ni juu hachi: bukan berarti semuanya berakhir

7 2 0
                                    

selama uts, rei merasa ada yang aneh dari abbyan. laki-laki itu selalu datang semenit sebelum bel berbunyi. ditambah lagi ia selalu memakai masker dan jaket.

"kamu kenapa pakai masker abbyan?" tanya pak cahyo (chanyeol) selagi beliau membagikkan kertas soal.

"oh iya pak saya flu. khawatir nyebarin ke anak-anak satu kelas." jawab abbyan.

jelas laki-laki itu berbohong. ia berbohong karena ia mengorbankan dirinya untuk seseorang yang ia sayangi.

semenjak berita kencanya dan rei tersebar di forum sekolah, banyak murid semakin berbicara yang tidak-tidak tentang rei. abbyan jelas geram karena apa yang mereka katakan soal rei benar-benar sebuah kebohongan.

pembelaan itu jelas membuatnya terlibat dalam sebuah pertarungan hebat sampai-sampai mahesa, fahri, dan kembarannya farhan ikut turun tangan.

bukan hanya mereka bertiga saja. laki-laki yang lain hasan dkk dan dito dkk juga ikut turun tangan untuk melerai abbyan dan membela rei.

tidak hanya sekali dua kali laki-laki bernama abbyan itu wajah dan tubuhnya luka serta babak belur melainkan berkali-kali selama sebelum sampai uts sedang berlangsung.

hari sebelum uts, ada pertemuan anggota olimpiade yang sayangnya abbyan datang telat saat semua peserta sudah selesai rapat. nadia yang masih ada di ruangan terkejut melihat abbyan datang dengan keadaan babak belur.

"ABBYAN?!" pekik nadia.

"udah selese ya kak rapatnya?" tanya abbyan polos.

perempuan itu langsung menyuruh abbyan duduk dan dengan segera mengobati luka milik abbyan yang lumayan banyak.

"kamu habis ngapain kok babak belur gini?" tanya nadia khawatir selagi membersihkan luka milik abbyan.

awalnya laki-laki itu hanya terdiam. ia enggan untuk menjawab tapi bibirnya bergerak begitu saja, menceritakan semuanya.

"manusia mana sih kak yang cuma bisa diem aja saat orang yang disayang dihina tanpa bukti yang jelas?" katanya.

nadia terdiam. abbyan itu memang sering bercerita tentang rei. semuanya ia ceritakan kepada nadia mulai dari meminta sebuah saran sampai bagaimana cara melindungi rei tanpa perlu membuat rei khawatir.

"apa yang gue lakuin selama ini salah ya kak? enggak kan?" tanya abbyan sembari menatap nadia.

manik mata mereka saling bertemu dan rasanya nadia bisa merasakan bulu kuduknya berdiri mendengar pertanyaan abbyan.

nadia lantas mengolesi luka pada wajah dan lengan abbyan dengan salep luka yang selalu ia bawa kemana saja. perempuan itu tidak tau harus menjawab apa.

"ternyata ini yang dirasain rei selama ini. let herself jadi samsak orang-orang untuk membela orang yang dia sayang dari omongan palsu yang dibuat sama mereka."

nadia melengos. dimasukkannya salep pada saku roknya lalu mengembalikan pembersih luka dan juga kapas pada kotak P3K yang disediakkan di seluruh ruangan yang ada di sekolah tersebut.

"gue nggak ada niatan buat ngehalangin lo buat belain rei dan ran. gimana pun juga ran sahabat gue. but, you should control your emotion and your body. don't you realize that your body and mind also tired with everything you've been facing?"

abbyan terdiam cukup lama. apa yang dikatakan nadia tidak ada yang salah. ia benar-benar mengerti apa maksudnya tapi ia tidak akan berhenti sampai orang-orang tersebut berhenti.

ia kemudian berdiri dari duduknya, menggendong tasnya, lalu merapikan kerah bajunya. ia menghembuskan nafas panjang dan kemudian menatap nadia.

"makasih kak. duluan."

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang