ni juu go: anxiety

9 2 0
                                    

Nggak habis pikir, kenapa orang-orang ini sampe seniat itu nguntit orang yang lagi kencan?

Ran emosi liat postingan baru di base citbang dan langsung dm adminnya buat takedown postingan tersebut. Dia juga ngajak temen-temennya serta temen-temen Rei buat mass report komentar jahat.

Juga soal terror yang belakangan ini makin menjadi-jadi. Ran yang awalnya bingung sampe mulai ketakutan. Untungnya dia masih bisa menampakkan wajah yang baik-baik aja di depan semua orang. Pikirnya sekalian saja dia rehat dari medsos dan ponsel, fokus belajar untuk UTS minggu depan.

"Ayu, kamu gapapa kan?" tanya Angkasa dari kamarnya. Ran menyarankan mereka untuk berhubungan lewat line/skype saja sementara ini.

"Hm? Of course, why wouldn't I be?"

"I feel like you're hiding something."

Ran terkekeh, "I'm fine, kak. Beneran. Aku cuma mau disconnect dari hp aja sebentar."

"Fine, anggep aku percaya. Tapi kita baik-baik aja kan?" Angkasa memberi penekanan pada kata 'kita'. Pemuda itu jadi berpikir kemana-kemana sekarang.

"Kak... Ini gak ada hubungannya sama kita. I love you so much and it hasn't change, don't worry."

🦋🦋🦋

Pekan UTS berjalan cukup damai kecuali untuk Ran dan Abbyan. Sudah beberapa hari ini Abbyan menahan diri untuk tidak menghajar siswa lain yang bicara buruk soal Rei. Tapi siang ini pembicaraannya kelewatan. Abbyan tidak sengaja dengar beberapa anak kelas 3 membicarakan hal seksual soal Rei di toilet.

"Ngomong apa lo barusan?"

Kakak kelas itu sedikit terkejut namun langsung menyeringai. "Ah, lo cowoknya ya? Gimana? Enak gak servicenya?"

Abbyan mendorong cowok bername tag Dio itu agak kencang.

"Lo kalo gak ngerti apa-apa tuh gak usah bacot. Rei anak baik-baik!"

Tidak terima dengan perlakuan Abbyan, Dio balik mendorong laki-laki itu lebih kencang. "Halah! Paling dia sama aja kaya kakaknya, murahan!"

BUGH

Satu tonjokan mendarat di pipi kiri Dio. Things escalated quickly karena keduanya sekarang adu jotos di lantai toilet. Hanya berlangsung sebentar karena tiga teman Dio berhasil memisahkan keduanya, namun cukup untuk membuat keduanya babak belur di wajah.

"Lo mending stop ngomong yang nggak-nggak soal mereka berdua karna lo gak kenal mereka! Jangan jadi banci, anjing!"

Setelah itu Abbyan melenggang keluar toilet dan langsung menuju UKS sembari mengecek ponselnya. Ada pesan masuk dari Nadia.

Nadia
|by, dimana?

Abbyan
|uks

Mbak Alexa si perawat sekolah tentu kaget dengan kedatangan Abbyan. Perempuan berusia 20-an itu bergegas merawat luka di pelipis dan ujung bibir Abbyan.

"Mbak gak pernah expect kamu masuk UKS babak belur gini."

Abbyan diam saja menahan perih.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang