shi juu: semester genap

7 1 0
                                    

"JADI KALIAN SELAMA INI PDKT DIEM-DIEM NIH?" pekik rei saat zoom bareng sama fahri dkk.

yang ditanya tentu hanya tersenyum malu. ialah mahesa dan lia yang ternyata selama ini pdkt diem-diem dan resmi pacaran waktu tahun baru kemarin.

"hehehe..iya.." jawab lia malu-malu.

"tapi keren loh kamu li, nggak keliatan." timpal tiara.

"hayo jujur siapa disini yang diem-dieman juga?" tanya clara.

"aku sama dito nggak loh ya, clar." papar susan.

"tiara aman." jawab tiara.

"rei juga aman."

"fahri nih kayaknya demen sama kenzi. ngaku lu ri." sulut mahesa karena harga dirinya sudah dijatuhkan fahri.

"H-HAH ENG-ENGGAK KOK APAAN DAH!" elak fahri dengan cepat tapi semua penonton tau kalau wajahnya memerah.

kenzi hanya terdiam tertawa malu-malu dan sepertinya enggan untuk berkomentar sehingga saat
zoom berakhir pun, tidak ada yang mengaku atas siapa yang pdkt diem-diem selama ini selain mahesa dan lia.

tapi sepertinya rei juga diem-dieman sekarang ini karena yang orang tau wasa dan rei hanya dekat yang biasa-biasa saja padahal kenyataannya mereka sering chat dan diam-diam saling mengirimkan foto kegiatan sehari-hari.

yang rei bingungkan adalah abbyan malah membahas wasa saat bersamanya.

sebenernya rei suka nggak enak kalau abbyan bahasin wasa tapi kayaknya emang abbyan lagi pengen mbahas wasa aja.

karena besok rei sudah harus kembali ke tempat asalnya dimana rumahnya berada, rei malam
itu mendedikasikan seluruh waktunya hanya untuk kakeknya, unclenya, ayuna, dan jaka. mereka berkumpul di pendopo sambil bakar-bakar jagung dan daging. tidak lupa chichi dan haha serta kedua orang tua ayuna dan jaka, dan kak wendy yang turut bergabung.

yang dibicarakan tentu tentang hal-hal masa lalu, bagaimana kehidupan rei dan ran serta ayuna dan jaka, kapan uncle jae dan kak wendy akan menikah, sampai hal bisnis yang tidak dipahami oleh ran dkk.

di sisi lain, wasa, yang masih belum waktunya pulang, serius dengan tekadnya bahwa di tahun baru ini ia akan menjadi wasa yang baru, wasa yang akan membuat orang-orang terkejut. ia banyak berkonsultasi dengan hasan dkk sekaligus abbyan yang akhir-akhir menjadi teman dekatnya.

mereka sharing tentang bagaimana rei as a person. mengingat mereka berdua sempat panas but one of them letting her go for someone he is sure about that he is better.

"kayaknya saya merasa terhormat karena kamu, yan,"

kalimat tersebut jelas sebuah kehormatan juga bagi abbyan karena ia tak menyangka akan begitu damai dengan wasa.

meskipun begitu, luna tidak akan menyerah begitu saja walaupun selama wasa lomba, ia jarang sekali mendapat balasan pesan dari wasa. little did she know that wasa is always on his phone when he has a spare time. wasa nggak pernah absen chat-chatan dengan rei dan kalau luna tau fakta ini, jelas gadis itu mungkin akan menangis.

"kalau belum siap masuk sekolah, di rumah dulu aja ran." saran kak wendy malam itu kepada ran yang memang tidak sepenuhnya akan mengikuti kbm.

"tapi kalau aku di rumah terus, i feel jauh lebih lonely karena nggak ada siapa-siapa juga kan di rumah kak." jawab ran.

wendy menganggukkan kepalanya mengerti. "how about you rei? is everything okay?" tanya wendy.

rei meletakkan gelas berisikan cola tersebut lalu tersenyum lebar kepada wendy. "of course dong.
i'm all fine aside being deaf right now but still, i'm glad that i still alive."

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang