san juu ni: "hari pahlawan"

7 1 0
                                    

wasa tau kalau rei suka menghabiskan waktunya di lapangan belakang. apalagi semenjak kakaknya masuk rumah sakit selama seminggu, gadis blasteran jepang kelahiran 2001 itu akan berada di sana untuk waktu yang cukup lama, sendirian, hanya untuk menghabiskan waktunya agar tidak sendirian di rumah.

gadis itu pasti sedang memikirkan semuanya dengan pikiran kalut. siapa pengirim surat-surat tersebut dan siapa yang mengirim ribuan pesan dengan dua nomor yang berbeda. bahkan info lain yang dia dapat sekaligus penyebab kakaknya masuk uks dan pulang cepat adalah kakaknya itu diteror dengan tikus lab yang tubuhnya sudah terkoyak.

orang ini pasti sudah gila dan tidak punya pemikiran jernih soal kakaknya sama sekali. akar masalahnya pun rei tidak mengerti. ya, ia sempat berspekulasi mungkin orang ini iri terhadap ran yang bisa jadi lebih berkecukupan dan jalan hidupnya jauh lebih baik daripada si peneror. tapi pasti ada hal lain yang menurut rei adalah penyebab segalanya.

karena hari ini rei tidak punya jadwal untuk menjenguk kakaknya, ia memutuskan untuk pulang larut malam sekitar pukul 7 dari sekolah. ia berdiri dari duduknya, membersihkan rok berwarna abu-abunya. besok selasa kakaknya akan pulang dan ia tidak sabar untuk melihat kakaknya.

di sana wasa, sibuk berlalu-lalang di dekat air mancur. kenapa gadis itu betah sendirian di lapangan belakang, pikirnya. wasa sudah menunggunya sedari selesai kerja kelompok di ruangan belajar. untung saja ia bisa kabur dengan mulus dari luna yang sempat menelponnya berulang kali.

"abbyan?" panggil rei.

malam itu, tidak hanya wasa yang menunggu. laki-laki yang masih menaruh perasaannya pada rei juga sedang menungguinya. seperti biasa, abbyan khawatir mengingat kakak dari perempuan pujaannya itu sedang dirawat di rumah sakit. apalagi rei menceritakan semuanya kepada abbyan dkk bahwa ia menemukan banyak teror yang dikirim untuk kakaknya.

abbyan yang saat itu hendak masuk ke lapangan belakang, memutuskan untuk memutar balik, dan berjalan menuju lobby karena rei hendak keluar dari lapangan belakang. betapa terkejutnya abbyan saat rei berjalan lebih cepat dari dugaannya.

"oh?" abbyan membalikkan tubuhnya dan menatap rei dengan senyuman lebar. "kok belum pulang?" tanya abbyan dengan kedua tangan ditaruh di saku celananya.

"biasalah." jawab rei sembari berjalan menghampiri abbyan. "kamu sendiri kok belum pulang? abis latihan ya?" tanya rei balik setelah melihat abbyan membawa tas khusus sepatu dan hanya melihat abbyan dengan sandal dan kaos kaki serta celana basket dan sweater citbang.

"iyadong kan abis ini mau lomba." jawab abbyan sambil berjalan bersama rei menuju pintu sekolah yang masih terbuka lebar.

wasa sangat kaget. tidak menyangka bahwa abbyan akan ada di sana juga, mengecek keberadaan rei. ia tidak bisa untuk terus mengendap-endap dari mereka berdua selama bersembunyi melingkark air mancur sampai akhirnya wasa berjalan dengan santainya melewati mereka berdua.

"WASA!" panggil rei.

laki-laki itu menarik nafas panjang, mengentikan langkah, lalu membalikkan tubuhnya menatap rei dan abbyan.

"halo." sapa wasa. "halo by." sapa wasa kepada abbyan.

abbyan hanya tersenyum karena menurut abbyan pertemuan ini terasa canggung mengingat wasa sekarang sangat dekat dengan rei. semua tau itu.

"abbyan mau bareng ke gerbang depan?" tawar rei.

abbyan tersenyum dengan manisnya sambil berkata, "enggak. udah sama supir kok. tuh disana."

rei menolehkan kepalanya mengikuti arah jari telunjuk abbyan.

"kalo gitu aku pulang dulu, ya. sa, pulang duluan!" ujar abbyan sambil berjalan meninggalkan mereka berdua.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang