ichi: Citra Bangsa

188 10 0
                                    

“AYO ADEK-ADEK DIPERCEPAT BARISNYA!” Bentak kakak panitia kepada siswa-siswa baru berseragam SMP itu. Kisah klasik, kakak panitia marah-marah, siswa barunya menunduk takut, lalu ada drama siswa yang dipanggil karena kesalahannya.

Setelah itu siswa baru akan dikumpulkan ke kelas masing-masing. Dan lagi, ada pengecekan dari komdis.

“Yang bawaanya gak lengkap ayo maju sebelum ditunjuk.” Kakak komdis dengan rambut hitam undercut itu mulai mengelilingi kelas. Dia berhenti di samping meja seorang gadis berkuncir kuda dengan alis tebal.

“Kamu, siapa namamu?” Tanyanya dengan nada agak ketus, mengintimidasi gadis tadi.

“Ayu kak…”

“Pake makeup?” Telunjuknya menunjuk wajah Ayudia yang kemerahan. Sontak gadis itu menggelengkan kepalanya

“Kalo kena panas emang gini kak…”

“Oh. Bawaannya lengkap?”

“Lengkap kak.”

Kakak tadi langsung pergi mengecek bawaan yang lain. Gadis itu bernafas lega karena beneran deh, kakak barusan mukanya mengintimidasi banget. Dia tau kok tugas komdis pasti acting marah-marah begini, tapi ternyata waktu beneran ngalamin agak deg-degan juga. Dia saling lirik dengan Karina, teman sebangkunya selama MPLS ini. Gadis itu lebih keliatan takut sampe merem-merem.

“Katanya ekskul dance sini terkenal banget loh.” kata Karina di jam istirahat pertama hari keempat. Selama MPLS ini mereka cuma diwajibkan bawa makanan ringan, jadi kalo laper ya ke minimarket sekolah.

Tentu anak-anak yang masih berseragam SMP ini terperangah liat kantin sebagus seberagam ini. Seperti cafeteria sekolah luar negeri. Setiap hari menu makanannya beda, lengkap 4 sehat 5 sempurna. Terus iconnya adalah froyo dengan berbagai macam topping di minimarket tepat di sebelah cafeteria.

“Oh ya? Eh rin, itu kan kakak komdis?” Bisik Ran waktu lihat kakak komdis rambut undercut beli minuman bersoda di vending machine. Sampai saat ini mereka belum tau siapa namanya. Setiap pagi kakak itu bersama yang rambut panjang mengecek di kelas mereka. Mukanya sama-sama sengak, nyeremin.

"Dia tuh ganteng, tapi judes banget ih serem…" Karina bergidik. Anak ini bagaikan anak TK yang takut orang asing, Ran must protecc!!

"Hmmmm… Kalo ganteng tuh jelas ketos sama waketos ih rin!"

Tidak diragukan lagi memang kalau kak Jacob dan kak Kino ganteng tiada tara, ramah dan banyak senyum pula! Kayaknya semua siswi baru naksir sama mereka berdua.

Selagi asik menikmati jajanan di kantin, pengumuman terdengar dari speaker sekolah bahwasannya 10 menit lagi semua siswa baru sudah harus ada di aula.

Showcase 4 dari 8 ekskul dilaksanakan hari ini. Penampil terakhirnya adalah ekskul dance yang langsung disambut heboh oleh penonton. Hampir seluruh siswi disana terpukau sampai menjerit melihat betapa kerennya tim dance SMA Citra Bangsa. Netra Ran tidak lepas dari seluruh gerakan kompleks dan visual para membernya yang memanjakan mata. Teruatama dua kakak komdis kelas mereka yang ternyata anak dance.

“AAAAAHHH ANJIR ANJIR KEREN BANGETTTTTTT!! AYU TOLONG GUE MAU PINGSAN!” Ran tertawa melihat reaksi Karina yang sangat lebay.

“Hahahaha, pingsan gih rin. Kakak medisnya cakep-cakep tuh!”

“Aduh iya bener, makin pingsan gue bhayyy!”

“Kalo lu pingsan, yang ada gue gelindingin dari sini sampe uks ya rin!”

“Nyaut ae!” Mark, yang juga sekelompok dengan mereka menyahuti. Dua anak ini sudah berkawan sejak SMP.

"Hai semuanya, udah liat kan gimana kerennya kita barusan?" kata laki-laki berbadan tidak terlalu tinggi sambil ngos-ngosan. Senyumnya lebar, sangat kontras dengan si kakak komdis berambut undercut.

"Dance crew sekolah kita ini banyak banget prestasinya! Buat kalian yang suka dance, jago dance, yuk gabung sama kami! Formulirnya bisa diambil di meja sebelah sana setelah acara ini selesai. Saya Hanung selaku ketua ekskul dance, terima kasih banyak!"

"IKUT YUUUKKKK!!!" Arin menggoncang-goncang bahu Ran yang cuma tertawa. Mark agak heran kok bisa Ayudia yang sekalem itu pasrah aja sama Arin.

"Aku nggak ah, mau ikut ekskul berkebun aja."

"Lah emang ada???" kata Mark Arin barengan. Perasaan di flyernya gak ada ekskul itu.

"Gak ada hahahaha..."

😒😒😒😒

Sekolah dimana Ayudia Ran Hasegawa terdaftar ini disebut-sebut sebagai salah satu sekolah paling elite dan terbaik di Indonesia. Berbasis internasional, SMA Citra Bangsa tidak hanya mengajarkan siswanya Sains atau Matematika, tapi memfasilitasi mereka dengan ekskul yang dibina sangat baik. Kata orang-orang, kalau kamu mau jadi jurnalis yang berkualitas, mulailah dari ekskul jurnalistik & broadcasting Citra Bangsa.

Buat masuk di sini juga bisa pake beasiswa akademik dan non-akademik. Bener-bener free ditanggung yayasan sampe lulus, asalkan nilai dan attitude tetap baik. Murid-murid berprestasi di tiap SMP juga punya kesempatan untuk dapat jalur undangan ke sekolah ini.

"Tadaimaa~"

"Okaeri onee-chan!"

"Rei kok udah pulang? Tanya Ran pada adiknya yang sudah goleran di sofa nonton TV.

"Barusan aja kok."

Dia tidak membalas lagi dan berlalu ke kamarnya untuk mandi. Setelah itu Ran langsung duduk di kursi belajarnya dengan dua lembar kertas dan pulpen hitam di tangan kanan. Besok kan hari terakhir MPLS, jadi siswa baru harus mengumpulkan surat suka dan benci untuk panitia. Tanpa pikir panjang tentu Ran menulis surat suka untuk kak Jacob.

"Surat bencinya buat siapa ya…"



Well, ada satu nama yang terpikirkan sih.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang