, namun kuurungkan niatku. Aku tidak ingin tampak terlalu mengkhawatirkannya
Entahlah, aku tidak terlalu ingat percakapanku dengan Ririn, juga apa saja yang keluar dari mulutku. Kepalaku rasanya sakit sekali.
Saat itulah kulihat Ririn hendak bangkit dan memakai sepatunya.
Tanpa basa-basi aku langsung menggenggam tangannya. Rasa sakit yang kurasakan berangsur menghilang.
Benar, tidak salah lagi. Dialah orang yang ditakdirkan untuk bersamaku. Sumber dan penyembuh penyakitku. Terlebih aku tidak bisa membaca pikirannya.
Tiba-tiba, tirai di sebelah kiriku terbuka. Disana duduk Raka yang tersenyum jahil padaku dan Ririn.
Aku langsung melepaskan tanganku.
"Kau kembali saja ke kelas. Biar aku yang mengurusnya," ucapku kepada Ririn.
Saat Ririn sudah hilang dari pandanganku aku membalikkan badanku dan menatap tajam Raka.
"Tutup mulutmu. Anggap kau tidak melihat apa apa."
Raka lantas menyilangkan tangannya. "Tentu tidak bisa. Seluruh penjuru sekolah akan heboh sekali dengan berita ini."
"Apa maumu?"
"Mauku? Aku tidak ingin apa apa. Tenanglah, Bim. Apa salahnya kalau kalian pacaran?"
"Aku sudah tau siapa kau. Apa rencanamu?" tanyaku tajam.
"Rencanaku? Oke baiklah, aku akan sedikit membocorkan rencanku. Aku akan menyebarkan ke penjuru sekolah bahwa kalian pacaran."
Raka kemudian menghentikan ucapannya lalu tersenyum.
Aku mengerutkan kening heran. "Lalu? Aku tau tabiat mu. Apa maumu sebenarnya?!" tanyaku setengah berteriak.
Raka mengangkat bahunya kecil. "Ya hanya itu peranku. Selanjutnya Fanylah yang akan melanjutkan apa yang kumau."
Aku terdiam ditempatku. Aku tentu tau Fany, dan apa yang bisa diperbuatnya. Fany terlalu berbahaya.
Terlalu banyak orang yang bisa menjadi pelindungnya, sehingga apa pun perbuatan mengerikan yang dilakukan Fany bisa tertutupi dengan mudah.
"Apa kau mau kejadian seperti tahun lalu terjadi pada Ririn?"
"Tutup mulutmu. Kau punya masalah denganku. Jangan libatkan Ririn."
"Ah, melihat kau melindungnya seperti ini aku semakin ingin melibatkan gadis itu."
Tanpa pikir panjang aku langsung melayangkan tinjuku. Raka hanya menerima pukulan itu sambil tertawa.
Aku menghentikan tinjuku ketika melihatnya tertawa. Lantas bangkit. Aku hendak kembali ke kelas, namun ucapan Raka mengehentikan langkahku.
"Aku tidak akan menyebarkannya apabila kau mengikuti apa omonganku."
"Aku bukan pesuruhmu."
Raka tertawa mengejek mendengar jawabanku. "Baiklah, sepertinya harga dirimu masih tinggi sekali. 3, kabulkan 3 keinginanku. Maka aku tidak akan menyebarkan omongan bahwa kalian berpacaran. Bagaimana?"
Aku menimbang-nimbang, haruskan ku terima tawarannya. Dimata satu penjuru sekolah, Raka termasuk anak teladan. Tidak pernah membuat masalah dengan guru. Hanya aku dan beberapa orang terdekatnya lah yang mungkin tau sifat asli Raka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis
Fantasía[Selesai] 07.09.2020 Konon menurut cerita dari leluhurku, hanya ada satu pasangan untuk pemilik kekuatan sepertiku. Aku tidak bisa membaca pikirannya, begitupun sebaliknya. Itulah tanda bahwa dia merupakan pasanganku. Orang yang telah digariskan me...