juu go: pusing

14 4 0
                                    

Akhir-akhir ini Ran menyadari kalau adiknya agak aneh. Dia jarang liat Rei sliweran di sekolah, lebih sering pulang malem dengan alasan yang gak diungkapkan dan gak ikut makan malam.

"Kamu berantem sama adikmu, Ran?" tanya chichi ketika lagi-lagi Rei gak join makan malem

"Enggak, chichi. Mungkin Rei udah makan sama temen-temennya?"

Iya, itu yang selalu dipikirkan Ran. Mereka benar-benar tidak ada masalah apapun, Rei hanya lebih terlihat pendiam. Sudah pusing memikirkan adiknya, pusing soal rapat duta, ditambah hubungannya dengan Angkasa juga sedang kurang baik. Dua hari yang lalu si murid IPS itu memergokinya mengembalikan jaket Nando di depan kelas. Tentu Angkasa bertanya setelah itu dan tentu saja Ran menjelaskan secara jujur, tapi nampaknya Angkasa jadi kesal.

Flashback to last Saturday

Mereka sudah sampai dan check-in. Sekarang tinggal mencari cowok-cowok yang sudah datang duluan. Seperti yang sudah dijelaskan, sebenarnya ini adalah kencan beramai-ramai. Ran yang rencananya duduk bersandingan dengan Fina rupanya harus menjadi obat nyamuk.

"Loh Brian??? Sama Pinot????" kedua temannya hanya nyengir. Ran menghela nafas panjang seraya tertawa. Gerakan bawah tanah, indeed.

Well, mereka duduknya tetap bergerombol bersama sih, cuma ya pasti semua ingin dekat dengan 'date'nya. Even Kimberly dengan kak Kevin yang memang sudah pacaran tidak lama setelah ia dan Angkasa terlihat asik berdua. Yang lain ngontrak.

Unexpectedly, seseorang duduk di sebelahnya. Nando, si anak basket dari IPA 1, nyengir lebar kepadanya.

"Hai!"

Ran tentu mengenalnya, ia juga cukup sering meliput ekskul basket. "Hai! Sendirian?"

"Iya, dipaksa ikut sama anak-anak."

Ran mengangguk, "Aku gatau kamu juga suka enam hari."

"Well, sebenernya aku mau nonton five-thirty sih, tapi enam hari bagus juga hehehe... Lo juga suka band-band indie gitu gak?"

"No actually, aku gak tau performers disini kecuali enam hari hahaha."

Conversations went well karena Nando memang talkative dan supel, beberapa kali Ran dibuat tertawa karena jokesnya. Teman-teman Ran tentu curiga.

Di akhir acara, mereka semua berfoto sebelum pulang. Sialnya lagi, mobil Diana mogok mendadak. Karena sudah larut malam, yang laki-laki akhirnya mengantar teman-teman perempuan mereka. Nando yang membawa motor menawarkan untuk mengantar Ran.

"Tapi aku gak bawa helm, ndo..." Sebenarnya Ran tidak masalah sih kalau harus menemani Diana, toh bisa menginap di rumahnya. Namun kawannya itu yang menyuruhnya segera pulang, ada Yura yang menemani.

"Oh iya ya... Hmmm aha! Ini lo pake jaket gue aja, kepalanya ditutupin. Gue tau jalan tikus kok."

Walaupun ragu, dengan desakan yang lain akhirnya Ran menerima tawaran Nando. Mereka sampai di kediaman Hasegawa dengan selamat.

"Fyuuhh sampe deh!"

"Makasih banyak ya, ndo. Maaf ngerepotin..."

"Santai aja kali, yu. Sama temen ini. Kalo gitu gue balik dulu ya!"

Baru saja si pengendara CB 150 R itu hendak pergi, Ran menahannya.

"Eh tunggu! Ini jaketnya... aku cuci dulu deh ya, bau sampah..." Keduanya tertawa mengingat salah satu kampung yang mereka lewati tadi ada warganya yang sedang bakar-bakar sampah.

kisah-kasih di sekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang