19 - Ririn

80 36 14
                                    

Note:
Tulisan Italic Bold (Aaaa): Isi pikiran seseorang.

Semoga yang baca engga pada bingung ya.
Happy reading🌸

***

Apa benar apa yang dikatakan Nadin? Bahwa Bima adalah pasangannya?

Ketika melihat mereka berdua di luar stadion tadi, hatiku sangat sakit.

Mereka berdua sangat cocok.

Aku memutuskan tidak pulang kerumah, melainkan kerumah om Adi.

Hanya om Adilah yang saat ini bisa menjelaskan semuanya.

Aku mengetok pintu rumah om Adi.

"Hai Ririn. Masuk. Tumben kamu datang sendirian ke sini?" tanya Tante Astrid ketika melihatku di ambang pintu.

"Iya tante. Mau ketemu Om Adi. Om Adi ada?"

"Ada sayang. Ayo masuk. Duduk saja dulu di dalam. Tante panggilkan Om ya," ucap Tante Astrid.

Aku menganggukkan kepala.

Tidak lama kemudian Tante Astrid datang membawakanku segelas minuman.

"Sebentar ya, Rin. Om kamu masih mandi tadi pas tante panggil."

Aku mengangguk. Aku dan Tante Astrid berbincang-bincang mengenai beberapa hal.

Saat itu kulihat om Adi menghampiriku.

"Hai Ririn. Apa kabar kamu? Ada keperluan apa?" tanya Om Adi, ramah padaku.

Aku menatap mata om Adi.

Ada yang ingin kutanyakan pada Om. Namun hanya berdua saja. Apa Om bisa meminta Tante Astrid untuk ke belakang sebentar?

Om Adi menganggkat sebelah alisnya, bingung.

"Ma, masak makanan dong untuk Ririn. Kamu makan malam disini saja ya Rin?" tanya om Adi kepadaku.

Aku menganggukkan kepala.

"Oke, kalau gitu tante tinggal dulu ya, Rin," ucap tante Astrid.

"Iya tante."

Tante Astrid lalu bangkit dari duduknya.

"Nah, apa yang mau kamu tanyakan sama Om?" tanya om Adi ketika Tante Astrid sudah masuk ke dapur.

Aku kemudian menceritakan semuanya kepada om Adi. Tentang awal pertemuanku dengan Bima, cerita tentang pasangan yang sudah ditakdirkan, tentang Bima, dan tentang Nadin.

Setelah aku selesai menjelaskan, om Adi menganggukkan kepalanya.

"Apa hal itu bisa terjadi, Om? Satu orang memiliki 2 pasangan takdirnya?" tanyaku.

Om Adi menggelengkan kepalanya. "Tentu tidak. Memang benar kamu turunan ke-20 Rin. Laki-laki bernama Bima itu cukup cerdas bisa mengambil semua kesimpulan tadi."

Aku menatap om Adi dengan serius.

"Namun, pasangan kamu sudah tidak ada di dunia ini. Sejak 5 tahun yang lalu."

Aku menatap om Adi heran. "Lalu, mengapa aku malah seperti terikat dengan Bima?"

"Hal itu bisa saja terjadi. Karena kamu sudah tidak memiliki pasangan yang sudah ditakdirkan untukmu. Istilahnya kamu bebas, bebas memiliki hubungan dengan siapa saja. Namun karena kamu dekat dengan pemilik kekuatan lain, kamu malah merasa kalau dialah pasanganmu. Padahal, laki-laki tersebut bukanlah pasanganmu."

"Lalu mengapa Bima juga merasa pusing dan sakit di dadanya kalau Ririn dekat dengan laki-laki lain?" tanyaku heran.

Om Adi menghela napas sedih. "Hal itu bisa saja terjadi. Pasangan Bima mungkin tidak berada di dekatnya. Sehingga alam bawah sadar Bima mengira bahwa kaulah pasangannya. Karena pasanganmu sudah tidak ada."

GarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang