san juu hachi: liburan semester

6 1 0
                                    

tentunya ada pantangan yang harus rei lakukan dan laksanakan dengan keadaan barunya, yaitu tidak mendengarkan sesuatu terlalu keras dan minum obat kalau masih merasa nyeri pada telinganya.

ia juga tidak boleh mengunyah sesuatu yang terlalu keras atau alot untuk beberapa bulan ke depan karena dikhawatirkan telinganya luka lagi karena meskipun sudah cidera dan gendangnya rusak, tetap ada proses penyembuhan untuk meminimalisir kerusakannya.

selama UAS, rei belajar dengan serius termasuk hari sabtu waktu itu dimana ia memutuskan untuk pergi "kencan" bersama abbyan sekaligus belajar bersama untuk mapel besok senin ujian, yaitu agama dan ppkn.

rei sudah siap, cantik juga apalagi habis potong rambut. rambut panjangnya sudah menghilang dan sekarang ia tampil dengan potongan rambut pendek sebahu dari rambutnya yang sepanjang punggung.

abbyan udah ganteng bawa buku materi, kertas binder, dan alat tulis. hari itu dia pakai kaos putih, sweater ungu violet, celana jins cerah, dan sepatu putih. ganteng sekali anak orang sementara itu rei memakai floral mini dress berwarna hitam dan sepatu boots berwarna hitam. rambutnya dicurly lalu dikuncrit half messy bun.

hahhhh.....cantik....

itu yang ada di pikiran abbyan saat melihat rei hari itu. matanya tidak pernah absen dari mengamati rei. entah itu saat menonton, makan bersama, sampai belajar PPKN bersama.

"kekuasaan eksaminatif inspektif nih apa sih rei?" tanya abbyan saat menjawab latihan soal dari sekolah.

rei mencondongkan sedikit tubuhnya pada abbyan lalu melihat soal yang dimaksud oleh laki-laki tersebut.

"ohhh itu kekuasaan yang dijalankan sama badan pemeriksa keuangan dan kekuasaannya berhubungan sama penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara." jelas rei.

abbyan menganggukkan kepalanya. "terus kalo kekuasaan vertikal? itu yang berdasarkan tingkatan itu kan ya?" tanya abbyan lagi.

rei mengangukkan kepalanya. "iya pokoknya dari pemerintah pusat ke provinsi terus ke daerah masing-masing." imbuh rei.

setidak belajar bersama dan kencan hari itu lancar jaya dengan abbyan yang dengan sengaja menggenggam tangan rei saat mereka selesai menonton dan selesai dari toilet.

rei bilang kalau dia kebelet bak. diantarlah rei ke toilet bioskop yang selalu ramai setiap selesai nonton itu. ditungguin sama abbyan dan disitulah abbyan mulai memikirkan apa yang harus dia lakukan.

ketika rei sudah keluar sembari merapikan dressnya yang panjangnya hampir sebetis, abbyan langsung menjulurkan tangannya yang kemudian diraih oleh rei secara kebingungan.

"kenapa?" tanya rei.

abbyan tersenyum dengan jantung yang berdegub kencang lalu menggenggam erat tangan rei sembari membawanya keluar dari bioskop untuk makan.

rei langsung tertawa terbahak-bahak dan malu-malu. pipinya sampai memerah dan rasanya panas sekali. ia pikir abbyan itu minta handsanitizer rupanya minta gandengan.

belajar di kafe yang ramah suasana dan lingkungan ini membuat mereka berdua nyaman dalam belajar. setelah mengerjakan latihan soal pun mereka saling tebak-tebakan. baru deh setelah itu mereka bisa nongkrong biasa ngobrol-ngobrol.

yang diobrolin banyak. salah satunya rencana liburan mereka masing-masing.

"aku kayaknya nggak kemana-mana kecuali kalo mamaku mau ambil hari libur. soalnya mamaku sibuk banget." jawab abbyan. "rei sendiri?"

"kayaknya aku ke jogja deh. ke rumah kakek di sana." jawab rei setelah meneguk minumannya.

"mantap banget deh. berangkat kapan?" tanyanya.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang