san juu roku: rencana yang tertunda

5 1 0
                                    

siapa yang menyangka kalau rei mendapatkan kunjungan spesial dari sanak saudaranya yang datang dari Jogja. uncle jae sibuk merintis bisnis lini fashionnya itu juga rela datang demi keponakan tercintanya.

rei itu baru ingat kalau pamannya bisa bahasa isyarat dikit-dikit since he ever worked voluntery for some community sebagai asisten pengajar bahasa isyarat. makanya pas ngomong sama rei, they also speak using sign language a little bit.

di hari terakhirnya di rumah sakit, rei masih membiasakan diri dengan alat bantu dengarnya. tanpa alat ini, rei tidak mungkin bisa mendengar apa-apa selain orang-orang disekitarnya berteriak.

mau tidak mau, ran dan kedua orangtua juga harus belajar bahasa isyarat jika alat bantu dengar milik rei tidak berfungsi. karena ada kalanya gadis tersebut tidak ingin mendengar apapun.

"rei...?" panggil seorang laki-laki dengan suara familiar yang tidak pernah berhenti mengunjunginya.

"masuk sini, abbyan." perintah rei.

laki-laki itu pernah datang dengan tangan kosong. kali ini ia membawa mi pangsit ayam chandra.

"AKHIRNYA!!!!" pekik rei sembari menyingkirkan jauh-jauh laptopnya.

abbyan dengan senang membawakan dua mangkok dan menuangkannya untuk rei. ia mempersilahkan rei untuk memakannya terlebih dahulu.

"enak rei?" tanya abbyan yang masih membereskan sampah.

rei menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat lalu membuat kalimat "it's good" dengan bahasa isyarat.

abbyan paham.

ia belajar bahasa isyarat demi rei.

"oh iya, by, habis ini kan uas terus liburan natal dan tahun baru, olimpiademu gimana?" tanyanya.

"diundur jadi bulan januari sih, rei. katanya sih minggu pertama sekolah itu." jawab abbyan.

rei menganggukkan kepalanya. "gila ya kamu sibuk banget tapi masih nyempetin jenguk aku. otakmu rasanya apa nggak pengen meledak?"

laki-laki itu tertawa. "at least you are good at managing your time, you will not feel that way." jawab abbyan.

"btw, kok nggak keliatan wasa, ya? dateng cuma sekali terus nggak ada baunya." tanya rei penasaran sembari menyeruput minya.

kalau diingat-ingat, abbyan itu baru saja "melarang" wasa untuk datang mengunjungi rei dengan alasan, rei sudah balik ke rumah dan masih dalam masa pemulihan.

lebih kagetnya lagi, yang bikin wasa kebingungan begitu sampai di tempat latihan, abbyan juga menyuruhnya untuk mengurus masalahnya dengan luna.

memang apa hubungannya dengan luna?

ya memang sih hari minggu sampai sekarang senin, luna itu menghadangnya untuk tidak pergi ke rumah sakit alih-alih minta ditemani ini itu.

lagian abbyan yakin 100% kalau luna itu tidak datang dengan cuma-cuma.

"nggak tau tuh. kayaknya sibuk banget since kamu bilang kalau dia mau lomba kan?" elak abbyan mulus banget bang seperti wajah baru dicukur.

"iyasih dia pulang ke lapangan-pulang ke lapangan." jawab rei setuju.

"tapi rei, aku masih penasaran,"

rei mendongakkan kepalanya menatap abbyan yang sedang mengarahkan matanya ke ujung ruangan. alisnya bertautan dan sepertinya ada sesuatu yang ingin ia tanyakan.

"emang luna waktu itu kesini ngapain?" tanya abbyan pada akhirnya.

"oh," rei menelan minya. "biasalah." katanya sambil menirukan suara anak laki-laki yang terkenal itu. "dia bilang sama aku buat nggak gangguin dia sama wasa kek ngapain gitu lohhh??? terus masa tiba-tiba bilang kalau dia pacarnya wasa?! wow im shocked that day." jelas rei.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang