ni juu ni: a date?

17 2 0
                                    

selagi abbyan dan rei semakin dekat, begitu juga wasa dan luna. mereka semakin dekat dari hari ke hari bahkan salah satu dari mereka berharap untuk selalu bersama.

selama agustusan, rei aman dari berbagai macam kekerasan. dia selalu pergi ke kamar mandi ditemani oleh teman-teman perempuannya. dia juga sudah tidak lagi pulang larut malam dan ditemani juga oleh beberapa dari teman-temannya yan memutuskan untuk bermain di sekolah terlebih dahulu.

sebenarnya rei agak sedih dia tidak bisa berpartisipasi untuk lomba agustusan di sekolahnya tapi setidaknya, teman-temannya yang ikut lomba, menghibur rei selama rei menjadi penonton.

belum lagi penampilan BLUE BAND yang entah mengapa bisa dapat akses tampil di penutupan lomba 17 agustusan sekaligus pengumuman siapa-siapa saja yang menang. BLUE BAND berhasil membuat para murid terkesima oleh profesionalisme dan sifat spontan mereka. mereka diharapkan tampil kembali di acara-acara selanjutnya.

meskipun begitu, rei masih belum bisa menyiarkan cerita-cerita menyenangkan lainnya. kak kino juga tidak memaksa. malahan beliau akan selalu menunggu sampai rei kembali siap menjadi penyiar.

"i don't know why few of them hating rei so much meanwhile many people hope to hear rei's voices again. including us." kata mark di tengah-tengah rapat mingguan yang tidak dihadiri rei.

sejauh ini pun misi video rei berjalan sangat lancar apalagi tim sudah dibagi dimana rei akan berada di kelompok yang sama bersama kak hendry. rei senangnya bukan main dan ia sangat bersyukur bisa satu tim bersama beliau.

seminggu setelah minggu agustusan, rei menjalani harinya dengan sangat normal—lebih normal daripada biasanya. ia bisa pergi ke kantin dengan aman, pergi ke toilet dengan aman, intinya kemana saja tanpa perlu khawatir.

it's because rei has abbyan by her side.

mereka selalu bersama-sama, tidak pernah berpisah, dan selalu punya waktu untuk berduaan di lapangan belakang sekolah.

tentunya mereka bersenang-senang di belakang sana sembari menikmati makanan ringan atau mungkin mendengarkan lagu selagi abbyan mengerjakan beberapa latihan soal olimpiade.

"udah mulai latihan?" tanya rei sore hari itu di hari jumat.

abbyan menggelengkan kepalanya. "belum. kemarin kayak masih pertemuan tim atau anggota sih. pengenalan mentor dan pembagian tim sesuai mata pelajaran."

"kamu dapet apa?"

abbyan menunjukkan halaman pertama buku latihan OSN-nya kepada rei. "fisika."

"sama?"

diletakkan buku latihan tersebut lalu menyandarkan tangannya ke belakang sebagai tumpuan untuk tubuhnya.

"kak nadia." jawab abbyan.

"i know her! dia pinter banget tau. kamu harus bersyukur satu tim sama dia." ujar rei.

"oh ya? kok bisa tau?"

"temennya ane. sering main ke rumah juga bahkan nginep." jelas rei sembari memandangi langit sore yang hari itu masih cerah dan berwarna oranye.

"kamu sama kakakmu gimana? udah baikkan?" tanya abbyan.

rei terdiam lalu terkekeh dan menghembuskan nafasnya panjang. "nggak tau. i can't explain it but i think we are okay." jawab rei sambil tersenyum.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang