shi juu hachi: proses

8 0 0
                                    

ia bisa melihat darah segar berceceran pada lantai berwarna putih. orang-orang masuk ke dalam toilet mengitari kakaknya dan juga hendry yang luka parah karena tusukan pada telapak tangannya.

rei tidak bisa bergerak. tubuhnya kaku diam mematung memandangi kakaknya yang tidak sadarkan diri bersimbah darah. jantungnya berdegub cukup lambat tapi begitu menyakitkan. telinganya berdenging dan tangannya berkeringat.

gadis itu tidak tau harus apa. keramaian yang mengelilinginya seakan-akan berhenti menusuk alat bantu pendengarannya, tidak memberi izin rei untuk mendengar.

ia tidak percaya atas apa yang ia lihat saat ini.

"...rei!"

"rei!!"

"REI!"

teriakan hasan berhasil menyadarkan rei dari lamunannya. laki-laki itu bersama fahri dan gamal berusaha menahan christina sementara lia memutuskan untuk pergi keluar kamar mandi mencari bantuan agar ran bisa segera ditangani.

"cek denyut nadinya!" teriak hasan yang kemudian disusul oleh kedatangan penjaga sekolah dan guru-guru. mereka membantu hasan menahan christina dengan tangan berlumuran darah.

rei mengikuti perintah hasan dengan tangan dingin dan penuh akan keringat. dicarinya denyut pada pergelangan tangan ran lalu naik ke leher setelah tidak berhasil menemukan denyut nadi kakaknya.

rei panik dan ia tidak bisa berhenti menangis.

dibantu oleh mbak alexa, ran berhasil dibawa ke rumah sakit terdekat begitu ambulance datang tepat waktu.

selagi hasan pergi ke kantor polisi  rei ada di dalam sana bersama lia, fahri, dan gamal; menatapi kakaknya yang tidak sadarkan diri dan hendry yang perlahan merasa pusing dan mengantuk karena kehabisan banyak darah.

rei masih tidak percaya dan pikirannya tidak lurus alias rumit berantakan. ia tidak bisa berpikir jernih dan ia terus terdiam sampai kakaknya masuk ke dalam IGD. ia hanya berdiri mematung dengan pandangan kosong menatap pintu kaca yang sibuk.

yang rei pikirkan saat ini adalah apa maksud dan tujuan seorang christina?

mengapa ia setega itu menyakiti kakaknya bahkan hampir membunuhnya?

apa ia merupakan kaki tangan joana?

jelas gadis berambut pendek itu tidak akan pernah mengerti sampai ia menanyakannya sendiri kepada kakaknya.

ia memutuskan untuk melepas alat bantu dengarnya. membuat dunianya sepi dengan mata sayu nan kosong. membiarkan orang-orang berlalu lalang di ruang tunggu menunggu kabar baik dari dokter.

membiarkan kedua orang tuanya dan omnya berdebat dengan wajah muram karena khawatir akan anak sulung dan keponakannya.

membiarkan dunianya tidak bersuara dan hanya menunjukkan visual menyedihkan dan genting yang rei bisa pahami.

apa selama ini kakaknya menyembunyikan sesuatu darinya?

apa kakaknya kembali mendapatkan serangan teror?

apa rei tidak lagi peduli dan peka sama ran?

apa rei terlalu sibuk dengan dunia dan kehidupannya sampai-sampai ia tidak menanyakan kabar sang kakak?

memang bukan saat yang tepat untuk menyalahkan diri sendiri tapi opini tersebut cukup menganggu keadaan rei saat ini.

bahkan air matanya tidak bisa lagi keluar sederas ia melihat kakaknya terkapar bersimbah darah di toilet sekolah. yang hanya ingin ia lakukan saat ini adalah berteriak dan menghajar tina sepuas mungkin.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang