Note:
Tulisan Italic Bold (Aaaa): Isi pikiran seseorang.Semoga yang baca engga pada bingung ya.
Happy reading🌸***
Aku menatap Ririn yang membawa 2 gelas minuman di tangannya.
"Oke, akan aku jelaskan," ucapku ketika Ririn sudah duduk di sampingku.
Saat ini kami sedang duduk di ayunan yang ada di belakang rumah Ririn.
"Aku sama seperti kamu. Pemilik kekuatan."
"Hah? Bukannya pemilik kekuatan sepertiku hanya satu tiap generasi?" tanya Ririn heran.
"Ya, aku juga baru-baru saja tau kemampuanmu. Kamu bisa mendengar isi pikiran orang dengan menatap mata bukan? Sedangkan aku dengan sentuhan tangan. Kita berbeda."
"Namun dari mana kamu tau aku pemilik kekuatan?"
"Karena aku tidak bisa membaca pikiran kamu. Bukankah keluargamu menjelaskan tentang hal ini?"
"Mungkin. Aku sebenarnya terlalu terkejut mendengar hal itu. Jadi tidak terlalu mendengarkan," jawab Ririn.
Aku hanya menggangguk mendengar jawaban tersebut. Hal itu bisa dimaklumi.
"Sesama pemilik kekuatan, kita tidak bisa mendengarkan isi pikiran satu sama lain," ucapku menjelaskan.
"Tapi aku bisa mendengar isi pikiran om ku," ucapnya lagi.
Aku mengangguk. "Tentu saja. Karna kau keturunan langsung dibawah om mu. Kau tentu tidak bisa membaca isi pikiran keturunan di atas om mu. Juga om mu tidak bisa membaca isi pikiranku. Hanya satu keturunan langsung lah yang bisa saling membaca isi pikiran."
Ririn mengernyitkan dahinya bingung.
"Dan juga, kau adalah pasangan yang sudah di takdirkan untukku," ucapku pelan.
"Hah?! Aku tidak pernah mendengar tentang itu. Om ku yang pemilik kekuatan tidak mempunyai istri pemilik kekuatan juga. Kau mengarangnya?" tanya Ririn kepadaku.
Aku menggeleng. "Aku tidak mengarangnya. Sepertinya kau memang tidak mendengarkan apapun ya?"
Ririn tidak menjawab. Aku kemudian menghela napas, kemudian mulai menjelaskan pelan-pelan kepadanya.
"Tentu om mu tidak mempunyai istri pemilik kekuatan juga. Kalau begitu ceritanya, tentu kita menjadi saudara. Keturunan ke-10, ke-20, dan seterusnya, akan mempunyai pasangan pemilik kekuatan juga. Apa kau pernah mendengarnya?"
Ririn hanya menggelengkan kepalanya.
Aku lalu melanjutkan ucapanku. "Aku keturunan ke 20. Kau? Sepertinya kau juga keturunan ke-20."
Ririn kemudian memotong penjelasanku. "Kalau begitu, kita sebenarnya bersaudara dong. Keturunan ke-10 mu dan keturunan ke-10 ku menjadi pasangan."
"Dari zaman Adam dan Hawa pun kita sudah bersaudara. Namun apa kamu tau generasi ke-10 diatasmu siapa? Itu sudah lama sekali. Silsilah keluarga kita sudah bertambah. Dan juga, mungkin ada pemilik kekuatan lain diluar sana. Kau dengan mata, aku dengan sentuhan, mungkin diluar sana ada yang lain," jawabku menjelaskan dengan panjang lebar.
"Lalu, tau dari mana kau aku pasanganmu? Kau bilang mungkin diluar sana ada pemilik kekuatan seperti kita. Mungkin aku bukan keturunan ke-20. Mungkin saja pasanganmu ada diluar sana. Bukan aku."
"Kau suka Dimas bukan?" tanyaku cepat.
Kulihat wajah Ririn kebingungan dengan pertanyaanku.
"Tidak!" jawabnya keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis
Fantasy[Selesai] 07.09.2020 Konon menurut cerita dari leluhurku, hanya ada satu pasangan untuk pemilik kekuatan sepertiku. Aku tidak bisa membaca pikirannya, begitupun sebaliknya. Itulah tanda bahwa dia merupakan pasanganku. Orang yang telah digariskan me...