juu ichi: duta

16 2 0
                                    

Berita kepindahan atlet panahan dari Bali cukup membuat heboh Citra Bangsa. Pasalnya pemuda ini tinggi, rupawan, tutur katanya pun halus. Rei tentunya menceritakan pengalaman menarik ini ke kakaknya.

"Tadi Rei sekelas sama anak barunya di kelas agama." katanya waktu mereka sedang menonton TV.

"Oh ya? Gimana anaknya?"

"Yaa biasa sih, dingin cuek gitu lah. Sekelas sama Hasan."

Ran mengangguk, "Ngomong-ngomong kamu jadi daftar duta kan, Rei?"

"Hmmmmmm nggak tau yaa?? Ane gak daftar lagi?"

Si kakak terkekeh pelan mengetik sesuatu di ponselnya, "Nggak bisa dua periode."

Mulut si bungsu membulat, "Terus tesnya susah nggak?"

"Nggak kok, pokoknya kamu harus bener-bener tau soal sekolah dan overall wawasan luas."

Mereka terdiam lagi menikmati acara televisi sebelum orang tua mereka pulang. Namun mereka masuk bersama Nadia, teman sekelas Ran sekaligus sahabatnya sejak SMP.

"Maaf ngerepotin ya om, tante..."

"Daijobu... Seperti sama orang lain aja hahaha."

Tadi Nadia memang sudah bilang kalau mau menginap di kediaman Hasegawa. Tentunya orang tua Ran mengijinkan. Kakak beradik ini menyambut Nadia dengan senang sebelum beranjak ke kamar, meninggalkan si bungsu di ruang keluarga.

"Sorry ya mendadak gini..."

"Santai aja lah nad. Kamu lagi ada masalah?"

Nadia, si ambis tim olimpiade sekolah yang sudah beberapa kali menginap di sini selama SMP. Ia sedang mengeluarkan buku tugas kimianya kemudian menempati meja belajar Ran.

"Udah lama sejak mereka berantem, Ran."

Ran hanya mengangguk, "Kalo mau cerita I'm all ears."

Nadia mengangguk, "Belajar dulu aja, yuk..."

Keduanya belajar dalam diam karena mereka menguasai materinya. Nadia di meja belajar, Ran tengkurep di karpet bulunya.

"Ane..." Rei muncul di pintu

"Ya?"

"Besok Rei berangkat sendirian dong??" Nadia dan Ran saling pandang. Tidak mungkin mereka boncengan tiga di motor matic Nadia.

"Kita naik angkot aja bertiga??" Usul Nadia.

"Ahhh ini aja, Rei bareng Daniel ya. Ane chat dulu anaknya ya."

"Ya deh boleh boleh aja." Setelah itu Rei pergi ke kamarnya.

Nadia memutar kursi menghadap Ran, "Daniel siapa, Ran?"

"Tetanggakuuu. Anak ipa 2 ih sebelahan masa gak tau?"

"Lah iya? Aku gak ngeh."

"Ckckck, makanya jangan nunduk liat buku aja nad..."

Setelah belajar sambil mendengarkan musik dan ngemil selama sejam, keduanya ke kamar mandi untuk night routine bersama.

"Kapan ada olim lagi, Nad?" Tanya Ran yang sedang buang air kecil sementara Nadia sikat gigi.

"2 minggu lagi, bulan depan, lupa kapan lagi."

"Yang anak kelas satu udah mulai direkrut ya?"

"Uh hum."

Kalau Nadia sedang ada masalah begini, what she likes to do adalah memberi Ran facial ala-ala selagi bercerita.

Ran tentunya sangat suka hal ini karena menurutnya, Nadia ini tangannya ahli memijat. Gadis itu juga memang cari-cari tahu cara memijat wajah yang baik dan benar.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang