san juu: beberapa bukti

6 2 0
                                    

"hari ini jadi kerkel di rumah rei kan?" tanya fahri saat mereka tengah mengemasi barang-barang mereka.

"IYA DONG!" pekik tiara.

"as always pake promo ojolku aja xixixi mayan." tawar clara.

hari rabu, 21 oktober 2020, kelas 10-IPA-3 mendapatkan tugas untuk membuat karya aliran listrik untuk pelajaran fisika yang akan dikumpulkan di hari berikutnya saat pelajaran fisika.

sebenarnya mereka sudah nyicil sih beberapa karena waktu itu dikerjakan di sekolah. sekalian melengkapi karya aliran listriknya, kenapa tidak main-main juga di rumahnya rei.

karya aliran listrik yang mereka buat lumayan rumit. mereka membuat rekayasa generator yang dapat menghidupkan listrik pada sebuah pabrik. rancangan pabriknya sudah selesai, tinggal generatornya saja yang akan memakai baterai, kabel-kabel, dan lain-lain.

"mahesa," panggil kenzi saat di dalam mobil. "lu bawa solder kan?"

yang sedang duduk di samping supir menganggukkan kepalanya. "bawa kok tenang aja." jawabnya sambil menepuk-nepuk tas sekolahnya yang berwarna hitam bermerek junsport.

kenzi menganggukkan kepalanya. saat hendak bersandar, ia lantas menolehkan kepalanya menatap orang-orang dengan mata yang terbelalak lebar.

"KARYANYA MANA?!" pekik kenzi.

"kenzi........kan dibawa clara sama susan di mobil sebelah. sama fahri juga." ujar lia.

kenzi langsung mengelus dadanya yang kemudian rei menyuruhnya untuk tenang dan bersandar. perempuan itu tertawa sambil menepuk-nepuk pundak kenzi dan saat hendak meletakkan kedua tangannya di atas paha, tangannya tidak sengaja bersentuhan dengan abbyan.

mereka benar-benar tidak terlihat canggung selama ini hanya saja ketika mereka saling bertatap-tatapan untuk waktu yang lama atau seperti sekarang, tidak sengaja bersentuhan, mereka merasa canggung.

abbyan memang sudah tidak pernah lagi menghabiskan waktunya di lapangan belakang. namun, setiap sebelum pulang, laki-laki itu masih sering mendapati rei sedang bersantai di sana. tentunya abbyan hanya sekedar memastikan dan tidak ada maksud lain selain itu walaupun sebenarnya ia ingin menghabiskan waktunya bersama rei seperti dahulu. i

walaupun begitu, laki-laki itu pernah datang lebih dahulu sebelum rei saat hendak memeriksa lapangan belakang seperti biasanya. ketika abbyan hendak membalikkan tubuhnya, rei ada disana, di belakangnya, dan tersenyum kepadanya. sepertinya itu kali pertama bagi mereka untuk menghabiskan waktu bersama lagi di lapangan belakang setelah pertemuan yang tidak disengaja.







tidak lama kemudian, rei dkk sampai di rumah bernuansa oriental dan minimalis dominasi kayu dan juga tumbuhan hijau yang membuat rumah milik gadis berdarah Jepang-Indonesia itu terlihat asri dan nyaman.

rumah tersebut ditata sesuai feng shui yang mereka yakini akan menyimbangkan seluruh elemen yang ada di rumah dan juga diri si penghuni. clara mahesa sangat terkesima dengan rumah tersebut ditambah halaman belakang yang luas yang dilengkapi oleh pura untuk ibadah.

sementara rei di dalam kamar mandi, teman-temannya itu sibuk mengamati ruang tiap ruang dimana lantai satu berisikan ruang tamu, ruang keluarga, dapur, ruang makan, halaman belakang, kamar orang tua, kamar tamu, dan kamar mandi tamu. sedangkan di lantai atas ada kamar rei dan ran, teras atas, tempat mencuci dan menjemur pakaian, ruang kerja ayahnya rei dan ran, dan ruang tengah juga.

setiap sudut rumah ini sangat indah. tidak salah banyak teman dari ran sering main ke sini dan berfoto dimana saja yang ada di rumah ini.

"kalian mau apa?" tanya rei begitu ia bergabung dengan teman-temannya yang sedang duduk di ruang tengah.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang